Sabtu, 15 November 2014

Mushoku Tensei 11

[Web Novel 11] Perpisahan

Sudah sebulan berlalu sejak aku memberitahu Paul kalau aku ingin bekerja.

Hari ini, Paul menerima surat.

Aku merasa sebuah jawaban akan segera diberikan kepadaku, jadi aku mempersiapkan diriku.

Kemungkinan besar dia akan memberikan jawaban itu setelah latihan berpedang, setelah makan siang, atau mungkin saat makan malam.

Saat aku memikirkan itu, aku melanjutkan latihan berpedangku dengan sungguh-sungguh.

***

Saat aku meneruskan latihanku, Paul berkata:

[Rudi, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu.]

[Apa itu, ayah?]

Aku mendengarkan Paul dengan cermat sambil menunjukkan ekspresi kaku.

Lagipula, ini adalah pekerjaan pertama dalam hidupku, termasuk di kehidupanku yang lalu juga.

Aku harus bekerja keras.

[Kamu…… Ah. Kalau aku ingin memisahkan dirimu dari Sylphy, apa yang akan kamu pikirkan?]

[Huh? Tentu saja aku tak mau.]

[Benar juga ya.]

[Ada apa?]

[Nggak, nggak ada apa-apa. Percuma aku berdebat denganmu, yang bisa membuat orang berpikir kalau warna hitam itu adalah warna putih.]

Di saat ia mengatakan itu.

Paul benar-benar berubah.

Hawa membunuh terpancar dari tubuhnya, sampai-sampai aku yang pemula saja bisa merasakannya.

[Eh!?]

[……..!!]

Paul mengambil satu langkah ke depan sambil memberikan tekanan yang kuat.

Mati.

Kata itu terlintas di dalam pikiranku.

Aku secara naluri segera menggunakan sihirku untuk menyerang Paul.

Sebuah ledakan angin tercipta diantara Paul dan aku, dengan menggunakan sihir api dan angin pada waktu yang sama.

Aku melompat kebelakang, sambil disokong oleh angin panas yang mendorong ku kebelakang.

Keadaan seperti ini sudah aku simulasikan berkali-kali.

Dengan Paul sebagai lawanku, aku tak akan mempunyai kesempatan untuk menang kalau aku tidak menjauh darinya.

Meskipun ledakan angin itu memberikan kerusakan pada tubuhku, aku bisa mendapatkan beberapa jarak jika aku bisa membuat takut lawanku.

Tapi Paul sama sekali tak mempedulikan itu, dan terus menerjang ke depan dengan pose tubuh yang sama seperti sebelumnya.

(Jadi itu memang tak berguna!!)

Meskipun aku sudah menduga itu, aku masih merasa ketakutan.

Aku harus mengambil langkah berikutnya untuk menghindar.

Mundur ke belakang itu mustahil. Lawan bergerak maju terlalu cepat.

Aku secara naluri memikirkan itu. Aku menciptakan gelombang kejut untuk memukul tubuhku dari samping.

Dengan kekuatan gelombang kejut itu, tubuhku terhempas dan melayang ke samping.

Suara angin yang ditebas terdengar di telingaku, dan itu mampu membuat tubuhku mengucurkan keringat dingin.

Aku melihat pedang Paul di ayunkan di tempat dimana kepalaku berada sebelumnya.

Bagus.

Serangan pertama telah berhasil aku hindari. Itu adalah hal yang menguntungkan. Meskipun jarak di antara kami masih sangat dekat, aku bisa mengambil langkah berikutnya untuk menciptakan jarak yang lebih besar.

Aku bisa melihat kemenanganku.

Aku membenamkan tanah yang akan dilewati oleh Paul.

Paul melangkah ke arah perangkap kecil itu.

Di saat aku memikirkan itu, dia langsung menggeser berat tubuhnya kepada kakinya yang lain, dan terus menerjang ke arahku tanpa berhenti sedetikpun.

(Jadi sia-sia kalau aku tak menghentikan kedua kakinya pada waktu yang sama!?)

Aku menciptakan sebuah rawa di bawah kakiku.

Sebelum aku tenggelam, aku mengeluarkan aliran air dengan sihir, dan tubuhku bergeser ke belakang seperti sedang bermain ski.

(Sial, sudah terlambat……!)

Ketika aku mendapatkan ide ini, semuanya sudah terlambat.

Paul melangkah ke tanah padat yang ada di tepi rawa yang aku ciptakan.

Kekuatan dari pijakannya mampu membuat tanah terbenam.

Hanya ada satu langkah lagi yang tersisa sebelum ia berada tepat di hadapanku.

[U, uaahhh!!]

Dengan panik, aku menggunakan pedangku untuk menyerangnya.

Serangan kaku yang bukan berasal dari teknik apapun.

Saat aku mengayunkan pedangku dengan kekuatan penuh, ada perasaan licin membencikan yang terasa di kedua tanganku.

(Seranganku telah ditangkis oleh teknik Water-God……)

Aku tahu itu.

Setelah teknik Water-God menggagalkan serangan lawan, serangan balasan akan datang.

Meskipun aku tahu itu, tapi tubuhku tak bisa memberikan reaksi.


Seperti adegan gerak lambat, aku melihat pedang Paul diayunkan ke arah leherku.

(Ah. Untungnya itu cuma pedang kayu……)

Kesadaranku tenggelam menuju kegelapan saat aku merasakan sebuah hantaman di leherku.

***

Ketika aku sadar, aku mendapati diriku sedang berada di sebuah kotak kecil.

Aku merasa lingkungan yang ada di sekitarku bergerak dan bergetar, dan aku merasa kalau aku sedang berada di dalam suatu alat transportasi.

Aku mencoba untuk duduk, tapi ternyata aku bahkan tidak bisa menggerakkan satu jari pun. Aku menundukkan kepalaku, dan aku mendapati diriku sedang dibungkus oleh tali yang mirip seperti tikar bambu.

Ketat dan berlapis-lapis.

(Apa yang terjadi…….?)

Aku membalikkan leherku dan melihat ada seorang Nee-chan berbadan besar yang sedang duduk di depanku.

Kulit coklat, pakaian kulit yang terbuka, otot-otot bergelombang, dan bekas luka di seluruh tubuhnya.

Menggunakan sebuah penutup mata, dengan wajah seperti ukiran seni, membuatku berpikir kalau dia adalah seorang Anego(pemimpin yakuza).

Nee-chan yang satu ini benar-benar terasa seperti prajurit wanita amazon dari suatu kisah fantasi.

Dan juga, dia memiliki telinga hewan dan ekor yang mirip dengan ekor harimau. Bulunya juga sangat tebal.

Apa dia berasal dari ras hewan?

Dia sadar bahwa aku sedang melihat dirinya, dan pandangan kami pun bertemu.

[Halo, namaku adalah Rudeus Greyrat. Aku minta maaf karena harus berbicara denganmu dalam situasi seperti ini.]

Aku memberikan namaku terlebih dahulu. Dasar dari percakapan adalah, untuk berbicara terlebih dahulu.

Kamu bisa mendapatkan inisiatif kalau kamu menyerang terlebih dahulu.

[Kamu benar-benar sopan untuk ukuran anaknya Paul.]

[Itu karena aku juga anak ibuku.]

[Benar juga. Kamu juga anaknya Zenith.]

Aku merasa sedikit lega ketika aku mengetahui kalau dia mengenal orang tuaku.

[Namaku Ghyslaine. Mohon bimbingannya mulai besok dan seterusnya.]

Mulai besok dan seterusnya?

Apa sih yang dia katakan?

[Erm, terima kasih. Mohom bimbingannya juga.]

[Aaa.]

Aku menggunakan sihir api untuk membakar tali yang mengikatku.

Seluruh tubuhku terasa sakit. Apa itu karena aku tidur dalam posisi yang salah?

Aku meregangkan tubuhku.

Oh, aku merasa bebas.

Meskipun aku sudah terbiasa dengan ruangan kecil dan hanya menggerakkan jari-jariku, tapi entah kenapa diikat di hadapan nee-chan yang kelihatan benar-benar S(sadis) ini membuatku merasa aneh.

Aku mengamati daerah sekeliling, dan tempat dimana aku berada saat ini hanya bisa di deskripsikan sebagai kotak kecil.

Ada tempat yang bisa diduduki, jadi aku duduk di hadapan Ghyslaine.

Ada jendela di kedua sisi, dan aku bisa melihat keluar. Tampak padang rumput yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Seperti yang kuduga, kotak ini adalah sejenis alat transportasi.

Hanya saja getarannya terlalu kuat, dan aku merasa aku akan mabuk kalau aku terlalu lama mengendarai kotak ini.

Ada bunyi tok tok yang datang dari depan. Mungkin seekor kuda.

Yang artinya aku berada di dalam sebuah kereta kuda.

Kenapa aku duduk bersama nee-chan yang macho ini di dalam kereta kuda?

……Hah!!

Apa, apa mungkin, aku diculik oleh wanita berotot ini!?

Apa dia ingin menggunakan diriku yang manis ini sebagai mainan untuk memuaskan nafsunya!?

Nggak, aku, aku tak terlalu mempermasalahkan wanita berotot, tapi aku sudah menyerahkan hati ku kepada seorang gadis bernama Sylphy.

Bisakah kamu bersikap lembut? ini adalah pertama kalinya untukku……

Tidaktidaktidaktidaktidak!!

T-t-tenanglah. Aku harus tenang dalam situasi seperti ini.

Menghitung bilangan prima bisa membuatku menenangkan diri.

Bilangan prima adalah angka yang hanya bisa dibagi oleh angka satu dan angka itu sendiri…… Itulah yang dikatakan oleh seorang pendeta yang pernah memberiku keberanian sebelumnya.

3, 5, dan kemudian, 11? Apa selanjutnya, 13? Terus, terus selanjutnya adalah………

AKU GAK INGAT!!

Bilangan prima atau apalah, aku harus menenangkan diri.

Tenanglah, dan berpikir. Kenapa aku berada dalam situasi ini?

Bagus. Tarik nafas dalam-dalam.

[Haaaa……. Fuuuuh…..]

Bagus.

Mari kita susun kembali hal-hal yang aku ketahui.

Pertama, Paul tiba-tiba menyerangku dan membuatku tak sadarkan diri.

Setelah aku sadar, aku menemukan diriku sedang diikat di dalam kereta kuda.

Aku khawatir dia membuatku tak sadar untuk suatu alasan tertentu, dan kemudian ia melemparku ke dalam sebuah kereta kuda.

Ada seorang wanita yang berkata, “Mohon bimbingannya”, di dalam kereta kuda ini.

Kembali ke Paul, ia mengucapkan sesuatu yang aneh sebelum dia menyerangku.

Sesuatu tentang meninggalkan Sylphy. Sesuatu tentang Sylphy itu terlalu baik untukmu. Sylphy itu bukan barang milikmu.

L-Lolicon sialan itu…… Apa dia mau merampas Sylphy ku!?

Tunggu sebentar. Dia tak mengatakan sesuatu seperti dua kalimat yang terakhir kan?

Hm?

Aku tak mengerti soal bagian dimana ia mengatakan sesuatu tentang Sylphy.

Sialan. Ini semua salahnya Paul……!

Yah, coba aku tanya terlebih dahulu.

[Permisi.]

[Kamu bisa memanggilku Ghyslaine.]

[Ah, kalau begitu tolong panggil aku Rudi-chan.]

[Aku mengerti. Rudi-chan.]

Eto… sepertinya dia adalah tipe orang yang tak paham dengan gurauan.

[Ghyslaine-san. Apa kamu mendengar sesuatu dari ayah?]

[Panggil aku Ghyslaine. Tak usah menambahkan –san.]

Ghyslaine mengucapkan itu sembari mengeluarkan sebuah surat dari dalam sakunya.

Dan dia menyerahkan surat itu kepadaku. Aku mengambilnya, tapi tak ada apapun yang tertulis di amplopnya.

[Paul memberiku surat itu. Kamu yang baca. Karena aku tak tahu cara membaca, kamu harus membacanya dengan keras.]

[Oke.]

Aku membuka surat itu dan mulai membaca.

Untuk anakku sayang, Rudeus.

Pada saat kamu membaca surat ini, aku mungkin sudah tidak berada di dunia ini.

[Apa!?]

Ghyslaine berteriak kaget dan berdiri dari tempat duduknya.

Atap kereta kuda ini secara mengejutkan lumayan tinggi……

[Tolong duduk dulu Ghyslaine. Masih ada lanjutannya.]

[Hm, begitukah?]

Ia duduk dengan patuh.

Aku lanjut membaca.

-------- Ini adalah pertama kalinya aku mencoba untuk menulis gurauan. Kamu dihajar habis-habisan olehku, dan setelah itu kamu kehilangan kesadaran, diikat dengan tali, dan dilempar ke dalam kereta kuda layaknya putri kerajaan yang diculik. Aku pikir kamu masih belum jelas dengan apa yang sebenarnya terjadi, dan kamu bisa bertanya dengan daruma berotot itu…… Yah, meskipun aku mengatakan itu, otak si daruma itu terbuat dari otot, jadi dia pasti tak akan bisa menerangkan situasinya dengan jelas.

[Apa!?]

Ghyslaine berteriak marah dan berdiri dari tempat duduknya.

[Tolong duduk dulu Ghyslaine. Beberapa baris selanjutnya adalah pujian untukmu.]

[Hm, begitukah?]

Ia duduk dengan patuh.

Aku lanjut membaca.

Dia adalah seorang Sword King.

Kalau kamu mau mempelajari ilmu pedang, kamu tak akan bisa menemukan guru yang lebih baik kecuali kamu pergi ke tanah suci para pendekar pedang. Kekuatan si daruma itu bisa dijamin oleh ayah. Aku tak pernah sekalipun menang melawannya…… Kecuali di kasur.

Jangan menulis hal-hal yang tak berguna, ayah idiot.

Tapi Ghyslaine kelihatannya senang.

Paul itu benar-benar populer.

Tapi kamu benar-benar kuat, Ghyslaine-san.

Yah, bicara soal pekerjaanmu, kamu ditunjuk sebagai guru privat untuk seorang tuan putri yang tinggal di kota Roa di daerah Fedoa. Aku harap kamu bisa mengajarinya bahasa, matematika, dan sihir sederhana. Dia adalah gadis yang sangat keras kepala dan kasar, sampai-sampai sekolah yang ia datangi meminta agar dia tak datang kembali. Dan sampai saat ini, dia telah mengusir beberapa guru privat…… Tapi aku pikir, kalau itu kamu, kamu akan bisa mengatasi masalah itu.

Mengatasi apa? Ini benar-benar tak bertanggung jawab.

[Apa Ghyslaine sangat keras kepala?]

[Aku bukan tuan putri yang dimaksud.]

[Benar juga ya.]

Aku lanjut membaca.

Si daruma berotot itu adalah bodyguard yang dipekerjakan oleh si tuan putri, sekaligus guru ilmu pedang. Sepertinya dia mau kamu mengajarkan bahasa dan sihir kepada si tuan putri, dan sebagai gantinya, dia akan mengajarkan ilmu pedang kepadamu. Tolong jangan menertawakan dia karena otaknya hanya diisi dengan otot. Dia akan jadi serius nanti (Hahaha).


[Apa…….?]

Ada pembuluh darah yang mencuat di dahi Ghyslaine.

Surat ini mungkin ditulis untuk menjelaskan situasi ini padaku, namun pada waktu yang sama, surat ini mungkin juga ditulis untuk membuat marah Ghyslaine.

Hubungan seperti apa yang mereka berdua miliki?

Meskipun kemampuan si tuan putri untuk mempelajari sesuatu tidak terlalu bagus, tapi cukup layak untuk dilakukan kalau kamu bisa menghemat biaya tutor.

Biaya tutor.

Aku paham sekarang. Aku akan belajar ilmu berpedang dari orang ini. Karena Paul terlalu mengandalkan instingnya, dia membantuku untuk menemukan guru yang lebih baik.

Atau apakah dia merasa putus asa karena aku tak mengalami peningkatan sama sekali?

Bisa nggak kamu bertanggung jawab sampai akhir……?

[Biasanya berapa banyak biaya yang dibutuhkan agar orang bisa belajar dari Ghyslaine?]

[2 Koin Emas Asura per bulan.]

2 Koin Emas Asura!!

Bahkan Roxy saja cuma menerima 5 Koin Perak Asura per bulan.

4 kali lebih banyak. Jadi begitu. Berarti ini memang layak untuk dilakukan.

Sekedar tambahan, 1 orang membutuhkan uang sekitar 2 Koin Perak Asura per bulan untuk biaya hidup.

Kamu akan tinggal di rumah tuan putri selama 5 tahun untuk mengajarinya.

Dalam 5 tahun ini, kamu dilarang untuk pulang ke rumah atau menulis surat. Gara-gara kamu, Sylphy jadi tak bisa mandiri. Tak hanya itu, bahkan kamu pun juga mulai bergantung kepadanya, jadi aku memaksa kalian untuk hidup secara terpisah.

[A……pa……?]

Eh, kenapa?

Tunggu dulu.

……Eh?

Apa kamu bercanda? Aku tak bisa menemui Sylphy selama 5 tahun?

Dan aku tak boleh menulis surat?

[Ada apa? Apa kamu terpisah dari kekasihmu, Rudi-chan?]

Aku menunjukkan ekspresi yang penuh dengan keputus asaan, dan Ghyslaine sepertinya menanyaiku dengan cara yang menyenangkan.

[Tidak, aku cuma di usir dari rumah oleh ayah yang sama sekali tidak mirip seperti orang dewasa.]

Aku bahkan tak sempat mengucapkan selamat tinggal.

Kamu benar-benar melakukannya, Paul.

[Jangan bersedih, Rudi-chan.]

[Erm.]

[Apa?]

[Aku pikir aku lebih suka kalau dipanggil Rudeus.]

[Ah, aku mengerti.]

Tapi setelah aku pikir-pikir secara rasional, Paul juga ada benarnya.

Memang benar, kalau Sylphy tumbuh seperti ini, dia mungkin akan menjadi seorang Osananajimi di dalam Eroge murahan. Selalu menempel dengan si protagonis, dan menganggap si protagonis sebagai pusat dari hidupnya, dan menjadi satelit yang selalu mengitari si protagonis. Sebuah karakter yang tak memiliki identitas sendiri.

Kalau di dunia nyata, saat kamu mulai akrab dan bergantung pada teman-teman di sekolah, ketergantungan itu akan perlahan menghilang saat kamu mempelajari lebih banyak hal, tapi disini Sylphy tak memiliki teman karena warna rambutnya.

Bahkan setelah 5 tahun, kemungkinan dia masih akan menempel padaku itu sangatlah besar.

Meskipun bagiku itu oke oke saja, orang dewasa yang ada di sekitar pasti tak berpikiran seperti itu.

Yang mana itu bagus. Bukan keputusan yang buruk.

Soal upah kerjamu, kamu akan dibayar 2 Koin Perak Asura per bulan. Meskipun upahnya lebih kecil bila dibandingkan dengan upah rata-rata guru privat, tapi itu lumayan banyak untuk uang saku anak kecil. Kalau kamu punya waktu luang, pergilah ke kota untuk belajar cara menggunakan uang yang kamu dapat. Masalah soal uang itu, kalau kamu tak menggunakan itu secara normal, kamu tak akan bisa menggunakannya dengan baik di saat-saat genting. Sekalipun, aku merasa kalau anakku masih akan tetap menggunakannya dengan baik sekalipun dia tak mempelajarinya terlebih dahulu…… Ah, meskipun kamu membuat kesalahan, tapi jangan pernah menggunakan uang itu untuk membeli wanita, oke?

Aku sudah bilang, jangan menulis hal-hal yang tidak berguna.

Atau apakah ini seperti itu? Sesuatu seperti ostrich club(google klo mw tau)?

Tolong jangan lakukan itu.

Kemudian. Setelah 5 tahun berlalu, kalau kamu tak menyerah dalam mengajarkan bahasa, matematika, dan sihir untuk si tuan putri. Sebagai hadiah khusus, majikanmu akan menanggung biaya untuk belajar di Universitas Sihir untuk 2 orang. Begitulah yang tertulis di dalam kontrak.

Oh begitu.

Dalam 5 tahun ini, kalau aku serius bekerja sebagai guru privat, dia akan memenuhi permintaanku.

Yah, Sylphy mungkin saja tak lagi mau mengikutimu dalam 5 tahun ke depan, dan gairahmu juga akan menurun, dan hatimu juga akan berpaling. Soal itu, kami akan meyakinkan Sylphy dengan serius.

Meyakinkan dengan serius eh…… Aku kok punya perasaan gak enak. Papan*.
(*efek suara jantung berhenti sesaat)

Aku harap kamu akan baik-baik saja selama 5 tahun kedepan. Untuk mempelajari segala jenis ilmu di tempat baru, dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi.

- Salam, ayah yang penuh dengan kecerdasan, Paul.

Kecerdasan apaan……….!?

Bukannya kamu menggunakan kekerasan!!?

Tapi kali ini, keputusan yang ia buat membuatku merasa hormat kepadanya.

Melakukan ini untukku, dan juga untuk Sylphy.

Meskipun Sylphy akan menjadi sendirian, kalau dia tak bisa mengatasi ini sendiri, dia tak akan bisa tumbuh menjadi dewasa untuk selamanya.

Terlalu bergantung kepadaku itu tidak boleh.

[Paul benar-benar menyayangimu.]

Ucap Ghyslaine. Aku tersenyum kecut dan menjwab:

[Sebelumnya kami bersikap dingin dengan satu sama lain. Tapi setelah dia melihat kalau sebenarnya kami berdua itu mirip, dia menjadi lebih dekat denganku. Tapi, bukannya Ghyslaine juga sama……]

[Hm? Kenapa soal aku?]

Aku membacakan baris terakhir.

Catatan: Kalau si tuan putri setuju denganmu, boleh lah kamu pegang-pegang dia, tapi si daruma berotot itu wanita ku, jadi jangan sentuh dia.

[Dia bilang begitu.]

[Hmph. Kirim surat itu ke Zenith.]

[Siap.]

Seperti itulah, aku berangkat menuju kota terbesar di daerah Fedoa, Roa.

Meskipun aku punya banyak pemikiran tentang ini, aku akan mengesampingkan mereka terlebih dahulu. Aku harus sadar. Mmm, soal ini juga. Aku tak bisa bersama-sama dengan Sylphy. Aku tak punya rasa penyesalan. Mmm.

Aku terus mengatakan itu kepada diriku sendiri.

(Tapi aku benar-benar ingin menemuinya, paling tidak sekali dalam setahun……)

Hatiku masih punya beberapa keraguan.

***

-- Sudut Pandang Paul –

[I-itu tadi bahaya……]

Aku melihat ke arah anakku yang pingsan dan sepatuku yang kotor.

Karena hari ini adalah hari terakhir aku mengajarinya ilmu berpedang, aku ingin bersikap serius untuk menakut-nakutinya, dengan menunjukkan harga diriku sebagai seorang ayah, tapi aku tak mengira dia akan menggunakan sihir untuk melawanku dengan reaksi secepat kilat.

Bukan untuk menyerangku, tapi untuk menghentikan pergerakanku dengan menggunakan sihir.

Ditambah lagi, dia menggunakan segala jenis sihir yang berbeda-beda.

[Anakku benar-benar seperti yang aku harapkan. Akal bertarung yang ia miliki memang sungguh menakjubkan.]

Meskipun hanya untuk sesaat, aku ternyata harus melangkah 3 kali ketika aku membuatnya benar-benar terkejut.

Apalagi di langkah terakhir. Kalau saja aku punya keraguan sedikitpun, kakiku akan berhasil dia jebak, dan aku akan dihabisi seketika.

Mengambil 3 langkah untuk melawan seorang penyihir. Kalau saja seorang penyihir memiliki pendamping lain, mereka akan menutupi kedua sisinya untuk melindunginya. Atau kalau jarak diantara kami lebih lebar, aku akan membutuhkan langkah keempat.

Secara konten, aku benar-benar kalah.

Bahkan sekalipun aku melemparnya ke dalam salah satu party yang masuk ke dalam dungeon, dia pasti akan cukup berguna sebagai seorang penyihir.

[Seorang jenius yang membuat penyihir tingkat Water Saint kehilangan kepercayaan dirinya…]

Anakku benar-benar mengerikan.

Tapi, aku merasa gembira.

Di masa lalu, aku hanya akan merasa cemburu ketika aku melihat ada seseorang yang lebih berbakat daripada aku, tapi tanpa kuduga, dalam urusan anakku, aku hanya merasa senang.

[Ah, sekarang bukan waktunya untuk bicara soal ini. Kalau aku tak buru-buru, Rawls dan lainnya akan segera tiba.]

Aku buru-buru mengikat anakku yang tidak sadar dengan menggunakan tali, dan melemparnya ke dalam kereta kuda yang barusan sampai.

Timingnya benar-benar pas, Rawls sudah tiba.

Sylphy juga.

[Rudi!?]

Sylphy melihatku mengikat Rudi dan berencana untuk menyelamatkannya. Mendadak, dia menggunakan sihir tingkat intermediate dengan voiceless incantation. Sekalipun aku bisa menghindarinya dengan mudah, disamping voiceless incantation, sihir yang ia gunakan memiliki kecepatan dan kekuatan yang lumayan.

Kalau orang lain diserang dengan sihir seperti itu, mereka pasti akan mati.

Rudi, apa-apaan yang kamu ajarkan pada Sylphy?

Aku menyerahkan surat yang aku tulis kepada Ghyslaine, meletakkan Rudi di dalam kereta kuda, dan menyuruh si pengemudi agar segera berangkat.

Aku melihat ke amping, dan menemukan Rawls sedang berlutut di samping Sylphy sembari mengajarinya sesuatu. Itu benar. Pendidikan itu seharusnya adalah pekerjaan orang tua. Porsi yang diambil oleh Rudi harus bisa kamu ambil kembali dengan tanganmu sendiri, Rawls.

Aku menghela nafas, dan menggunakan tatapan hangat untuk melihat mereka, kemudian aku mendengar suara Sylphy yang terbawa angin.

[Aku mengerti. Aku akan menjadi kuat untuk bisa membantu Rudi……!!]

Mmm, sepertinya kamu sangat disayangi, anakku.

Melihat pemandangan ini, kedua istriku keluar dari rumah.

Karena aku pikir situasinya akan menjadi berbahaya, aku menyuruh mereka untuk melihat dari dalam rumah, tapi mereka pasti keluar untuk mengantar kepergian Rudi.

[Ah, Rudi ku yang manis sudah pergi.]

[Nyonya. Ini adalah latihan.]

[Aku tahu Lilia. Oooh, ooh Rudeus!! Berusahalah, anakku!! Aku yang malang, anak tunggalku telah direnggut dari tanganku!!]

[Nyonya, tuan muda sekarang bukan satu-satunya anak nyonya lagi.]

[Oh iya. Sudah ada dua adik perempuan.]

[Dua……!! N-nyonya!!]

[Tak apa Lilia. Aku juga akan menyayangi anakmu!! Karena, aku, juga menyayangimu!!]

[Ohh!! Nyonya, aku juga!!]]

Mereka melakukan drama seperti itu sambil melihat kereta kuda yang semakin menjauh.

Karena Rudeus sangat mahir, mereka berdua harusnya tak terlalu khawatir.

Tapi kalau kupikir lagi, mereka berdua mempunyai hubungan yang sangat bagus. Kalau saja hubunganku dengan mereka juga sebaik itu.

Atau lebih tepatnya, aku akan merasa senang kalau mereka tak sekompak itu untuk membully ku.

[Tapi ketika anak-anak yang lain tumbuh besar, Rudi tak akan ada di sana……]

Rudi sepertinya berencana untuk menjadi onii-chan yang keren. Sayang sekali ya.

Rasa sayang anak-anakku akan dimonopoli olehku.

Ho ho.

Tunggu sebentar. Setelah ini, Rudeus akan dilatih oleh pelatih berbakat, Sword King Ghyslaine.

5 tahun kemudian, dia akan berusia 12 tahun. Tubuhnya akan jadi sangat fit.

Setelah dia kembali, dia akan bisa menggunakan sihir dan berlatih tanding denganku. Apa aku bisa menang melawan Rudeus?

Oh sialan. Harga diriku sebagai ayah akan berada dalam bahaya 5 tahun dari sekarang.

[Nyonya Greyrat, dan Lilia. Karena Rudeus sudah pergi, aku ingin mulai latihan sedikit.]

Zenith menunjukkan tampang terkejut. Lilia membisiki telinga Zenith.

[Itu karena dia hampir kalah melawan tuan muda Rudeus. Dia merasa bahaya sekarang.]

[Dia memang selalu seperti itu. Dia tak akan berusaha kecuali kalau dia hampir kalah.]

Doh. Harga diri ayah ini sudah berada dalam bahaya.

(Yah, soal harga diri sebenarnya tak terlalu aku pikirkan.)

Karena aku tahu seperti apa ayah yang selalu berusaha untuk menunjukkan harga dirinya, dan aku berpikir dari dalam hatiku, kalau aku hanya akan menjadi Ossan tak berguna yang terus-terusan punya masalah dengan wanita. Tujuanku adalah untuk menjadi ayah yang peduli dengan anak-anakku tanpa berlebihan. Paling tidak, sebelum ketiga anakku menjadi dewasa.

Aku menatap Zenith.

Tubuh yang ia miliki cukup bagus, sampai orang tak akan mengira kalau dia sudah melahirkan dua kali……

(Yah, itu akan bertahan sampai dia melahirkan untuk keempat atau kelima kalinya. Hehe.)

Kesampingkan hal di atas terlebih dahulu.

(Rudeus……)

Aku juga tak menyukai metode itu.

Tapi, meskipun aku mengatakan itu semua secara langsung, aku tahu kamu tak akan mau mendengarkanku, dan aku tak yakin kalau aku bisa membujukmu.

Tapi aku akan gagal sebagai orang tua kalau aku hanya melihat dan tidak melakukan apa-apa. Karena aku tak memiliki kemampuan yang cukup, aku hanya bisa meminta tolong kepada orang lain. Sekalipun aku melakukannya dengan menggunakan kekerasan, kamu yang pintar pasti bisa memahami itu……

Tidak, sekalipun kamu tak mengerti itu, tak apa buatku.

Hal-hal yang akan kamu alami di sana tak akan mungkin kamu alami di desa ini. Meskipun kamu tak mengerti, cukup hadapilah hal-hal yang ada di hadapanmu, dan itu akan menjadi kekuatanmu.

Jadi bencilah aku.

Benci aku, dan kutuk aku, karena kamu tak bisa melawanku.

Begitulah caraku tumbuh dengan ayahku yang terus menekanku.

Karena aku tak bisa melawan ayahku, aku memilih untuk pergi meninggalkan rumah.

Berulang kali aku menyesali dan memikirkan itu kembali. Aku tak ingin kamu mengalami hal yang sama.

Tapi aku menjadi lebih kuat karena aku pergi meninggalkan rumah.

Meskipun aku tak tahu apakah kekuatan yang aku miliki ini bisa menang melawan ayahku, aku mendapatkan wanita yang aku inginkan, melindungi hal yang ingin aku lindungi, dan paling tidak, aku berhasil menahan anakku yang masih muda.

Kalau kamu ingin melawanku, silahkan.

Setelah kamu memiliki cukup banyak kekuatan.

Kumpulkan cukup banyak kekuatan yang tak akan kalah melawan ayah yang kasar ini.

Sambil melihat kereta kuda yang membawa Rudeus, Paul memikirkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar