Kamis, 13 November 2014

Mushoku Tensei 10


[Web Novel 10] Hambatan

Usiaku sekarang 7 tahun.

Kedua adikku, Norn dan Aisha, tumbuh dengan tanpa masalah.

Mereka menangis ketika mereka ngompol, BAB, lapar, atau ketika mereka merasa ada sesuatu yang salah. Mereka bahkan menangis sekalipun tak ada yang salah.

Menangis di malam hari itu wajar. Menangis di pagi hari itu wajar. Mereka menangis lebih keras di siang hari.

Mental Paul dan Zenith runtuh dengan cepat.

Tapi hanya Lilia yang masih penuh dengan energi dan berkata:

[Ini yang benar, ini baru namanya merawat anak-anak! Merawat Tuan Muda Rudeus benar-benar terlalu mudah! Kamu tak bisa menyebut itu merawat anak-anak!]

Dia merawat kedua bayi itu dengan pengalaman yang ia miliki.

Oh iya, soal tangisan yang terjadi di malam hari, aku sudah terbiasa berkat adik laki-laki ku di kehidupanku yang lalu, jadi aku tak terlalu memikirkannya.

Aku gak bermaksud pamer, tapi aku sudah punya pengalaman soal merawat bayi, berkat adik laki-laki ku juga. Melihatku mengganti popok, mencuci pakaian, dan membersihkan kotoran adik-adikku, Paul hanya bisa menunjukkan ekspresi seperti orang yang tidak berguna.

Pria ini mirip seperti pria Jepang sebelum zaman perang berakhir, yang tak tahu apapun soal pekerjaan rumah tangga.

Meskipun dia sangat ahli dalam berpedang, dan mendapat kepercayaan tinggi dari para penduduk desa, tapi dia itu masih belum benar-benar siap untuk menjadi seorang ayah.

Ini sudah bayi ke dua…… sheesh.

***

Dalam bagian ini, aku akan menggunakannya untuk memperbaiki reputasi Paul dan bicara tentang sisi-sisi bagus yang dia miliki.

Tentang orang ini, yang punya segala jenis kelemahan, dan merupakan seorang bajingan tak peduli bagaimanapun caramu melihatnya. Tapi aku tetap mengakui Paul.

Kenapa? Karena dia itu kuat.

Pertama, tingkatan ilmu pedang yang dimiliki Paul.

Teknik Sword-God : Advanced
Teknik Water-God : Advanced
Teknik North-God : Advanced

Semua tekniknya punya tingkatan Advanced.

Omong-omong soal Advanced, ada rumor yang menyebutkan kalau orang yang memiliki bakat harus menghabiskan waktu sekitar 10 tahun untuk bisa mencapai tingkat advanced.

Kalau kamu membandingkan tingkat Advanced dengan kendo, kisarannya seperti dan 4 sampai 5. Tingkat intermediate itu sekitar dan 1 sampai 3, dan sebagai prajurit biasa, mencapai tingkat intermediate itu sudah cukup untuk mendapatkan kualifikasi. Tingkat saint kira-kira sama seperti dan 6 ke atas, tapi tak usah membahas itu untuk sekarang.

Dari contoh di atas, bisa dianggap Paul memiliki tingkat dan 4 untuk kendo, judo, dan karate.

Dan semua itu dia latih setengah-setengah sebelum akhirnya diabaikan.

Meskipun dia bukanlah manusia yang layak, tapi kekuatannya bisa dijamin mumpuni. Dan juga, meskipun dia baru berumur 25 tahun, pengalamannya dalam bertarung sudah sangat melimpah.

Saran-saran yang ia berikan sangatlah cerdik dan praktikal.

Karena dia terlalu mengandalkan naluri, aku tak bisa memahami setengah dari saran yang ia berikan, tapi aku tahu kalau semua saran yang ia berikan itu benar.

Dua tahun yang aku habiskan untuk belajar dari Paul, belum bisa membuatku mengalami kenaikan tingkat di atas elementary. Setelah beberapa tahun lagi, aku tak tahu apakah kekuatan fisik ku akan meningkat atau tidak, tapi untuk sekarang, tak peduli bagaimanapun caranya aku melakukan latihan mental, aku tetap tak bisa menemukan cara untuk mengalahkan Paul. Bahkan sekalipun aku menggunakan sihir atau bermain-main dengan strategi, aku masih merasa kalau aku sama sekali tidak bisa meraih kemenangan.

Aku sudah pernah melihat Paul bertarung melawan magical creature.

Lebih tepatnya, dia lah yang sengaja menunjukkan pertarungannya kepadaku. Setelah datang laporan bahwa ada magical creature muncul, dia berkata [Mengamati itu sama dengan belajar] dan menarikku keluar rumah, dan menyuruhku untuk melihat pertarungannya dari jarak jauh.

Sejujurnya ya.

Dia keren banget.

Musuh yang ia hadapi adalah 4 ekor magical creature.

3 ekor ‘Assault Dog’, yang penampilannya mirip seperti anjing Doberman yang terlatih, dan 1 ekor ‘Terminate Boar’, makhluk yang mirip babi liar dan punya 4 tangan.

Sepertinya si babi liar lah yang menuntun anjing-anjing itu sampai mereka muncul di dalam hutan.

Paul dengan mudah mengatasi mereka, dan memenggal kepala mereka dalam sekejap mata.

Biarkan aku mengucapkan ini lagi, itu keren bangetz.

Bagaimana ya caranya aku menjelaskannya? Saat bertarung rasanya seperti gerakan Paul penuh dengan keanggunan. Apa yang membuatku antusias adalah, gerakannya memiliki ritme yang tak bisa ditebak, dan terlihat sangat rapi.

Kurang cocok rasanya kalau aku mendeskripsikan itu dengan kata-kata. Kalau kamu benar-benar perlu untuk menggunakan kata-kata agar bisa mendeskripsikannya, itu adalah daya tarik.

Gaya bertarung Paul penuh dengan daya tarik. Daya tarik itu mampu menarik kepercayaan masyarakat, membuat Zenith jatuh cinta kepadanya, Lilia menyerahkan tubuhnya kepadanya, dan aku bisa mengerti mengapa Nyonya Ada sangat tergila-gila kepadanya.

Pria nomer satu di desa yang ingin kamu tiduri.

Halah, terserah.

Aku bersyukur atas kehadirannya. Aku bersyukur ada eksistensi sekuat ini di samping ku.

Kalau saja tak ada Paul di sini, aku mungkin saja dengan mudah berubah menjadi bocah yang sombong di dunia ini.

Seperti, menantang magical creature dengan nekat hanya karena aku tahu beberapa sihir, tapi seranganku tak bisa mengenai si ‘Assault Dog’, dan pada akhirnya digigit sampai mati.

Bukan, mungkin yang aku tantang bukanlah magical creature, tapi sesama manusia.

Dengan arogan menantang lawan yang tak terkalahkan.

Skenario yang terlalu gampang dan sering terjadi.

Sok menghukum orang jahat, tapi pada akhirnya malah dihabisi sendiri.

Kekuatan para pendekar di dunia ini benar-benar di luar akar sehat.

Kalau mereka serius, mereka bisa lari dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Penglihatan dan reaksi mereka itu tidak normal.

Berkat adanya Healing Magic, orang tak akan bisa mati dengan mudah karena terluka, tapi apa gunanya itu kalau musuh bisa membunuh dalam sekali serang.

Eksistensi magical creature telah membuat ras manusia beradaptasi dan menjadi kuat.

Ditambah lagi, Paul yang sekuat itu saja masih di tingkat advanced. Dengan melihatnya, aku bisa menebak kalau ada banyak orang di luar sana yang lebih kuat dari Paul. Di dunia ini, ada terlalu banyak orang terkenal dan magical creature yang tak bisa ditandingi oleh Paul.

Selalu ada orang yang lebih baik darimu.

Eksistensi Paul mengajariku kesimpulan yang alami ini.

Sekalipun, tak peduli seberapa banyak sisi bagus yang dia miliki, dia tetap merupakan seorang ayah yang tak berguna di rumah.

Bahkan meskipun kamu adalah atlet olimpiade yang mendapat medali emas, kamu tetap akan dianggap sebagai pelaku kriminal kalau kamu melakukan kejahatan.

***

Di suatu hari, seperti biasa, aku latihan pedang bersama dengan Paul.

Hari ini aku juga tak bisa menang melawan Paul. Aku mungkin juga tak bisa menang besoknya.

Belakangan ini, aku tak merasa diriku mendapat perkembangan. Tapi kalau aku tidak melanjutkan latihanku, aku tak akan bisa berkembang.

Meskipun tak ada logika yang mendukung, proses dari latihan yang aku jalani akan menjadi keahlianku nantinya.

Mungkin.

Pasti begitu kan? Aku gak salah kan?

Saat aku memikirkan ini dan itu, Paul mendadak ingat sesuatu dan berkata:

[Oh iya Rudi. Soal sekolah, kamu……]

Ketika dia sampai di tengah-tengahnya, dia berhenti.

[……Lupakan. Yuk kita lanjut.]

Paul kembali mengangkat pedang kayunya layaknya tak ada yang terjadi sebelumnya.

Aku tak melewatkan itu.

[Apa, sekolah……?]

[Sekolah yang aku maksud adalah sistem edukasi yang dimiliki Ranoa, ibukota Fedoa. Tugasnya adalah untuk mengajari bahasa, sejarah, etik, dan matematika kepada para murid.]

[Aku pikir aku pernah mendengar tentang ini sebelumnya.]

[Biasanya anak seumuranmu akan sekolah…… Tapi kamu tak membutuhkan itu kan? Belajar bahasa dan matematika?]

[Hm, itu benar.]

Aku akan bersikap layaknya Roxy lah yang mengajariku matematika.

Setelah kedua adikku lahir, keuangan kami menjadi sedikit kritis, dan aku membantu mereka dalam mengatur buku keuangan. Pada akhirnya, mereka terkejut. Aku takut mereka akan menyebutku jenius atau apalah, jadi aku segera menyebutkan nama Roxy.

Pada akhirnya, evaluasi Roxy kembali meningkat, tapi itu tak masalah buatku.

[Tapi aku tertarik dengan sekolah. Bukannya ada banyak anak-anak yang seumuran denganku yang berkumpul bersama-sama? Aku mungkin akan bisa mendapat banyak teman.]

Tapi Paul membenci ide itu.

[Tempat itu tak sebagus yang kamu pikir. Tak ada fleksibilitas dalam pelajaran etik, ada banyak aturan yang tak berguna, dan tak ada gunanya dari mempelajari sejarah. Kamu pasti akan di bully, dan ketika bocah-bocah bangsawan berkumpul, mereka akan membuat keributan kalau mereka tidak menjadi yang terbaik. Kalau mereka melihatmu, mereka akan membentuk kelompok untuk membully mu. Sesuatu seperti, kenapa kamu lebih baik dariku, padahal ayahku adalah seorang duke.]

Em, rasanya seperti Paul mengalami itu secara langsung.

Aku dengar Paul pergi meninggalkan rumahnya gara-gara ayahnya yang terlalu ketat dan juga para bangsawan yang menjijikkan.

Pelajaran etik dan sejarah ada untuk memberikan kesombongan pada bangsawan Asura, dan hal-hal itu mungkin adalah sesuatu yang membuat orang-orang merasa tertekan.

Aku tentu juga akan merasa seperti itu, karena Paul dan aku itu mirip.

[Begitukah? Aku pikir disana mungkin ada gadis-gadis bangsawan yang manis.]

[Aku sarankan kamu lupakan itu. Gadis-gadis bangsawan mungkin akan menggunakan make up, menata rambut, dan memakai parfum, tapi saat mereka di atas kasur, karena mereka tak melakukan aktifitas apapun yang membutuhkan fisik, bentuk tubuh mereka itu benar-benar buruk. Yah, ada beberapa yang suka berpedang dan punya bentuk tubuh yang bagus, tapi kebanyakan menggunakan korset untuk menutup-nutupi kecacatan mereka, jadi kalau kamu tak menelanjangi mereka, kamu tak akan tahu. Ayah sudah sangat sering tertipu……]

Paul melihat ke arah langit di saat ia mengatakan itu, dan entah kenapa itu terdengar meyakinkan.

Meskipun dia bicara seperti seorang bajingan, tapi karena pengalaman-pengalaman seperti itulah, ia berhasil mendapatkan istri yang baik seperti Zenith, jadi kata-kata yang ia ucapkan memiliki makna yang lebih dalam.

[Kalau begitu…… aku tak akan pergi ke sekolah.]

Ada banyak hal yang ingin aku ajarkan kepada Sylphy.

Dan juga, kalau aku tahu kalau aku akan di bully, dan masih tetap pergi ke sana dengan sengaja, pasti ada sesuatu yang salah dengan pikiranku.

Bukannya aku menjadi seorang NEET selama 20 tahun gara-gara aku di bully?

[Benar juga. Daripada pergi ke sekolah, kamu mending jadi adventurer(petualang) dan pergi menjelajahi dungeon.]

[Adventurer……?]

[Benar. Dungeon adalah tempat yang sangat bagus. Karena gadis-gadis yang disana tidak memakai make up, kamu bisa melihat dengan jelas apakah mereka cantik atau tidak. Entah itu pendekar pedang atau penyihir, mereka memiliki bentuk tubuh yang bagus.]

Ehem, mari kita sampingkan komentar bajingan itu terlebih dahulu.

Menurut buku yang aku baca, dungeon adalah salah satu bentuk dari magical creature.

Itu hanyalah goa sederhana yang berubah karena akumulasi mana yang berlebihan, dan pada akhirnya berubah menjadi sebuah dungeon.

Ada yang bilang kalau di bagian terdalam dungeon, akan ada Kristal mana  yang merupakan sumber kekuatan dari dungeon, dan juga ada pelindung yang menjaganya (monster bos).

Kristal mana adalah umpan yang mempunyai godaan kuat.

Magical creature yang tertarik dan masuk ke dalam dungeon, akan terbunuh gara-gara jebakan, mati kelaparan, atau dibunuh oleh si pelindung.

Dungeon juga akan menyerap mana dari para magical creature.

Tapi, ada kemungkinan dimana magical creature yang masuk berhasil melahap Kristal mana dungeon, dan terkadang terkubur ketika dungeonnya runtuh.

Dungeon terdengar seperti magical creature gara-gara deskripsi yang tak jelas ini.

Dan juga, tak hanya magical creature yang tertarik untuk mendapatkan Kristal mana.

Manusia juga, secara bodoh tertarik dengan itu.

Sepertinya Kristal mana bisa digunakan sebagai katalis untuk sihir, jadi harganya sangatlah tinggi. Meskipun pada dasarnya harga Kristal itu tergantung dengan ukurannya, bahkan Kristal mana yang kecil pun sudah cukup untuk bisa membuatmu berfoya-foya selama setahun. Ditambah lagi, walaupun magical creature hanya tertarik pada Kristal mana yang ada di dalam dungeon, namun para manusia tak hanya mengincar itu.

Ada magical creature yang tubuhnya mengandung jumlah mana yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun, atau peralatan para adventurer yang tertinggal.

Ada juga umpan lain.

Magic Item.

Magic item agak berbeda, karena mereka tak membutuhkan mana dari orang yang menggunakannya untuk mengeluarkan sihir. Hanya saja, kebanyakan magic item tak memiliki kemampuan yang sangat berguna.

Faktanya, kebanyakan adalah sampah.

Tapi di antara mereka ada yang setingkat seperti cheat di dalam game, yang bahkan bisa membuat karakter yang mendewa kewalahan.

Kalau sesuatu seperti itu laku terjual, mereka bisa mendapatkan jumlah uang yang luar biasa banyak, dan ada banyak orang yang mimpi jadi kaya mendadak dengan cara memasuki dungeon.

Kebanyakan dari mereka mati dalam perjalanan, dan mana yang diterima oleh dungeon itu membuatnya makin bertambah besar.

Ada konfirmasi, bahwa dungeon yang tertua dan terpanjang adalah Dragon God’s Hole(lubang dewa naga)yang terletak di Crimson Dragon’s Sacred Mountain Region(pegunungan suci naga merah) – di kaki gunung Dragon’s Cry(teriakan naga), di Central Continent. Menurut artikel, dungeon ini sudah ada sejak 10.000 tahun yang lalu. Bagian terdalam dari dungeon diduga mencapai 2.500 lantai. Ada rumor yang mengatakan bahwa ada suatu lubang tertentu yang menyambungkan puncak dari gunung Dragon’s Cry dengan bagian terdalam dungeon, dan jika kamu melompat dari sana, kamu akan bisa mencapai bagian terdalam dungeon secara instan, namun dengan menggunakan metode itu, tak ada satupun orang yang bisa kembali naik.

Sekedar tambahan, lubang itu tak mengeluarkan lava.

Dragon’s God Hole sepertinya bertujuan untuk menangkap naga merah.

Terkadang naga-naga yang lewat di atasnya akan tersedot masuk ke dalamnya.

Isu itu memang tak bisa dipastikan, tapi karena Dragon’s God Hole adalah magical creature yang telah hidup selama 10.000 tahun, tak aneh lagi rasanya bila dia mampu melakukan sesuatu seperti itu.

Selain itu, dungeon yang diakui sebagai dungeon yang tersulit untuk dijelajahi adalah Hell yang terletak di Heaven Continent,  dan juga Demon God’s Cavernyang terletak di Laut Ringus. Pintu masuk menuju kedua tempat itu sangatlah sulit untuk diakses, dan juga sangat sulit untuk membawa persediaan kesana. Rumor yang beredar, dungeon itu sangatlah dalam dan tak ada satupun cara untuk menjelajahinya selangkah demi selangkah, jadi kedua dungeon itu dianggap memiliki tingkat kesulitan tertinggi.

Tulisan di atas adalah pengetahuan yang kumiliki tentang berbagai dungeon di dunia ini.

[Aku membaca beberapa hal tentang dungeon dalam sebuah buku.]

[Tiga pendekar pedang dan labirin? Kalau kamu bisa menjelajahi dungeon legenda seperti yang ada di dalam buka, namamu pasti akan tertulis dalam sejarah. Apa kamu mau memilih itu sebagai targetmu?]

--- Tiga pendekar pedang dan labirin –

Tiga pendekar pedang jenius yang nantinya dikenal sebagai Sword God, Water God, dan North God, yang menantang dungeon raksasa setelah beberapa kali mengalami kemunduran. Dalam perjalanan mereka, ada tawa, bertarung melawan satu sama lain, dan juga perpisahan, namun pada akhirnya mereka berhasil menguasai dungeon itu.

Dungeon yang mereka masuki memiliki kedalaman 100 lantai.

[Bukannya itu cuma cerita yang dibuat-buat?]

[Bukan begitu. Ada yang bilang kalau berbagai teknik yang ada sekarang datang dari dungeon.]

[Eh. Tapi kalau orang yang memiliki tingkatan God saja kesulitan, apalagi aku?]

[Ayah sudah pernah mencoba itu sebelumnya. Rudi pasti bisa melakukannya.]

Kemudian Paul menceritakan sebuah kisah kepadaku, tentang pemuda dari ras ghost(hantu?) yang memasuki dungeon [Water-Fish’s Nest] bersama seorang pendekar pedang manusia, dimana mereka kehilangan rekan mereka, namun tetap bersikeras untuk mengalahkan ras water-fish. Ada penyihir setengah matang yang tak sengaja jatuh ke dalam dungeon, dan dipungut oleh party yang barusan kehilangan penyihir mereka, kemudian penyihir itu berhasil membangkitkan potensi yang tersembunyi di dalam tubuhnya, dan menjadi kuat.

Aku merasa selama ini Paul telah mencari-cari kesempatan untuk bisa menceritakan kisah ini kepadaku.

Kalau dipikir-pikir, Paul bilang kalau dia ingin aku menjadi seorang pendekar pedang.

Dia pasti mengira kalau setelah aku mendengarkan ceritanya, lalu membaca buku <<Tiga pendekar pedang dan labirin>>, aku pasti akan merasa kagum dengan kalimat-kalimat seperti dungeon, adventurer, dan pendekar pedang.

Dungeon. Menarik.

Tapi meskipun aku menganggap itu menarik, pada waktu yang sama aku juga menganggapnya berbahaya.

Itu karena karakter yang muncul di dalam buku itu mati mendadak.

Di dalam buku <<Tiga pendekar pedang dan labirin>>, ada karakter lain yang muncul selain 3 pendekar pedang itu.

Tapi dengan pengecualian tiga pendekar pedang itu, semuanya mati.

Beberapa dari mereka terkena bola api dan menjadi abu. Beberapa dari mereka jatuh ke dalam lubang dan berubah menjadi sup. Salah satu dari mereka terbelah menjadi dua ketika mendongak. Mereka yang mati itu tak menerima satupun luka ketika bertarung melawan magical creature, namun di saat mereka lalai, nyawa mereka hilang gara-gara jebakan.

Meskipun ketiga pendekar pedang itu mampu menghindari semua jebakan dengan anggun seperti layaknya protagonis dalam sebuah cerita, namun aku tak berpikir kalau orang yang ceroboh seperti ku akan bisa menghindarinya. Aku kan orang tipe donkan.

[Bagaimana? Adventurer itu menarik kan?]

[Apa kamu bercanda?]

Lagian untuk apa aku sengaja pergi ke tempat berbahaya seperti itu? Untuk bersenang-senang? Heh.

Kalau bisa, aku mau hidup seperti Paul, dikelilingi oleh wanita.

[Sepertinya karakterku lebih cocok untuk mengejar bokong gadis-gadis.]

[Impianku adalah untuk menjadi seperti ayah, yang dikelilingi oleh beberapa wanita.]

[Oh begitu ya? Tapi mengejar satu bokong saja lebih baik lho.]

Paul menunjuk ke belakangku, dan saat aku menoleh aku menemukan Sylphy yang sedang cemberut di belakangku.

Sungguh sangat disayangkan.

***

Belakangan ini aku mengajari Sylphy banyak hal di dalam kamarku.

Untuk menjelaskan detil dari teori yang ada di balik voiceless incantation, akan lebih cepat untuk mengajarinya dengan menggunakan rumus dasar fisika dan matematika.

Sekalipun aku adalah murid terbodoh di kelasku saat SMP. Aku masuk ke SMA yang dikenal bobrok dengan susah payah, dan pada akhirnya aku tak sampai tamat sekolah.

Karena itulah, hal-hal yang bisa aku ajarkan sangatlah terbatas.

Meskipun belajar bukanlah segalanya di sekolah, tapi aku menyesal karena aku tidak mempelajari hal-hal yang lebih banyak.

Pada dasarnya Sylphy sudah mengerti tentang bagaimana cara untuk menulis dan membaca, dan juga penjumlahan dan pengurangan 2 angka. Mengajari Sylphy tabel perkalian sedikit lebih sulit, tapi dia memiliki pemikiran yang tajam. Aku yakin tak lama lagi dia akan bisa memahami pembagian.

Bersama dengan sihir, aku juga mengajarinya ilmu sains.

[Kenapa air yang dipanaskan menjadi udara……. Uap?]

[Hm, airnya menguap . Kalau kamu mau menguapkan air, temperaturnya harus diperhatikan. Jadi kalau kamu memanaskan airnya, airnya akan jadi lebih mudah untuk menguap.]

Saat ini aku sedang mengajarinya konsep tentang penguapan, pengembunan, dan sublimisasi.

[…….?]

Ekspresi yang penuh dengan ketidakpahaman.

Tapi dia adalah anak yang pintar, dia bisa menyerap berbagai hal yang aku ajarkan dengan cepat.

[Ya, pokoknya kamu harus tahu kalau apapun yang dipanaskan akan meleleh, dan akan memadat kalau dingin.]

Karena aku bukan guru, seharusnya penjelasan seperti itu sudah cukup.

Sylphy itu lebih pintar dariku. Kalau dia mencoba-coba bereksperimen sendiri, dia pasti akan memahaminya. Kalau dia menggunakan sihir, aku tak akan merasa takut, sekalipun sihir itu masih belum dicoba dengan cukup.

[Apa batu juga bisa meleleh?]

[Kamu butuh temperatur yang sangat tinggi.]

[Bisakah Rudi melelehkan batu?]

[Tentu saja.]

Meskipun aku bilang begitu, tapi sebenarnya aku belum pernah mencobanya.

Belakangan ini aku berhasil memisahkan udara. Dengan begitu, aku bisa menambahkan oksigen dan hidrogen secara paksa, jadi aku bisa mendapatkan temperatur yang dibutuhkan untuk melelehkan batu, tapi ada kemungkinan kalau aku akan membakar tubuhku sendiri, jadi aku tak mau mencobanya.

Sekedar tambahan, ada sihir tingkat advanced yang bernama [Molten Rocks].

Dari sisi manapun kamu melihatnya, sihir itu adalah melded magic yang menggabungkan sihir tanah dan api, namun sihir itu diklasifikasikan sebagai sihir api tingkat advanced. Meskipun sihir itu diklasifikasikan dalam sistem tertentu, masih ada hubungan dengan sistem lain. Kamu bisa mengalirkan mana terus-terusan ke dalam sihir itu kalau kamu ingin meningkatkan daya rusaknya, tapi kamu akan bisa meningkatkan daya rusaknya dengan lebih efektif kalau kamu menggunakan bahan-bahan yang mudah terbakar.

Aku paham sampai disitu.

Tapi cuma itu.

Tingkatan sihirku tak berubah banyak sejak Roxy mengucapkan selamat tinggal kepadaku.

Meskipun aku sudah mencoba untuk menggabungkan sihir, atau menggunakan berbagai metode, atau menggunakan sains untuk meningkatkan kekuatan.

Mungkin sebenarnya kekuatanku sudah lumayan meningkat.

Tapi kini aku tengah mengalami hambatan. Dengan pengetahuan yang aku miliki, aku tak bisa menyelesaikan sesuatu yang lebih sulit. Kalau aku mengalami kesulitan di hidupku yang dulu, aku bisa mencari solusinya di internet, tapi dunia ini tak memiliki sesuatu yang sangat nyaman seperti itu.

Aku harus belajar dari siapa……

[Sekolah?......]

Sepertinya ada tempat yang namanya sekolah sihir. Meskipun Roxy punya sedikit kritikan terhadap sekolah sihir, tapi seharusnya aku bisa masuk ke sana.

[Apa Rudi akan pergi ke sekolah?]

Aku bergumam sendiri, dan Sylphy memandangku dengan tatapan yang sangat gelisah.

Tiap kali dia memalingkan kepalanya, rambut hijaunya juga akan bergerak.

Setelah aku mengatakan [Rambutmu lebih baik dipanjangkan] dengan frekuensi setiap bulan, aku akhirnya berhasil, belakangan ini Sylphy mulai membiarkan rambutnya tumbuh panjang.

Meskipun panjang rambutnya masih sekitar potongan rambut pendek yang biasa dimiliki perempuan, rambut berwarna emerald yang agak tidak rapi itu akan ikut bergerak tiap kali dia menggerakkan kepalanya.

Rasanya benar-benar mantap.

Tinggal butuh sedikit lagi sampai rambutnya bisa dikuncir.

[Aku tak akan pergi ke sana. Ayah juga bilang aku akan di bully dan tak bisa belajar apapun di sana.]

[Tapi belakangan ini Rudy terasa aneh.]

Benarkah?

Aku tak menyadari itu. Apa aku kembali melakukan hal-hal bodoh?

Meskipun aku dengan hati-hati berusaha untuk bersikap layaknya karakter Donkan di hadapan Sylphy.

[Aku memang sudah aneh sejak aku lahir.]

Aku menjawab dengan niat untuk mencari tahu hal aneh apa yang sudah aku lakukan, tapi Sylphy mengkerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya.

[Bukan begitu. Bagaimana ya? Rasanya seperti kamu kurang bersemangat……]

Oh. Jadi itu yang dia maksud.

Aku terlalu banyak berpikir. Aku kira aku telah melakukan hal-hal yang bodoh lagi.

Aku membuatnya khawatir.

[Itu karena aku menemui sebuah hambatan. Aku tak mengalami banyak peningkatan dalam hal sihir dan ilmu pedang.]

[Tapi…… Rudi itu benar-benar luar biasa?]

[Untuk seumuranku mungkin begitu.]

Benar, di dunia ini, aku mungkin sangat luar biasa bila dibandingkan dengan anak seumuranku lainnya.

Tapi, aku masih belum melakukan sesuatu yang spesial. Sihir juga, aku hanya bergantung pada ingatan tentang kehidupanku yang lalu, dan berhasil menyadari tentang cara menggunakan voiceless incantation, dan melakukannya dengan sedikit lebih baik dari yang lain.

Tapi karena kemampuan mengingat yang aku miliki di kehidupanku yang lalu sangatlah rendah, sekarang aku sudah mencapai batasan, dan aku tak bisa melangkah lebih maju. Sudah berapa kali aku menyesal karena aku tak bisa mempelajari lebih banyak hal, dan kini aku tak bisa mempelajari itu lagi. Dan juga, pengetahuan umum di kehidupanku yang lalu mungkin tak akan berguna di sini. Ada banyak aturan di dunia ini yang tidak aku ketahui. Aku tak bisa terus-terusan bergantung pada ingatan masa laluku, ya kan?

Sihir adalah logika di dunia ini.

Jadi aku harus memahami dunia ini.

[Aku merasa kalau ini adalah waktunya untuk maju ke babak selanjutnya.]

Keahlian sihir Sylphy menjadi semakin baik, dan dia sekarang sudah menjadi pintar.

Melihat dirinya, hatiku merasa gelisah. Aku merasa berguna, karena menjadi satu-satunya yang tak mengalami kemajuan.

Meskipun aku terus-terusan ngomong kalau aku adalah protagonis donkan, setelah aku tumbuh jadi besar, mungkin saja aku ditinggalkan oleh Sylphy.

[Apa kamu mau pergi ke suatu tempat?]

Sylphy bertanya dengan alisnya yang mengkerut.

[Iya. Ayah juga bilang kalau aku lebih baik menjadi seorang adventurer dan pergi memasuki dungeon, dan tak ada banyak hal yang bisa aku lakukan di desa…… Aku harus memilih antara pergi ke sekolah, atau menjadi seorang adventurer…]

Aku tak terlalu banyak berpikir dan hanya mengucapkan kalimat itu secara acak.

[J…… Jangan!]

Sylphy tiba-tiba berteriak dan memelukku.

Woah. Apa yang, apa yang salah?

Pernyataan cinta?

Saat aku memikirkan itu, aku menyadari seluruh tubuh Sylphy gemetaran.

[Umm, Nona Sylphiette?]

[J, ja-jangan…… Jangan!!]

Sylphy memelukku dengan erat, sampai-sampai aku merasa aku tak bisa bernafas.

Apakah Sylphy merasakan sesuatu dalam diriku yang diam dan kebingungan ini……

[J, jangan, jangan pergi…… Uuu, uuu, hiks.]

Dia menangis.

Pundak Sylphy yang kecil gemetaran dengan hebat. Dia juga membenamkan wajahnya di dadaku.

…… Apa, apa? Apa yang salah?

Pertama-tama aku mengusap kepala Sylphy, kemudian menepuk pundaknya dengan ringan.

Pada waktu yang sama bokongnya……. Bukan, aku bukan Paul.

Tinggalkan bokong sendirian.

Aku melingkarkan tanganku di sekitar punggungnya, dan menggunakan seluruh tubuhku untuk merasakan sentuhan Sylphy.

Dia terasa sangat hangat dan lembut. Aku membenamkan wajahku ke dalam rambutnya, dan aku mencium sesuatu yang enak.

Ah, ini mantap. Ini, benar-benar mantap…… Aku merasa seperti……

[Uu, aku tak mau kamu pergi. Jangan pergi, kemanapun……]

Aku kembali sadar.

[Ah, ahh……]

Jadi begitu, aku mengerti sekarang.

Belakangan ini, Sylphy makin sering mengunjungi rumah kami di pagi hari.

Setelah dia datang berkunjung, dia akan melihatku latihan berpedang dengan gembira, kemudian kami akan latihan sihir atau belajar.

Kami telah melakukan hal-hal seperti itu.

Kalau suatu hari nanti aku pergi, Sylphy akan menjadi sendirian. Meskipun dia bisa menggunakan sihir untuk mengusir anak-anak nakal, dia tak akan bisa mendapat teman.

Setelah aku berpikir sampai di sana, di dalam hati aku merasa dia menjadi lebih manis.

Dia hanya disukai olehku.

Itu adalah sesuatu yang hanya dimiliki olehku.

[Oke, oke, aku mengerti. Aku tak akan pergi kemana-mana.]

Aku harus meninggalkan anak semanis ini untuk pergi ke suatu tempat?

Meningkatkan kemampuan sihirku?

Terus kenapa? Aku sudah bisa menggunakan sihir tingkat saint dan advanced, kalau perlu, aku akan menjadi seorang guru seperti Roxy. Sebelum aku menjadi dewasa, aku akan menghabiskan waktuku bersama Sylphy.

Mari kita lakukan itu.

Tumbuh besar bersama-sama, dan sedikit-demi sedikit membesarkan Sylphy agar dia cocok dengan seleraku.

Proyek Hikari Genji.(google klo mw tau)

Hehehehehehe.

……………….Ha!

Tidaaaaaaaak! Tenanglah tenanglah tenanglah tenanglah.

Rudeus, bukannya kamu sudah memutuskan untuk menjadi protagonis donkan?

Kenapa kamu tiba-tiba merencanakan itu……

Tapi, tapi.

Protagonis donkan bukanlah alasan untuk melaksanakan proyek Hikaru Genji…… iya kan?

Tunggu dulu! Apa yang aku pikirkan!!

Tapi…… Bah. Harus sebanyak apa aku berpura-pura untuk tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh anak ini?

Dia masih berumur 6 tahun.

Dia sangat menempel denganku. Aku bisa merasakan perasaannya terhadapku.

Tapi, perasaan itu harusnya bukan seperti cinta yang romantis.

Kalau begitu, ayo jaga perasaan itu.

Tapi sampai kapan aku harus menjaga perasaan itu?

10 tahun, 15 tahun…… atau lebih lama lagi……?

Bagaimana kalau nantinya Sylphy membenciku?

Meskipun aku menduga kalau sekarang ‘meteran cinta’ yang dia miliki sedang dalam puncaknya, tak ada jaminan kalau meteran itu tak akan turun.

Di saat seperti itu, bisakah aku menahannya……?

Aku…… tidak bisa!!

Ada hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh manusia!!

Lihat dia. Dia itu halus, lembut, hangat, dan baunya juga sedap.

Dia mencoba untuk mengatakan perasaannya kepadaku, dan aku harus mengabaikan itu?!

Itu terlalu aneh kan?

Kalau memang kita suka satu sama lain, aku harus melangkah ke babak selanjutnya.

Aku tak boleh menyimpan itu sendirian dan tak melangkah maju. Kami harus melangkah bersama-sama!!

Haruskan aku menyia-nyiakan waktuku dalam kesalahan?

Sekalipun aku tahu kalau itu adalah kesalahan dan tidak memperbaikinya?

Aku sudah memutuskan!! Aku akan membesarkan Sylphy agar dia bisa menjadi wanita yang aku sukai!!

Oh, aku menyerah sebagai protagonis donkan!! Sylphy----------!!

[Hey Rudi……… Ada surat untukmu.]

Paul datang dan aku kembali dari [Dunia] ku.

Aku buru-buru mendorong Sylphy.

Itu tadi terlalu berbahaya. Aku hampir saja menjadi karakter bajingan besar.

Aku harus berterima kasih kepada Paul.

Tapi kali ini aku berhasil menahan perasaanku yang sesungguhnya. Aku masih memiliki batasan.

Aku berhasil menahan diriku kali ini. Tapi, bisakah aku menahan diri kalau sesuatu seperti ini terjadi lagi……?

Surat yang aku terima dikirim oleh Roxy.

[Untuk Rudi yang terhormat:

Bagaimana kabarmu?

Waktu benar-benar cepat berlalu, tak terasa sudah 2 tahun sejak kita berpisah.

Sekarang karena aku sudah tak berkelana, aku akhirnya bisa menulis surat untukmu.

Aku sekarang tinggal di ibukota kerajaan Shirone. Sepertinya aku menjadi terkenal setelah aku memasuki sebuah dungeon sebagai seorang adventurer, dan aku dipekerjakan sebagai guru sekolah rumah Pangeran.

Mengajari sang pangeran membuatku mengingat kembali hari-hariku di keluarga Greyrat.

Pangeran itu mirip dengan Rudeus. Dia memang tak sebagus Rudi, tapi potensi sihir yang dia miliki berbeda dari kebanyakan orang, dan dia juga sangat pintar. Dan juga, dia itu mirip denganmu, karena dia mengintipku saat aku sedang ganti baju, dan mencuri celana dalamku. Dia selalu penuh dengan rasa percaya diri, dan berbeda dengan Rudeus dalam hal itu, tapi sikapnya kebanyakan sama sepertimu.

Apakah sikap penuh nafsu seperti itu wajar dimiliki oleh murid-muridku?

Aku khawatir kalau aku akan di ‘serang’ ketika aku bekerja disini.

Apa bagusnya sih tubuhku yang lemah dan rapuh ini?

Ah, apa aku menjadi tak sopan dan tak menghormati kerajaan dengan menulis ini semua…?

Yah, aku akan bicara soal itu nantinya. Aku pikir ini seharusnya tak apa, karena aku tak mengatakan hal-hal yang buruk di belakang si pangeran. Kerajaan Shirone ingin menunjukku sebagai penyihir kerajaan, meskipun hanya untuk waktu yang terbatas.

Kebetulan aku sedang melakukan penelitian sihir di sini.

Oh iya. Aku akhirnya bisa menggunakan sihir air tingkat King.

Perpustakaan di Kerajaan Shirone memiliki buku-buku yang berhubungan dengan sihir air tingkat King.

Aku pikir aku tak lagi bisa melangkah lebih lanjut setelah mempelajari sihir tingkat Saint, tapi ternyata aku bisa melakukannya kalau aku mau mencobanya.

Rudeus pasti sudah bisa menggunakan sihir air tipe Emperor sekarang. Atau haruskah aku bilang, kalau sistem sihirmu yang lain juga sudah mencapai tingkat Saint? Kamu yang rajin belajar mungkin bahkan sekarang sudah menguasai Healing Magic atau Summong Magic, ya kan?

Atau apa kamu sudah memilih untuk menapaki jalur pendekar pedang?

Meskipun aku sedikit merasa menyesal, tapi kalau itu Rudeus, jalan apapun yang kamu tempuh hasilnya pasti jadi bagus.

Target ku adalah untuk menjadi penyihir tingkat Water-God.

Aku sudah bilang sebelumnya, kalau kamu menemui hambatan dalam mempelajari sihir, kamu bisa coba untuk mengetuk pintu Universitas Ranoa.

Kalau kamu tak memiliki surat pengantar, kamu harus menjalani tes terlebih dahulu. Tapi kalau kamu sih, tesnya aku pikir bisa kamu lalui dengan mudah.

Baiklah kalau begitu, kita akhiri sampai disini.

- Roxy

Catatan: Saat kamu menulis surat balasan, aku mungkin sudah tak lagi berada di Kerajaan Shirone, jadi kamu tak perlu mengirimkan surat balasan.]

Surat ini benar-benar menyadarkanku.

Sialan.

Aku mencari letak Kerajaan Shirone di peta.

Shirone adalah kerajaan kecil yang terletak di daerah tenggara Central Continent.

Tak terlalu jauh dari tempatku berada saat ini kalau dilihat dengan garis lurus. Tapi pegunungan di Central Continent memiliki naga merah, jadi tak mungkin orang bisa melaluinya, dan orang harus memutar jauh untuk bisa sampai ke sisi selatan benua.

Kerajaan yang jauh disana.

Ditambah lagi, untuk sampai di Universitas Sihir Ranoa, akan membutuhkan perjalanan yang lebih memutar untuk sampai di daerah barat laut benua.

[Hm……]

Roxy tak mengajariku satupun sihir tingkat King……

Itu karena dia tak mengetahuinya.

Di surat balasan, aku tak menulis sesuatu yang penting.

Itu karena aku tak mau Roxy mengetahui keadaanku yang tak berguna saat ini.

Meskipun aku tak begitu yakin seberapa menakjubkannya diriku di mata Roxy, aku tak ingin membuatnya kecewa.

Tapi, saat aku memikirkan itu kembali. Universitas Sihir?

Roxy pernah bilang kalau disana adalah tempat yang fantastis.

Tapi, itu terlalu jauh.

Aku tak bisa membuang Sylphy begitu saja.

Apa yang bisa aku lakukan……?

Omong-omong, aku menambahkan catatan di surat yang aku tulis:

[Dan juga, aku minta maaf karena telah mencuri celana dalammu.]

***

Hari kedua setelah surat dari Roxy tiba, aku mengutarakan pendapatku di saat seluruh keluarga sedang berkumpul.

[Ayah, bolehkah aku membuat permintaan yang egois?]

[Tidak boleh.]

Aku segera mendapat penolakan.

Tapi, Zenith yang duduk di samping memukul kepala Paul. Lilia yang duduk di sisi lain juga ikut menambahkan pukulan.

Karena chapter kehamilan yang sebelumnya, Lilia kini juga duduk di meja makan untuk makan. Di masa lalu, dia hanya menyajikan makanan dari sisi, tapi sekarang dia adalah keluarga.

Apa poligami diperbolehkan di negara ini?

Terserahlah.

[Rudeus. Apapun yang kamu butuhkan, katakan saja. Ayah akan memenuhinya.]

Ucap Zenith dengan lemah lembut sambil melihat ke arah Paul yang menggenggam kepalanya sendiri.

[Tuan Muda Rudeus tak pernah mengatakan sesuatu yang egois sebelumnya. Sudah waktunya untuk menguji kehormatan dan kehandalan yang dimiliki Tuan besar.]

Lilia juga membantuku.

Paul kembali meluruskan posisinya, menyilangkan kedua lengannya, dan mengangkat dagu, membuatnya terlihat seperti orang penting.

[Rudeus benar-benar mengatakan kalau dia memiliki permintaan yang egois. Itu pasti di luar kemampuanku.]

Paul kena pukul lagi, dan jatuh mendatar di meja makan.

Itu adalah candaan ringan yang sering muncul saat keluarga kami sedang berkumpul.

Kemudian aku memberitahu mereka.

[Sebenarnya, aku merasa kalau latihan sihirku tengah menemui hambatan. Aku ingin pergi ke Universitas Ranoa untuk belajar……]

[……Oh.]

[Tapi setelah aku mengutarakan niatku kepada Sylphy, dia mulai menangis, dan tak mau berpisah denganku.]

[Oh, playboy kecil ini, mirip siapa kamu ya? Heh?]

Paul kena pukul untuk ketiga kalinya, kali ini dengan 2 serangan beruntun.

[Jadi aku ingin pergi ke universitas itu bersamanya, namun keluarga Sylphy tidak semampu keluarga kita. Jadi, aku ingin membuat permintaan, agar ayah mau menanggung biaya sekolah kami berdua.]

[Oh……]

Paul meletakkan kedua sikunya ke atas meja, dan menggunakan tatapan yang tajam untuk melihatku, layaknya seorang atasan yang melihat bawahannya.

Itu adalah tatapan yang ia gunakan ketika ia menggenggam pedang.

Satu-satunya momen dimana Paul berhak mendapatkan respek.

[Tidak boleh.]

Paul mengucapkan hal yang sama seperti sebelumnya.

Kali ini dia sungguh-sungguh.

Zenith dan Lilia juga terdiam.

[Ada 3 alasan.

Nomor 1, kamu masih mempelajari ilmu pedang. Kalau kamu mengabaikan itu sekarang, ilmu mu tak akan berkembang. Dan sebagai gurumu, aku tak ingin kamu mengabaikan latihanmu.

Nomor 2, soal uang. Kalau cuma untuk kamu, kami masih bisa mengatasinya, tapi kami tak sanggup kalau kamu ingin kami juga membiayai Sylphy. Biaya untuk Universitas Sihir itu tidaklah murah, keuangan rumah tangga kita itu tidak seperti air panas, dimana kamu bisa terus-terusan mengalirkannya.

Nomor 3, usiamu. Kamu sekarang masih berumur 7 tahun. Meskipun kamu itu anak yang pintar, masih ada banyak hal yang tidak kamu ketahui. Pengalamanmu juga sangat kurang. Kami tak bisa begitu saja membuang tanggung jawab kami sebagai orang tua.]

Seperti yang kuduga, permintaanku tak dikabulkan.

Tapi aku tak menyerah.

Paul kini berbeda dari masa lalu. Dia akan memikirkan suatu masalah dan akan memberi alasan saat menjawab. Itu artinya, kalau aku bisa memenuhi 3 kondisi di atas, semuanya akan baik-baik saja. Tak usah khawatir. Aku tak harus pergi ke sana sekarang juga.

[Aku mengerti, ayah. Kalau begitu, aku akan tetap latihan berpedang seperti biasa, dan soal masalah umur, berapa tahun aku harus menunggu?]

[Itu benar…… 15, sebelum umurmu mencapai 12 tahun, kamu harus tinggal di rumah.]

12 tahun, hmm.

Aku ingat anak akan dianggap dewasa setelah mencapai usia 15 tahun.

[Boleh aku tanya, kenapa kok 12 tahun?]

[Karena aku pergi meninggalkan rumah di saat usiaku 12 tahun.]

[Oh begitu, aku mengerti.]

12 tahun bagi Paul bukanlah sesuatu yang bisa dirundingkan.

Karena aku tak ingin meremehkan harga dirinya sebaga pria, aku hanya bisa menutup mulut dan mengangguk.

[Kalau begitu masalah yang terakhir.]

[Oh.]

[Tolong carikan pekerjaan untukku. Karena aku bisa menulis dan membaca, dan juga menggunakan matematika, aku bisa menjadi guru privat atau mengajar sihir. Kalau bisa, yang gajinya tinggi.]

[Pekerjaan? Kenapa?]

Paul menatapku dengan tatapan serius, layaknya ia sedang mengintimidasiku.

[Aku akan mencari uang untuk menanggung biaya sekolah Sylphy.]

[………… Aku tak yakin itu adalah hal yang bagus untuk Sylphy.]

[Ya, tapi aku melakukan ini untuk diriku sendiri.]

[……]

Keheningan bertahan untuk sementara waktu.

Ini bukan suasana yang nyaman bagi ku.

[Begitu ya……… Aku mengerti……]

Paul sepertinya telah memikirkan sesuatu, dan mengangguk.

[Aku mengerti. Aku bisa membantumu dalam hal ini.]

Paul menunjukkan ekspresi yang bisa diandalkan ketika memberikan jawaban kepadaku. Berbeda dari ekspresi gelisah yang ditunjukkan Zenith dan Lilia.

[Terima kasih banyak.]

Aku menundukkan kepalaku sebagai tanda terima kasih, dan makan malam pun berlanjut.

***

-- Sudut Pandang Paul –

Aku tak percaya Rudeus akan mengatakan sesuatu seperti itu.

Anakku benar-benar tumbuh terlalu cepat.

Biasanya orang paling tidak harus mencapai umur 14 atu 15 terlebih dahulu sebelum mereka mengatakan hal seperti itu.

Bahkan aku pun harus menunggu hingga usiaku mencapai 11 tahun, yaitu di saat teknik Sword-God ku mencapai tingkat advanced.

Orang-orang yang tak bisa mengucapkan hal seperti itu, tak akan bisa mengucapkan hal itu untuk seumur hidupnya.

[Kalau kamu terlalu terburu-buru, kamu akan mati lebih cepat…… huh.]

Pernah sebelumnya, seorang pendekar mengucapkan kalimat itu kepadaku.

Tentu saja, aku mengabaikan dia ketika aku mendengar itu.

Orang-orang yang hidup di sekitarku itu terlalu santai. Periode dimana ras manusia memiliki kekuatan itu sangatlah pendek, tapi tak ada yang mau berlari. Hal-hal yang bisa dilakukan harus bisa diselesaikan sesegera mungkin. Meskipun akan ada orang yang menyalahkanmu, tapi ketika kamu berhasil, kamu akan bisa menceritakan kisahmu di kemudian hari.

Yah, sekalipun aku melakukan ini dan itu dan pada akhirnya mempunyai seorang anak, aku harus bergantung pada kerabatku yang merupakan seorang bangsawan agar aku bisa menjadi seorang ksatria.

Aku akan kesampingkan itu untuk sekarang.

Gaya hidup Rudeus jauh lebih tergesa-gesa bila dibandingkan dengan gaya hidupku.

Aku merasa khawatir ketika aku melihatnya.

Orang-orang yang ada di sekitarku ketika aku masih muda pasti juga memikirkan hal yang sama.

Tapi Rudeus berbeda dari aku yang kerap bertindak liar. Semua yang ia lakukan telah direncanakan.

Apa itu dia warisi dari Zenith?

[Yah, ijinkan ayah mengikatmu lebih lama lagi.]

Aku menulis sebuah surat saat aku memikirkan itu.

Beberapa hari yang lalu Rawls juga mendiskusikan suatu isu denganku. Sylphy terlalu menempel dengan Rudeus.

Dari sudut pandang Sylphy, Rudeus pasti adalah pangeran menawan yang menyelamatkan dirinya dari masa anak-anak yang penuh dengan penderitaan. Mengajarinya berbagai hal seperti seorang kakak, dan akhirnya menyadari perbedaan dalam jenis kelamin mereka. Rawls juga bilang, kalau Rudeus bisa memenangkan hati Sylphy, itu akan menjadi opsi yang terbaik.

Aku juga berpikir, punya anak semanis itu sebagai menantu perempuan bukanlah hal yang buruk, tapi ketika aku mendengarkan pendapat Rudeus hari ini, aku mengubah pikiranku.

Yang dia lakukan saat ini hampir sama dengan pencucian otak.

Aku sudah pernah melihat tipe orang seperti itu saat aku masih tinggal bersama para bangsawan.

Terlalu bergantung pada orang tua mereka. Orang-orang yang seperti boneka.

Meskipun oke-oke saja kalau orang yang mereka andalkan masih ada di samping mereka.

Meskipun mereka seperti boneka, kamu masih bisa membuatnya melakukan hal-hal yang menarik kalau kamu mengaturnya dengan benar. Kalau Rudeus masih mencintai Sylphy, dia akan baik-baik saja.

Tapi Rudeus mewarisi darahku.

Darah yang menyukai para wanita.

Ada kemungkinan dia akan memiliki hubungan dengan wanita lain tanpa disengaja. Eh bukan, karena dia mewarisi darahku, dia pasti akan sengaja melakukan itu.

Dan pada akhirnya, ada kemungkinan kalau Sylphy tak akan menjadi gadis yang terpilih.

Pada saat itu, Sylphy yang terabaikan tak akan bisa berdiri sendiri. Seperti boneka yang rusak, dia tak akan bisa lagi berdiri.

Aku tak akan membiarkan anakku menyebabkan hidup gadis semanis itu hancur. Itu juga bukan hal yang bagus untuk anakku.

Aku menulis sebuah surat.

Aku berharap aku akan menerima jawaban yang memuaskan.

Tapi untuk selanjutnya.

Bagaimana caranya aku bisa meyakinkan anakku yang jago berdebat?

Mungkin aku akan menggunakan kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar