Senin, 15 Desember 2014

Mushoku Tensei 15



[Web Novel 15] Rapat Pengurus & Hari Minggu

Setengah tahun telah berlalu lagi.

Belakangan ini Eris, yang sudah berubah menjadi agak jinak, kembali bersikap kasar lagi.

Kenapa, kenapa? Siapa yang menyebabkan kekacauan ini?

Sekalipun aku merasa sedikit frustasi, aku menyadari sesuatu.

Tidak ada hari libur.

Setelah makan malam, aku memanggil Ghyslaine dan guru etik untuk datang ke dalam kamarku.

Sebagai catatan, si guru etik tidak tinggal di dalam mansion, dan dia datang dari rumahnya sendiri di Roa untuk bekerja.


Jadi aku menyuruh seorang butler untuk memberikan undanganku kepada dia.

[Pertama-tama, senang bertemu dengan kalian, namaku adalah Rudeus Greyrat.]

[Nama saya adalah Edona Leilon, saya bertugas untuk mengajarkan etika dan tata krama kepada Eris-sama.]

Aku meletakkan satu tanganku di dada dan memperkenalkan diri dengan gaya kasual, tapi Edona membalasku dengan salam yang sopan.

Guru etik ini tepat seperti apa yang aku bayangkan.

Edona adalah seorang wanita paruh baya, dan kerutan bisa terlihat di wajahnya.

Dia memiliki wajah bulat, dengan senyum lembut yang cocok dengan imejnya yang hangat.

[Aku Ghyslaine.]

Ghyslaine dengan otot-otot tubuhnya, tetap sama seperti biasanya. Aku menunjuk ke arah kursi dan menyarankan agar mereka duduk. Setelah mereka berdua duduk, aku menuangkan minum yang sudah dipersiapkan si butler terlebih dahulu, dan mulai membahas topik.

[Hari ini aku mencari kalian berdua untuk satu alasan yang sama, yaitu, untuk mendiskusikan jadwal pelajaran Eris-sama.]

[Jadwal?]

[Ya, saat ini, dia berlatih pedang di pagi hari, punya waktu luang di siang hari, belajar tata krama di malam hari, kira-kira seperti itu bukan?]

[Tepat seperti yang anda katakan.]

Mata pelajaran Eris adalah bahasa, matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu pedang, dan tata krama, totalnya ada 6.

Kalau menggunakan sebutan modern, mata pelajarannya adalah bahasa nasional, matematika, olah raga, dan pendidikan moral.

Sekalipun disini tidak ada jam, satu kelas tidak berlangsung selama berjam-jam. Biasanya mata pelajaran itu dibagi menjadi 3 sesi, dengan makan pagi, makan siang, dan waktu minum teh sebagai indikasi untuk istirahat.

Setelah makan pagi > Kelas > Setelah makan siang > Kelas > Setelah waktu minum teh > Kelas > Setelah makan malam > Waktu luang.

Tidak ada guru sejarah yang dipekerjakan, jadi Philip lah yang akan mengajari Eris disaat ia memiliki waktu luang.

[Karena sekarang ada aku disini, bahkan waktu luang dimalam hari pun bisa digunakan untuk belajar, dan kita akan menghabiskan seluruh waktu Ojou-sama secara menyeluruh.]

[Benar, pelajaran Ojou-sama telah berjalan dengan lancar, dan Tuan besar juga memperhatikan itu.]

Tebakanku benar.

[Memang benar kalau pelajaran Ojou-sama telah berjalan dengan mulus, tapi ada satu masalah.]

[Masalah?]

[Ya, mempelajari segalanya, hari demi hari, menyebabkan Ojou-sama mengalami stress yang terus menumpuk.]

Eris selalu memiliki mood jengkel saat ia mengikuti kelas matematika, dan bila dia menghadapi pertanyaan yang sedikit sulit, dia akan menerjang ke arahku.

Itu terlalu berbahaya.

Aku tak tahu kapan aku akan ditunggangi dan dihajar dari atas.

Sekali lagi, itu terlalu berbahaya.

[Sekalipun semuanya masih normal sekarang, dia mungkin tidak akan tahan lagi di masa depan, dan akan melarikan diri dari satu mata pelajaran atau apalah.]

[Um……]

Edona menutupi mulutnya dengan kedua tangannya, dan mengangguk setuju.

Aku tak pernah melihat kelas tata krama sebelumnya, tapi Eris sepertinya mau memperhatikan kelas tersebut.

Aku dengar kalau Edona adalah ibu ASInya Eris, tapi aku tak tahu kenapa Eris menyukai dia.

[Jadi aku mengajukan rencana, agar kita memilih satu hari dalam setiap 7 hari, dan tidak mengadakan kelas dalam hari itu.]

Sebagai catatan, di dunia ini ada yang namanya kalender, dan ada juga yang namanya bulan dan hari, tapi tidak ada yang namanya konsep 1 minggu.

Setahun memiliki beberapa hari yang dianggap sebagai hari istirahat, tapi yang namanya hari minggu itu tidak ada.

Aku menggunakan angka 7 karena itu mudah untuk diingat, sekalipun aku tak tahu kenapa angka itu begitu spesial di dunia ini.

Angka itu dianggap sebagai angka keberuntungan, dan di ilmu pedang juga ada 7 tingkatan.

[Dan 6 hari sisanya, kita bisa mengadakan kelas bahasa, matematika, ilmu sihir, sejarah, ilmu pedang, dan tata krama, dengan 6 mata pelajaran tersebut.]

[Boleh saya bertanya?]

[Silahkan, Edona-san.]

[Kalau anda mendistribusikan waktu belajarnya menjadi seperti itu, kelas untuk tata krama hanya akan menjadi tiga kali, upahnya……]

Jadi ternyata kau cuma memikirkan uangnya! Tapi aku tidak mau menyalahkan Edona, karena aku juga bekerja untuk mencari uang.

Edona memikirkan tentang bagian dimana [Apakah upah yang diterima akan dipotong, karena kelasnya menjadi lebih sedikit?]

Aku sudah mendiskusikan ini dengan Philip sebelmnya, dan tidak ada masalah dengan itu.

Ditambahlagi, karena upahnya dibayar bulanan, sekalipun ada satu kelas yang tidak dihadiri Eris, upahnya masih akan tetap diberikan.

Tentu saja, kalau tidak ada satu kelaspun yang dihadiri, akan ada orang yang dipecat bulan depan.

Aku tak perlu mengatakan itu kan?

Orang yang tidak memahami cara kerja dunia jelas sudah lama dipecat dari sini.

[Tentu saja mata pelajarannya tidak akan dibagi seperti itu, kelas bahasa dan matematika hanya perlu diadakan dua kali dalam seminggu. Namun tidak ada artinya kalau kau tidak berlatih ilmu pedang setiap hari, dan sekalipun ilmu sihir harus dilatih setiap hari, tapi ada batasan dalam mana yang bisa digunakan, jadi kau tidak perlu membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk melatihnya, dan aku berencana untuk menggunakan waktu ekstranya untuk mengadakan kelas bahasa dan matematika.]

Sekalipun ini sudah direncanakan, pada dasarnya ya seperti ini.

[Hari ini aku X kali menggunakan waterball, dan stok mana ku berkurang sebanyak Y. Kalau begitu, berapa banyak waterball yang masih bisa aku gunakan]—pertanyaan seperti itu.

Sebuah pertanyaan yang berdasarkan pada berapa kali sihir yang bisa digunakan oleh Eris dan Ghyslaine.

Dibandingkan dengan melihat nomer-nomer yang ada di dalam ruangan, aku lebih suka untuk melakukan praktek, karena itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan mereka.

Karena kau tidak bisa melihat jumlah mana mu secara pasti, jawaban yang benar sulit untuk dijawab dengan pasti.

Yah, makin sering kau menggunakan kalkulasi mental, kau akan makin terbiasa dalam menggunakannya, dan otakmu juga akan beradaptasi.

Aku juga berencana untuk mengajarkan voiceless incantations dan ilmu sains di masa depan.

Tapi aku harus menunggu sampai Eris menguasai matematika dan bahasa terlebih dahulu.

[Aku minta maaf Edona-san, tapi kelas tata krama harus dipotong menjadi 3 sampai 4 kali dalam sebulan.]

[Saya mengerti.]

Edona mengangguk setuju.

Dengan begitu, 1 hari memiliki 3 kelas, 6 hari 18 kelas. Pembagian untuk masing-masing mata pelajaran adalah, tata krama 5 kali, ilmu pedang 6 kali, bahasa 2 kali, matematika 2 kali, dan sihir 3 kali.

Aku merasa tidak ada cukup waktu untuk kelas sihir ku, tapi karena isinya kebanyakan hanyalah latihan yang diulang-ulang, aku akan memikirkan itu nanti.

[Kalau ada situasi dimana kalian tidak bisa mengajar, tolong beritahu aku.]

[Bisakah anda menjelaskannya dengan lebih detail?]

[Aku selalu ada di dalam mansion, kalau aku memiliki waktu luang aku akan mengadakan kelas, jadi semisal kalian ingin libur panjang, itu juga tidak apa.]

[Saya mengerti.]

Edona terus-terusan tersenyum, aku tak tahu apa dia benar-benar mengerti atau tidak.]

[Ditambah lagi, saya ingin kita mengadakan rapat setiap bulan di hari pertama.]

[Dan kenapa begitu?]

[Kalau kita para guru bisa berkoordinasi dengan lebih baik, kita akan bisa mengatasi masalah bila suatu saat nanti masalah tersebut akan muncul. Begitulah yang saya pikirkan. Sekalipun memang itu tidak terlalu diperlukan, namun ini untuk meningkatkan keefektifan, dan juga untuk jaga-jaga. Apakah itu tidak bisa dilakukan?]

[Tidak, bukan itu maksudku.]

[Rudeus-sama sebenarnya masih sangat kecil, tapi anda benar-benar sangat memperhatikan Eris-sama.]

Aku terus merasa kalau dia menganggapku lucu. Oh, yasudahlah.

Dengan begitu, aku mendapat waktu istirahat.

***

Setelah satu minggu berlalu, kami sampai di hari libur yang pertama, dan tampak Ojou-sama duduk dengan gelisah.

Ini adalah pertama kalinya dia memiliki waktu luang sepanjang hari.

Setelah aku menyapa Philip, aku memutuskan untuk jalan-jalan ke kota, dan aku tak sadar sejak kapan ada Eris dan Ghyslaine di pintu.

[Kamu mau pergi kemana?]

[Kota Roa, jalan-jalan.]

[Jalan-jalan…… itu artinya kamu mau pergi ke kota sendirian?]

[Memangnya kamu lihat ada orang lain?]

[Kamu jahat, aku belum pernah keluar rumah sendirian.]

Eris menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras.

[Kalau Ojou-sama keluar sendirian, nanti kamu bakal diculik oleh seseorang kan?]

[Bukannya kamu juga diculik!]

Ah, benar juga, aku juga pernah diculik.

Tapi aku juga merupakan anggota dari keluarga Greyrat, mungkin aku bisa digunakan untuk meminta tebusan.

Tapi.

[Kalau aku diculik, aku bisa melarikan diri tanpa bantuan orang lain.]

Aku tersenyum sambil mengucapkan itu, dan kemudian melihat Eris mengangkat tinjunya.

Aku buru-buru mengambil pose untuk mempertahankan diriku, tapi sepertinya tinju itu tidak kunjung tiba.

Ini adalah situasi yang langka.

[Ajak aku juga!]

Oh, jadi seperti itu. Sampai sekarang, tinjunya selalu datang lebih dulu sebelum dia bicara, Ojou-sama sudah tumbuh ya.

Tentu saja aku tidak punya alasan untuk menolak, daripada bergerak sendirian, dua orang akan lebih aman bila bersama-sama.

[Kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang.]

[Apa benar ini akan baik-baik saja?]

[Ghyslaine juga akan ikut kan?]

[Ya, tugasku adalah untuk melindungi Ojou-sama.]

Jadi waktu rapat, Ghyslaine sama sekali tidak memahami arti dari hari libur.

Karenanya, akan lebih baik buat dia untuk terus dekat dengan Eris.

Pada mulanya dia dipekerjakan sebagai pengawal, jadi itu sudah aku perkirakan.

[Tunggu aku sebentar, aku akan bersiap-siap, Alphonse! Alphonse!]

Aku melihat Eris berlari-lari di dalam mansion, dan teriakannya masih keras seperti biasa.

[Rudeus.]

Aku menoleh saat mendengar panggilan Ghyslaine, dia berdiri tepat disampingku.

Aku mendongak, dan tinggi badannya hampir 2 meter, aku pikir sekalipun aku sudah besar nanti, aku tetap harus mendongak untuk bertatap muka dengannya.

[Jangan terlalu percaya diri.]

Aku diberikan peringatan.

Apa itu karena aku bilang kalau aku bisa melarikan diri sendirian?

[Aku tahu, aku cuma ingin Ojou-sama berusaha lebih keras.]

[Oh, kalau begitu, misal ada sesuatu yang terjadi cukup panggil aku, aku akan datang menyelamatkanmu.]

[Hmm, kalau situasi seperti itu benar-benar terjadi, aku akan menembakkan kembang api besar lagi.]

Aku kembali memikirkan insiden penculikan sebelumnya.

[Ghyslaine, apa kamu pernah memberitahu hal yang sama kepada Ojou-sama?]

[Hmm? Memberitahu apa?]

[Harusnya kamu menambahkan, kalau dia hanya boleh teriak di tempat dimana teriakannya bisa terdengar.]

[Nanti aku sampaikan, tapi untuk apa itu?]

[Di insiden penculikan sebelumnya, Ojou-sama nyaris terbunuh gara-gara berteriak meminta bantuan.]

[…… Kalau aku bisa mendengar teriakannya, aku pasti akan pergi menghampiri Ojou-sama.]

Tapi, pada saat itu dia memang menunjukkan kecepatan gerak yang tidak masuk akal. Aku merasa Ghyslaine akan bisa tiba tepat waktu, tak peduli dimanapun dia berada, dan pendengarannya juga sangat bagus.

Ditambah lagi, Eris tidak meminta bantuan Philip atau Sauros, tapi Ghyslaine.

Wanita ini benar-benar bisa diandalkan.

[Kamu harus memberitahu dia bahwa dia tidak boleh berteriam meminta bantuan dalam kondisi tertentu.]

Saat aku selesai bicara, Eris telah kembali. Apakah pakaian itu digunakan saat ia keluar dari rumah? Aku tak pernah melihatnya sebelum ini.

Aku memuji pakaiannya, dan aku mendapat pukulan di kepalaku.

Apa sebenarnya salahku coba?

***

Kota Roa adalah kota yang terbesar di teritori Fedoa, namun sekalipun kota ini adalah kota yang paling besar, bila dibandingkan dengan seluruh lading gandum yang ada di desa Buina, kota ini tampak jauh lebih kecil.

Kau hanya butuh waktu 2 jam untuk mengitari tembok kota.

Roa adalah kota yang dikelilingi oleh tembok yang tingginya sekitar 7 sampai 8 meter.

Tapi tembok itu tidak melingkar dengan sempurna, karena tanah yang digunakan sebagai landasan tidak rata, dan aku tidak bisa memastikan panjang temboknya secara pasti.

Mungkin sekitar 30 kilometer.

Kota ini benar-benar tidak terasa seperti kota yang besar, dan kota yang dikelilingi oleh tembok seperti ini harusnya sangatlah sedikit. Sekalipun aku tidak pernah mengunjungi kota yang dikelilingi oleh tembok lainnya, tapi aku sangat yakin kalau menciptakan tembok sebesar ini bukanlah tugas yang mudah.

Apa ada sihir yang bisa menciptakan tembok seperti ini? Kalau iya, pasti itu adalah sihir tingkat King atau Emperor.

Atau apakah tembok ini dibuat dengan tangan manusia?

Saat aku memikirkan itu, kami meninggalkan area tempat para bangsawan berkumpul, dan tiba di ruang yang luas dimana banyak orang berlalu-lalang.

Tempat ini adalah area untuk para pedagang, dan karena lokasinya sangat dekat dengan teritori para bangsawan, ada banyak toko yang indah disini.

Tapi aku bisa melihat beberapa pedagang yang berjualan di area terbuka.

Aku melihat barang-barang mahal yang dijual salah satu pedagang.

[Selamat datang tuan muda, tuan putri, silahkan dilihat-lihat, barangkali ada yang minat.]

Aku menikmati kalimat Ossan(paman) penjaga toko yang biasa terdengar di game-game RPG, dan melihat barang-barang yang sedang dijual.

Aku mencatat barang-barang tersebut di secarik kertas, dan sejujurnya, semuanya adalah produk yang aneh.

Harga aphrosidiac 10 koin emas, catat, catat.

[Apa yang kamu tulis, aku sama sekali tidak mengerti!]

Eris berteriak tepat disamping telingaku, di hari itu aku nyaris menjadi tuli.

Aku melihat kertas yang sedang kupegang, dan menyadari kalau aku tanpa sadar telah menulis dengan huruf Jepang.

[Aku cuma mau mencatat beberapa hal, yang penting aku bisa memahaminya.]

[Cukup katakan saja apa yang kamu tulis.]

Ojou-sama benar-benar suka memaksa, tapi aku tidak punya alasan untuk tidak memberitahu dia.

[Itu adalah nama dan harga barang yang dijual.]

[Kenapa kamu menyelidiki itu?]

[Menyelidiki harga pasar adalah ilmu dasar dari game online.]

[Onle…… apa itu?]

Aku pikir Eris tidak akan paham sekalipun aku menjelaskan itu, dan aku mengganti topik pembicaraan dengan menunjuk ke arah sebuah produk; sebuah aksesoris kecil.

[Kamu lihat ini? Toko itu menjual barang ini seharga 5 koin emas, tapi kamu bisa membelinya seharga 4 koin emas dan 5 koin perak disini.]

[Ohhh, tuan muda, anda benar-benar memiliki mata yang bagus, barang-barang yang aku jual disini murah kan?]

Aku mengabaikan si Ossan dan berbalik menghadap Eris.

[Eris, kalau kamu menawar dan harganya turun menjadi 3 koin emas, dan kemudian kamu menjualnya di toko lain seharga 4 koin emas, berapa banyak uang yang bisa kamu dapat?]

[Hmm, coba kupikir, 5-3+4, 6 koin emas!]

Oh my god, apa yang sebenarnya kamu hitung?

[Salah, jawabannya 1 koin emas.]

[A, aku sudah mengerti itu!]

Eris cemberut dan memalingkan wajahnya.

[Apa kau benar-benar memahami itu?]

[Kita aslinya punya 10 koin emas, terus nanti jadi 11 koin emas.]

Woah, kamu akhirnya mengerti. Tunggu, bukannya ini penjumlahan?

Biarkan saja lah, pokoknya aku akan memuji dia dulu.

Harga diri Eris itu benar-benar tinggi, dia hanya akan mengalami kemajuan kalau dia mendapat pujian.

[Woah, kamu benar, wow, Eris benar-benar pintar.]

[Hmph, tentu saja.]

[Erm, tuan muda, itu disebut resale, dan itu bukan sesuatu yang layak untuk dipuji, anda tidak boleh melakukan itu.]

[Tak usah khawatir, aku akan melakukan itu. Kalau aku benar-benar ingin melakukan itu, aku akan memberitahu toko lain kalau kamu menjual barang itu seharga 4 koin emas disini. Aku ambil 1 koin perunggu besar sebagai biaya informasi.]

Si Ossan menunjukkan ekspresi yang tampak benar-benar jengkel dan melihat ke arah Ghyslaine untuk meminta bantuan, tapi sekarang Ghyslaine sedang memperhatikan penuh dengan hal-hal yang aku ucapkan.

Setelah memahami bahwa mengucapkan kalimat lain hanya akan membuang-buang waktunya saja, si Ossan menurunkan pundaknya dan menghela nafas.

Maaf ya, karena kami cuma lihat-lihat, tolong maklumi kami.

[Sekalipun kita tidak membeli atau menjual barang, kita harus tahu harga pasar.]

[Memang kenapa kalau kamu tahu harga pasar!]

[Contohnya ya, kamu bisa menebak harga barang sekalipun kamu tidak pergi ke toko.]

[Iya itu gunanya apa?]

Gunanya apa? Erm, saat barangnya dijual ulang, kau bisa mendapat lebih banyak uang… ah, bukan jawaban yang tepat. Okelah, aku serahkan sisanya kepada Ghyslaine.

[Ghyslaine, menurutmu ini gunanya apa?]

[…… Um, aku tidak tahu.]

Oh sial, benarkah? Kau tak tahu? Aku pikir kau benar-benar memahami ini. Biarin saja lah, toh ini bukan waktunya aku mengajari mereka di dalam kelas.

[Em, kalau begitu mungkin memang benar itu tidak ada gunanya.]

Ujung-ujungnya ini adalah pelajaran buat diriku sendiri, sekalipun aku tidak memahami itu ya tidak apa-apa.

Kalau aku melihat pasar, hal pertama yang aku lakukan adalah menyelidiki informasi produk.

Aku selalu melakukan itu, jadi tidak mungkin itu salah.

Sekalipun aku berpikiran seperti itu, ini adalah pertama kalinya aku memeriksa harga secara pribadi, jadi aku tidak benar-benar yakin apakah hal yang aku lakukan ini memang ada gunanya atau tidak.

[Kalau memang itu mungkin tidak ada gunanya, terus kenapa kamu melakukan itu?]

[Soalnya aku pikir itu ada gunanya.]

Eris memiliki ekspresi serasa dia tidak bisa menerima jawabanku.

Toh, aku tidak bisa menjawab segala pertanyaan.

Ada beberapa hal yang membutuhkan pemikiranmu sendiri untuk dipahami, dan tidak bisa diajarkan oleh orang lain.

[Coba kamu pikir sendiri, kalau kamu pikir ini berguna, belajarlah dariku, kalau tidak, cukup tertawakan aku.]

[Kalau begitu aku yang akan menertawakanmu, begitu?]

[Ahahahahaha.]

[Kenapa kamu malah ketawa sekarang!?]

Aku dipukul lagi, hiks.

Aku juga melihat-lihat pedagang yang ada di sekitar, tapi harga dari barang-barang yang dijual pedagang yang memiliki tingkatan lebih tinggi itu terlalu tinggi, jadi aku menghentikan penyelidikanku.

***

Aku perlahan mulai bergerak menuju bagian luar kota, dan rata-rata harga barang yang dijual pedagang mengalami perubahan yang jelas, turun dari sekitar 5 koin emas menjadi sekitar 1 koin emas.

Itu masih lumayan mahal, tapi harga sekitar itu masih berada dalam jangkauanku.

Para pembeli juga bertambah banyak, mulai dari orang-orang yang kelihatan seperti bangsawan sampai para adventurer.

Karena harga barangnya sekitar 1 koin emas, aku masih bisa membeli barang disana.

Saat aku mencatat harga-harga di catatanku, ada sebuah toko yang menarik perhatianku; toko buku.

Saat aku memasuki toko itu, ternyata suasana di dalam sana terasa tenang.

Bisa dibilang suasana toko itu sama seperti suasana di toko buku yang utamanya menjual buku-buku erotis.

Ada dua rak buku yang memiliki 2 sampai 3 buku dengan judul yang sama yang diletakkan berdampingan.

Sebuah buku harganya rata-rata sekitar 1 koin emas, dengan pengecualian beberapa buku yang disimpan di dalam kabinet berkaca.

Di dalam kabinet tersebut harga rata-ratanya sekitar 8 koin emas, dengan yang paling mahal mencapai 20 koin emas, apa itu barang yang paling bernilai yang dimiliki toko ini?

Pemilik toko tidak menganggapku sebagai seorang pembeli, dan tidak menyapaku.

Penilaiannya benar.

Aku mencatat judul buku-buku yang dijual, dan si pemilik toko menatapku dengan curiga.

Arara, tenang saja bos, aku tidak menyentuh bukunya.

Ditambah lagi aku tidak mengambil foto.

Sebuah buku ensiklopedia harganya sekitar 7 koin emas, kalau 1 koin emas nilainya sekitar ¥100.000, berarti aku butuh ¥700.000 untuk beli itu. (¥100=$1)

Di rumah ibuku juga ada buku ensiklopedia, kekonyolan macam apa ini……

Tapi memang sudah seperti yang aku duga, buku ensiklopedia tampaknya merupakan buku yang benar-benar mahal. Buku yang wajib aku baca, <<Summoning Magic Shigu>>, membutuhkan 10 koin emas.

Gaji bulananku yang sekitar 2 koin perak tidak cukup untuk membuatku mampu membeli buku itu.

Buku yang paling mahal adalah <<Tata krama istana kerajaan Asura>>, buku yang sama sekali tidak memiliki arti buatku.

[Hal menarik apa yang kamu cari?]

Eris bertanya padaku, mungkin dia merasa terganggu gara-gara aku cuma melihat-lihat dan tidak mencatat lagi.

[Tidak, aku cuma berpikir kalau buku yang dijual disini tidak terlalu menarik.]

[Aku dengar kamu suka baca buku?]

[Dengar dari mana kamu?]

[Dari Otou-sama.](ayah)

Philip hmm? Memang pernah sih aku meminta ijin darinya untuk masuk perpustakaan.

[A-, aku bisa membantu membelikan buku untukmu.]

[Kamu kok gampang sekali ngomongnya, memang kamu punya uang, Eris?]

[Nanti Oji-sama akan memberiku uang!](kakek)

Benar. Tapi terlalu memanjakan dirimu itu bukan hal yang bagus.

Sekalipun aku menginginkan itu……

Sekalipun aku menginginkan itu!

[Aku tak mau.]

[Kenapa!]

Eris cemberut, dia selalu melakukan itu kalau dia merasa jengkel.

Kalau suasana hatinya terus-terusan memburuk, dia bakal menjelma menjadi iblis.

Tapi untuk sekarang masih tidak apa, dia masih bisa berpikir dengan jelas.

[Eris tidak boleh membagi-bagikan uang seenaknya.]

[Apa maksudmu?]

Eris merajut kedua alisnya, dia menjadi semakin sebal karena dia tidak paham dengan ucapanku.

Belakangan ini aku bisa secara kasar mengukur meteran-amarah Eris.

Bagaimana ya caranya untuk menjelaskan ini dengan baik. Kalau dipikir-pikir, pentingkah bagi wanita dari keluarga bangsawan untuk mempelajari tentang pentingnya cara menggunakan uang?

[Aku sekarang kan jadi guru privatnya Eris, apa kamu tahu berapa banyak uang yang aku dapat?]

[…… 5 koin emas, iya kan?]

[2 koin perak.]

[Murah banget!]

Eris menjerit dengan suara melengking, dan di pojokan sana tampak si pemilik toko menunjukkan ekspresi yang mengatakan ‘kalian terlalu berisik’.

[Tidak juga, pencapaianku tidak begitu banyak dan umurku juga masih kecil, jadi itu harga yang tepat buatku.]

Ditambah lagi keluargamu akan membantuku membayar biaya untuk belajar di universitas.

[T, tapi Ghyslaine saja menerima upah 2 koin emas. Bukannya Rudeus mengajariku banyak hal?]

[Ghyslaine memiliki pencapaian tinggi dan memiliki ranking Sword King. Dia bahkan bertindak sebagai pengawalmu, karena itulah gajinya Ghyslaine lebih tinggi dariku.]

Ditambah lagi ada kebiasaan buruk yang dimiliki keluarga Boreas Greyrat.

Kalau aku memikirkan mereka, aku membayangkan mereka akan memiliki ide seperti [Gadis dari ras beast akan menerima perlakuan spesial!].

[Kalau begitu, kira-kira kalau aku kerja aku dapat gaji berapa?]

[Kamu tidak bisa sihir, ilmu pedangmu dibawah rata-rata, dan tidak memiliki pencapaian apapun, jadi gaji tertinggi yang bisa diterima Ojou-sama tetap tidak akan mampu melebihi 1 koin perak.]

Eris kehabisan kata-kata mendengar penjelasanku, dan ditambah lagi, dia belum pernah menerima uang saku.

[Kalau kamu mau membelikan sesuatu untuk seseorang, carilah uang dengan tanganmu sendiri, baru kita bicarakan itu.]

[Aku mengerti……]

Kepala Eris tertunduk lemas, dengan ekspresi sedih yang jarang terlihat. Kalau dia bisa terus seperti itu, aku tidak akan merasa kesulitan untuk mengatasi dia……

[Yah, kamu bisa meminta beberapa uang saku dari Philip-sama.]

[Benarkah?]

Eris mengangkat kepalanya, aku merasa kalau meteran-cinta nya kepadaku telah meningkat.

Yah, sekalipun dia tidak diberikan sepeserpun uang saku, memberinya apapun yang dia inginkan itu sama saja kalau dia terlalu dimanja.

Akan lebih baik kalau dia diberikan sedikit uang agar dia bisa mempelajari sendiri cara untuk menggunakannya dengan benar.

Setelah mencatat beberapa judul buku yang penting, aku pergi keluar dari toko buku.

Aku telah mendapat kesan menyeluruh tentang hal-hal yang ingin aku beli setelah seharian jalan-jalan mengunjungi berbagai toko.

***

Saat aku melihat ke atas langit, tampak ada sebuah kastil yang melayang disana.

Kastil itu diselimuti dan tertutup oleh awan-awan, tapi kastil yang tampak sekilas itu pasti ada disana.

[Apa!]

Aku menunjuk ke arah langit, dan orang-orang yang ada disekitarku ikut melihat ke arah yang aku tunjuk, tapi tak lama setelahnya mereka mulai kehilangan minat.

Hah? Kalian lihat itu kan? Apa cuma aku? Satu-satunya orang yang melihat kastil di langit itu cuma aku? (ref.anime castle in the sky)

Ayahku adalah pembohong?(ref.anime castle in the sky)

[Apa ini pertama kalinya kamu melihat itu? Itu adalah kastil langit milik [Armored Dragon King] Pergius.]

Apa kau tahu itu nona…… Ghyslaine!?

Tapi, mari kita kembali ke topik utama, kastil langit.

Woah, itu benar-benar keren coy.

[Pergius itu apa?]

[Kamu tidak tahu itu?]

Sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya, tapi aku tidak bisa mengingatnya.

[Apa itu?]

Ghyslaine, dengan tampang yang sedikit terkejut, mencoba untuk menjelaskan itu kepadaku.

Tapi kali ini, Eris menyilangkan lengannya dan muncul di hadapanku.

[Biar aku yang mengajarimu!]

[Kalau boleh, tolong ajari aku.]

[Baiklah! Pergius adalah salah satu dari 3 pahlawan yang mengalahkan Demon God Laplace.]

Eris mengucapkan itu dengan bangga. Demon God Laplace, sepertinya aku pernah mendengar itu di suatu tempat…?

[Dia itu sangat, sangat, sangat kuat, memimpin 12 pengikutnya yang ada di kastil langit menuju kastilnya Laplace.]

[Wow, itu benar-benar keren.]

[Luar biasa kan!]

[Ojou-sama benar-benar pintar, terima kasih.]

[Ufufu! Rudeus masih belum cukup pintar!]

Kalau aku menyangkal itu, pasti aku akan dihajar. Sudah lama aku mempelajari itu.

Karena itulah, aku kembali melakukan penyelidikan.

Setelah bertanya kepada Philip, sekarang aku tahu kalau ada buku dengan informasi tentang Pergius di sekitar sini, dan setelah aku mengerahkan cukup banyak usaha, akhirnya aku menemukan buku itu.

Dan setelah aku melihatnya, ternyata buku itu adalah buku yang sama dengan buku yang ada di desa Buina.

<<Legenda Pergius.>>

Sebelumnya aku sangat yakin kalau itu adalah cerita dongeng, tapi sepertinya itu adalah sejarah asli.

[Armored Dragon King] Pergius, tidak ada yang tahu darimana dia datang atau dimana dia tumbuh dewasa. Pada suatu saat, dirinya yang masih muda dan tidak memiliki sedikitpun ketenaran, dibawa ke organisasi adventurer oleh Dragon God Urupein, itulah catatan tentang Pergius yang paling awal.

Pergius segera menunjukkan kekuatannya dalam waktu yang singkat, berkelompok dengan Dragon God Urupein, North God Kalman, Twin Emperor Migus dan Gumis, dan mengalahkan banyak lawan.

Karena Pergius dianggap seperti adik dari Urupein, tidak ada yang tahu sejak kapan dia diberikan gelar [Armored Dragon] diantara [5 Dragon Warrior] yang bekerja dibawah Dragon God.

Dia menggunakan seluruh kemampuannya tanpa reservasi, dan menggunakan sihir andalannya untuk menciptakan 12 familiar, yang dibagi menjadi – Void – Darkness – Brightness – Wave – Life – Earthquake – Time – Storm – Destruction – Observation – Insanity – Atonement.

Dengan kemampuan untuk mengontrol 12 familiar terkuat dan mensummon kastil langit kuno bernama [Chaos Breaker], Pergius dan anak buahnya mulai bertarung habis-habisan melawan Laplace.

Namun sekalipun dengan semua itu, mereka masih belum mampu membunuh Laplace, dan pada akhirnya hanya mampu untuk menyegel Laplace.

Setelah menyaksikan kekuatan, martabat, dan juga [Chaos Breaker] miliknya, gelar [Armored Dragon King] mulai tersebar.

Kerajaan Asura, dengan alasan untuk mengakui usaha yang telah dikerahkan Pergius, memutuskan untuk mendirikan nama era yang baru.

Itulah era saat ini, [Tahun Armored Dragon(AD)]. (Sebagai tambahan, sekarang adalah tahun 414 AD.)

[Armored Dragon King] tidak memiliki hubungan dengan kerajaan apapun maupun menguasai suatu teritori tertentu, dan hanya terbang mengelilingi dunia dengan menggunakan kastil langit [Chaos Breaker].

Tidak ada yang tahu apa tujuan yang ia miliki.

Tapi serius deh, 400 tahun? Hmm, apa benar dia masih hidup?

Itu bukan kastil kosong yang terbang kemana-mana tanpa tujuan yang jelas kan?

Kalau ada kesempatan, aku pasti akan berkunjung ke sana.

***

Hari kedua.

Mood Eris hari ini lumayan bagus, sampai-sampai orang lain yang melihatnya pun bisa terkejut, mungkin itu karena dia bisa bermain seharian kemarin.

Atau mungkin itu ada hubungannya dengan kunjungannya ke toko-toko berkelas tinggi.

Terlepas dari alasan mana yang benar, sepertinya mengatur hari libur adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

[Lain kali ajak aku main keluar lagi!]

Eris melakukan posenya yang biasa, dengan wajah sedikit memerah.

Apa yang menyebabkan wajahnya memerah?

Marah? Penghinaan? Apa?Jangan-jangan karena malu?

Bagaimana mungkin, itukan Eris!

[Anu…]

Melihatku menunjukkan ekspresi gelisah, Eris menggertakkan giginya, memutar pinggangnya, memegang rambutnya dengan kedua tangannya , dan berkata:

[T, tolong ajak aku, nyan~?]

[O-, oke, aku ajak, aku ajak kamu nanti, tapi tolong jangan lakukan itu.]

Aku buru-buru menghentikan dia, memang benar pose seperti itu sangat manis, tapi itu sangat buruk buat jantungku.

Aku merasa kalau meteran-karma ku akan meningkat, dan saat karma itu kembali untuk menghantuiku, aku akan dibalas dengan pukulan.

[Hmph! Bagus lah kalau kamu mengerti.]

Eris melepaskan genggamannya dari rambutnya, dan sebelum rambutnya kembali rapi, Eris duduk di belakang meja.

[Kalau begitu, kamu boleh melanjutkan pelajarannya.]

[Kok rasanya hari ini kamu semangat banget.]

[Soalnya, kalau aku tidak bersikap baik, kamu gak akan mau mengajakku keluar kan!]

O, Ojou-sama sekarang sudah bijaksana!?

[I, itu benar, aku akan mengajakmu kalau kamu mau menurut!]

Aku menyelesaikan kelas hari ini dengan hati tersentuh.

--Status—
Nama : Eris Boreas Greyrat
Profesi : Cucu dari Lord
Sifat : Sedikit kasar
Kalau bicara dengannya : Dia mau mendengarkan sebentar
Bahasa : Bisa membaca banyak hal
Matematika : Tahu soal pengurangan
Sihir : Sedang mempelajari tingkat elementary
Ilmu Pedang : Teknik Sword-God tingkat elementary
Tata Krama : Memahami etika normal
Orang yang dia sukai : Kakek, Ghyslaine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar