Rabu, 31 Desember 2014

Mushoku Tensei 22

[Web Novel 22] Rahasia Shishou

Aku bermimpi.

Dalam mimpi itu, ada bidadari-bidadari yang turun dari langit.

Berbeda dari kemarin, aku yakin ini adalah mimpi yang indah.

Tapi disaat aku memikirkan itu, aku melihat ada mosaik yang menutupi selangkangan mereka, dan mereka juga cekikikan dengan wajah yang menjijikkan, sambil mengeluarkan suara [Fufufu].

Itu terasa seperti mimpi buruk.

Saat aku menyadari fakta tersebut, aku terbangun.

[Itu cuma mimpi....]

Belakangan ini aku sering mengalami mimpi buruk....

Dihadapanku adalah dunia yang penuh dengan tanah dan bebatuan, yang memanjang tanpa batas sampai ke cakrawala.

Demon Continent.

Pecahan dari sebuah benua raksasa yang terbelah saat Human-Demon war berlangsung. Tempat ini dulunya adalah area yang digunakan oleh Demon God Laplace untuk mengumpulkan ras demon.

Luas area benua ini hanyalah sekitar setengah dari luas Central Continent.

Tapi hampir tidak ada tanaman yang tumbuh disini. Tanah disini penuh dengan retakan, dan memiliki permukaan yang sangat tidak rata. Ada batu-batu yang luar biasa besarnya yang menghalangi pandangan, yang otomatis membuat tempat ini menjadi labirin alami.

Dan juga, konsentrasi Mana di Demon Continent sangatlah tebal, dan ada banyak Magical Creature kuat yang hidup disini. Dari kabar yang beredar, katanya, untuk menyeberangi Demon Continent, kau akan membutuhkan waktu 3 kali lebih lama daripada saat kau menyeberangi Central Continent.

***

Ini akan jadi perjalanan yang panjang.

Saat aku berpikir untuk menjelaskan situasi ini kepada Eris, aku melihat ternyata dia sedang merasa sangat bersemangat. Kedua matanya tampak berbintang-bintang saat dia mengamati dataran Demon Continent.

[Eris, sehubungan dengan tempat ini, kita sedang berada di Demon Continent....]

[Demon Continent! Kalau begitu petualangan kita akan segera dimulai!]

Dia benar-benar merasa senang.

Tak merasa panik sedikitpun.

Hal apapun yang aku katakan sekarang tidak akan bisa membuatnya merasa minder.

***

Eris dan Ruijerd menjadi sangat dekat. Sepertinya saat aku tidur, mereka masih mengobrol dengan satu sama lain.

Yah, itu lebih baik daripada mereka bertengkar.

Eris dengan gembira menceritakan kisah-kisah yang terjadi di rumahnya, tentang belajar ilmu sihir dan ilmu pedang.

Sekalipun Ruijerd sangat jarang mengucapkan sesuatu, tapi dia selalu menjawab dengan ramah saat Eris sedang berbicara.

Apa yang terjadi dengan sikap ketakutan yang kau tunjukkan di awal-awal?

Eris ternyata tidak lagi merasa takut kepada pria yang menakutkan ini.

Sekalipun terkadang Eris mengucapkan sesuatu yang amat sangat kasar, yang terkadang membuat keringat dingin mengalir di punggungku, Ruijerd tetap tidak merasa marah.

Tak peduli hal sekasar apapun yang dikatakan oleh Eris, Ruijerd sama sekali tidak memikirkan itu.

Siapa sebenarnya yang menyebar rumor kalau ras Supard itu gampang bersikap kasar?

Tapi sekalipun aku berpikiran seperti itu, Eris yang sekarang kurang lebih mampu membaca suasana.

Sehubungan dengan itu, aku pikir Edona berhasil mengajari Eris dengan benar, untuk tidak mengucapkan hal-hal yang mungkin akan membuat orang lain marah.

Aku harap begitu.

Tapi aku tidak tahu seberapa banyak toleransi yang dimiliki oleh Ruijerd terhadap orang asing, dan aku berharap Eris akan lebih bijaksana dalam memilih kata-katanya.

Tentu saja, tingkat kesabaran Eris juga sangatlah rendah, jadi aku harap Ruijerd juga berhati-hati dalam memilih kata-kata.

Saat aku memikirkan itu, aku bisa mendengar suara Eris menjadi lebih keras.

[Apa Rudeus saudaramu?]

[Bukan!]

[Tapi, Greyrat itu nama keluarga bukan?]

[Meskipun benar itu adalah namanya, tapi dia itu bukan saudaraku!]

[Saudara tiri dari sisi ibu? Saudara tiri dari sisi ayah?]

[Bukan dua-duanya!]

[Sekalipun aku tidak begitu yakin soal ras manusia, tapi kamu harus menghargai anggota keluargamu.]

[Aku bilang, kamu itu salah paham!]

[Tidak apa-apa, pokoknya, kamu hanya perlu menyayangi dia.]

[Uuu....]

Eris kehilangan momentumnya, dan dengan nada yang kuat berkata.

[A, aku memang menyayangi dia...]

Yah, memang benar sih kalau kami bukan saudara kandung sungguhan.

Eris itu lebih tua dariku.

***

Hanya ada bebatuan di Demon Continent, dan perbedaan ketinggian di tanahnya pun sangat terjal. Tanahnya juga keras, seperti terbuat dari batu.

Kalau kau menggali di tanah, bongkahan tanahnya akan berhamburan kemana-mana.

Sama sekali tidak ada nutrisinya.

Tanah disini hanya kurang satu langkah sebelum menjadi padang pasir. Kalau kau terus-terusan hidup di tempat ini, bahkan ras demon pun akan bertarung melawan satu sama lain untuk memperebutkan sumber daya alam.

Hampir tidak ada tumbuh-tumbuhan disini, dan terkadang aku melihat batu yang memiliki bentuk seperti kaktus.

[Hmm. Tunggu sebentar. Jangan sampai kalian bergerak dari tempat ini.]

Dalam setiap 10 menit, Ruijerd akan mengucapkan itu, dan lari ke arah yang berada di hadapan kami. Kemudian dia melompat ringan melewati bukit yang penuh dengan bebatuan, dan menghilang dalam sekejap.

Dia benar-benar memiliki kekuatan fisik yang luar biasa.

Sekalipun Ghyslaine juga bisa dibilang luar biasa, tapi kalau kau mengkonversikan tingkat kelincahan mereka menjadi angka, maka mungkin saja kalau Ruijerd memiliki tingkat kelincahan yang bahkan lebih tinggi daripada yang dimiliki oleh Ghyslaine.

Ruijerd kembali ke posisi kami dalam waktu kurang dari 5 menit.

[Maaf membuat kalian menunggu lama, ayo kita jalan lagi.]

Sekalipun dia tidak mengucapkan apapun, ada bau darah yang samar di ujung trisula miliknya. Mungkin dia maju terlebih dahulu untuk menghabisi monster yang menghalangi jalan kami.

Benar, di kamus yang ditulis Roxy, batu berwarna merah delima yang ada di dahi ras Supard memiliki kemampuan yang mirip seperti sebuah radar. Dengan kemampuan itu, mereka mampu menemukan musuh mereka dengan cepat.

Ruijerd terlebih dahulu membunuh Magical Creature dalam sekejap sebelum mereka menyadari keberadaan kami.

[Hey! Apa sebenarnya yang terus kamu lakukan sejak awal?]

Tanya Eris dengan kasar.

[Aku membereskan Magical Creature yang menghalangi jalan kita.]

Jawab Ruijerd dengan ringkas.

[Bagaimana bisa kamu tahu dimana mereka berada, padahal sudah jelas kamu tidak bisa melihat mereka!]

[Kalau aku, aku bisa melihat mereka.]

Ucap Ruijerd, dan dia menyibakkan rambutnya dari wajahnya.Di dahi Ruijerd, kami bisa melihat ada batu berwarna merah delima yang tertanam disana.

Sekalipun Eris mundur untuk sesaat, dia mengamati batu itu dengan cermat, dan menganggapnya menarik. Kemudian dia menunjukkan ekspresi ketertarikan.

[Bagus sekali itu!]

[Memang kelihatannya bagus, tapi aku sudah berulang kali berpikir bahwa akan lebih baik bila aku tidak memiliki ini.]

[Kalau begitu aku akan memasangnya di dahiku untuk membantumu! Ayo, keluarkan!]

[Itu mustahil.]

Ruijerd tertawa kecut. Eris sudah mulai belajar untuk bercanda....

Itu tadi cuma bercanda kan?

Mereka sepertinya sangat bersenang-senang, aku juga akan bergabung dalam obrolan mereka.

[Omong-omong, aku dengar Magical Creature di tempat ini sangat kuat...]

[Tidak ada banyak Magical Creature yang kuat disini. Jumlah mereka disini mungkin lumayan tinggi karena kita berada jauh dari kota-kota besar.]

Benar, mereka ada banyak.

Dari awal, Ruijerd akan membereskan para monster setiap 10 menit. Kalau di kerajaan Asura, kau tidak akan bertemu dengan satupun Magical Creature sekalipun kau mengendarai kereta kuda selama berjam-jam.

Di kerajaan Asura, para ksatria dan adventurer akan membersihkan Magical Creature pada waktu yang sudah ditentukan.

Tapi sekalipun kita sedang berada di Demon Continent, jumlah monster yang kami temui ini terlalu tinggi.

[Mulai dari awal kamu sudah bertarung sendirian, apa benar kamu baik-baik saja?]

[Tidak apa-apa. Aku membunuh mereka semua dalam sekali serang.]

[Oh begitu... Kalau kamu merasa lelah, tolong beritahu aku. Aku bisa membantumu karena aku bisa menggunakan Healing Magic.]

[Anak-anak tidak perlu merasa terlalu cemas.]

Saat dia mengatakan itu, Ruijerd meletakkan tangannya di atas kepalaku dan mengusapnya dengan malu-malu.

Mungkin orang ini benar-benar suka mengusap kepala anak-anak?

[Kamu hanya perlu untuk bertahan di samping adikmu untuk melindunginya.]

[Aku kan sudah bilang! Siapa adiknya! Aku itu kakaknya!]

[Hmm, benarkah? Aku minta maaf.]

Ruijerd mengucapkan itu dan mengusap kepala Eris, tapi hasilnya adalah tangannya mendapat tamparan keras.

Ruijerd yang malang...

***

Sudah hampir 3 jam berlalu.

Karena banyaknya perbedaan ketinggian yang ada di jalan yang kami lalui, kami harus sering berhenti. Untuk menyeberangi jalan yang berbentuk seperti ular, kami juga menghabiskan banyak waktu.

Kalau dihitung dengan garis lurus, mungkin kami belum mencapai 1 kilometer.

Aku capek. Kemarin juga seperti ini.

Aku tidak tahu kenapa tubuhku terasa begitu capeknya. Apa ini gara-gara teleportasi? Atau hanya karena aku memang tidak memiliki cukup banyak stamina?

Dibawah bimbingan Ghyslaine, harusnya aku sudah berlatih untuk meningkatkan kemampuan fisik ku dengan benar...

[Ada sebuah desa!]

Eris sama sekali tidak tampak merasa lelah, dan dia melihat tempat itu dengan minat yang besar. Aku iri dengan stamina yang dia miliki.

Sekalipun Eris bilang kalau itu adalah desa, tapi tempat ini lebih terasa seperti dusun kecil. Belasan rumah dibangun berjejer-jejer dan dikelilingi oleh pagar yang dibuat secara kasar. Ada sawah kecil di samping pagar.

Sekalipun aku tidak yakin dengan tumbuh-tumbuhan seperti apa yang ditanam disana, aku pikir sawah itu gersang.

Dengan tempat seperti ini, dimana tidak ada air sungai atau hal lain yang mirip, mungkin itu adalah usaha yang sia-sia.

[Berhenti!]

Pintu masuk menuju desa itu diblokade. Saat aku melihatnya dari dekat, tampak ada pemuda yang kira-kira seumuran dengan anak SMP. Rambut di kepalanya berwarna biru, dan mengingatkanku tentang Roxy.

[Ruijerd, siapa orang-orang ini!]

Dia bicara dengan menggunakan bahasa Demon God. Sepertinya kemampuan mendengar bahasa Demon God ku bisa dibilang oke. Aku bisa memahami ucapannya dengan OK.

[Mereka adalah bintang jatuh yang tadi.]

[Mereka tampak mencurigakan, kau tak boleh membiarkan orang-orang ini masuk ke dalam desa!]

[Kenapa. Apanya yang kelihatan mencurigakan?]

Ruijerd mengencangkan wajahnya, dan mendekat sekaligus memberikan tekanan kepada pemuda itu untuk memberikan jawaban.

Benar-benar hawa membunuh yang luar biasa.

Kalau aku melihat Ruijerd untuk pertama kalinya saat dia sedang menunjukkan hawa membunuh seperti itu, aku pasti akan langsung melarikan diri tanpa banyak pikir panjang.

[B, bagaimanapun juga, mereka tampak mencurigakan!]

[Mereka hanya secara tidak sengaja terlibat dalam Malapetaka Mana yang terjadi di Asura, dan diteleportasi ke tempat ini.]

[T, tapi-]

[Kau brengsek, apa kau berniat untuk mengabaikan anak-anak ini....?]

Ruijerd mengepalkan tinjunya. Secara reflek aku menggenggam tangannya.

[Ini memang bagian dari pekerjaannya, tolong tahan dirimu.]

[Apa....?]

[Maksudku, untuk seorang bawahan seperti dia, dia tidak akan bisa menyelesaikan masalahnya. Bukannya akan lebih baik kalau kita menemui seseorang dengan posisi yang lebih tinggi?]

Pemuda itu mengernyitkan dahinya saat dia mendengar aku mengucapkan kata bawahan.

[Kau benar. Robin, panggil Chief.]

Ruijerd melotot ke arah pemuda itu, tatapannya seperti berkata <Cukup basa-basinya>.

[Ahh, aku juga memikirkan hal yang sama.]

Pemuda bernama Robin itu menutup kedua matanya, dan terdiam seperti itu selama lebih dari 10 detik...

[…..]

Apa yang dilakukan orang ini? Cepat pergi sana.

Pakai menutup mata segala, jangan-jangan kau sedang tidur!

Atau, apakah kau sedang menunggu datangnya ciuman?

[Ruijerd-san, ini...?]

[Ras Migurd bisa berbicara dengan satu sama lain sekalipun mereka tidak berada dalam lokasi yang sama.]

[Ah, kalau aku ingat-ingat, Shishou ku juga mengajarkan ini kepadaku.]

Lebih tepatnya, hal itu tertulis di dalam surat yang dikirim Roxy. Ras Migurd bisa berhubungan dengan satu sama lain bila mereka sedang berdekatan.

Ditambah lagi, Roxy juga menulis bahwa untuk bisa melarikan diri dari kemampuan itu, dia pergi meninggalkan desa tempatnya tinggal.

Roxy yang malang....

Meski begitu, ini artinya tempat ini adalah komunitas Migurd.

Mungkin akan lebih baik kalau aku mengucapkan nama Roxy. Ah, jangan, aku masih belum tahu hubungan apa yang dimiliki oleh Roxy dengan desa ini, ada kemungkinan kalau aku malah akan membawa masalah yang tidak ada gunanya kepada diriku sendiri.

[Chief akan segera datang.]

[Kalau kami masuk dan mencari dia juga tidak apa-apa kan?]

[Bagaimana bisa aku membiarkan kalian masuk ke dalam desa!]

[Begitukah?]

Untuk sementara, suasananya menjadi tidak nyaman.Eris menarik lengan bajuku dengan pelan.

[Hey, apa yang terjadi?]

Eris tidak mengerti bahasa Demon God.

[Dia bilang kalau kita ini sangat mencurigakan, jadi dia memilih untuk menunggu agar Chief desa datang dan memeriksa situasinya.]

[Apa, bagian mana dari kita yang kelihatan mencurigakan...]

Eris cemberut dan melihat pakaiannya sendiri. Itu adalah pakaian yang sama yang ia gunakan saat ia pergi ke kota atau menghadiri kelas ilmu pedang.

Sekalipun mungkin pakaian itu terlihat agak ringan untuk dipakai, tapi itu tidak kelihatan aneh sama sekali.

Paling tidak, aku pikir Eris tidak terlalu berbeda dari Ruijerd. Justru kalau dia mengenakan sesuatu yang mirip seperti gaun, itu baru kelihatan mencurigakan....

[Kita akan baik-baik saja kan?]

[Apa maksudmu dengan baik-baik saja?]

[Kalau kamu menanyakan itu kepadaku, aku juga kesulitan untuk menjelaskannya... Itu, kau tau...]

[Tenang saja, kita akan baik-baik saja.]

[I-ya....?]

Sudah kuduga, saat kami beradu mulut di depan pintu masuk desa, Eris sepertinya merasa sedikit gelisah. Tapi setelah aku berkata padanya bahwa kita akan baik-baik saja, dia segera menjadi penurut.

[Chief sudah tiba.]

Tampak ada seorang remaja dengan wajah kekanak-kanakan yang berjalan dengan menggunakan tongkat yang keluar dari desa. Dan ada dua gadis yang kelihatan seperti siswi SMP yang berpegangan kepada si remaja.

Semua orang tampak begitu muda.

Mungkin, saat seorang Migurd menjadi dewasa, mereka akan tetap memiliki penampilan seperti anak SMP? Kamus yang ditulis Roxy tidak menuliskan informasi tentang itu.

Oh tunggu dulu, kalau tidak salah gambar ras Migurd yang ada di kamus mirip seperti anak SMP.

Aku pikir itu Roxy yang menggambar dirinya sendiri, bahkan dadanya pun tampak lebih berisi... Apa mungkin, kalau itu memang merupakan penampilan ras Migurd yang sudah dewasa?

Saat aku memikirkan itu, si Chief mulai bicara dengan Robin.

[Mereka adalah anak-anak bukan....?]

[Ya, dan sepertinya salah satu dari mereka bisa berbicara dengan bahasa Demon God, bagaimanapun kau melihatnya, itu terasa mencurigakan.]

[Bahasa atau apalah, siapapun bisa menggunakannya kalau mereka mempelajari itu bukan?]

[Untuk alasan apa manusia dengan umur sekecil itu belajar bahasa Demon God!]

Serius deh.

Si Chief menepuk pundak Robin.

[Sudah, sudah. Kau harus menenangkan dirimu.]

Si Chief perlahan berjalan ke sampingku, dan aku menundukkan kepalaku.

Bukan tata krama seorang bangsawan, tapi ojigi*-nya orang Jepang. (*sesuatu yg ada hubungannya dengan gaya membungkuk org jepang)

[Senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya. Namaku Rudeus Greyrat.]

[Oh, sopan sekali kamu. Aku adalah Chief dari komunitas ini, Rocks.]

Aku mengirim sinyal mata kepada Eris. Rocks tampak seumuran dengan Eris, tapi sikapnya benar-benar berbeda dari Eris, dan dia tak tahu dengan apa yang harus ia lakukan.

Dia menyilangkan tangannya, kemudian menurunkannya kembali, dan kelihatannya dia tidak bisa bersikap tenang.

Dia merasa ragu, apakah dia harus menyilangkan tangannya dan bersikap arogan seperti biasa atau tidak.

[Eris, ayo ucapkan salammu.]

[T, tapi, aku tak bisa menggunakan bahasa Demon God?]

[Cukup lakukan saja hal yang diajarkan kepadamu di kelas tata krama. Aku akan menerjemahkannya untukmu.]

[Uu- se, senang bertemu denganmu, namaku Eris Boreas Greyrat.]

Eris menunjukkan apa yang ia pelajari di kelas tata krama dan mengucapkan salam. Rocks tersenyum setelah melihat itu.

[Gadis yang disana, apa dia mengucapkan salam?]

[Ya, ini adalah cara kami untuk mengucapkan salam di kota kelahiran kami.]

[Hoh~ Tapi caranya berbeda denganmu?]

[Laki-laki dan perempuan memiliki cara yang berbeda.]

Rocks mengangguk dengan gaya [aku mengerti, aku mengerti], kemudian dia meniru contohku dan menundukkan kepalanya di hadapan Eris.

[Aku adalah Chief dari komunitas ini, Rocks.]

Eris menatapku dan tampak kebingungan setelah ia melihat si Chief tiba-tiba mendukkan kepalanya.

[Rudeus, apa yang dia katakan?]

[Dia bilang, “Aku adalah Chief dari komunitas ini, Rocks.”]

[Be, benarkah? Hm, hmph. Jadi benar yang dikatakan Rudeus, kita bisa berkomunikasi dengan satu sama lain.]

Eris mengucapkan itu sambil tersenyum.

Baiklah, dengan ini situasinya beres kan?

[Jadi, bisakah kami diberi ijin untuk masuk ke dalam desa?]

[Hmmmm.....]

Rocks mengamati seluruh bagian tubuhku, rasanya seperti dia ingin menjilatiku.

Tolong hentikan.

Kalau kau menatapku dengan penuh gairah seperti itu, aku jadi merasa kalau aku perlu melucuti pakaianku...

Tatapan Rocks berhenti di depan dadaku.

[Darimana kamu mendapat kalung ini?]

[Shishou memberikan ini kepadaku.]

[Siapa nama Shishou mu?]

[Nama Shishou ku adalah Roxy.]

Aku mengucapkan namanya dengan jujur. Kalau dipikir-pikir, ini adalah nama Shishou ku yang terhormat, kenapa aku harus menyembunyikan fakta itu?

[Apa!]

Robin berteriak keras. Dia buru-buru menggenggam kedua pundakku.

Apa aku baru saja menggali kuburanku sendiri?

[K, kau, b-barusan bilang Roxy!?]

[Ya, dia adalah Shishou ku...]

Saat aku menjawabnya, di pojokan mataku aku melihat Ruijerd sudah siap untuk mengayunkan tinjunya, dan aku buru-buru menghentikan dia.

Robin tidak tampak seperti orang yang sedang marah, tapi gelisah.

[D-dimana Roxy sekarang?!]

[Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, jadi aku...]

[Cepat beritahu aku! Roxy, Roxy adalah anakku!!]

Permisi, apa yang barusan dia bilang?

[Maafkan aku, aku tidak mendengar ucapanmu yang terakhir dengan jelas.]

[Roxy adalah anakku! Apa dia masih hidup?!]

Maaf bisa tolong diulangi? Nah, aku mendengarnya dengan jelas.

Tunggu dulu, aku lebih memikirkan orang ini, yang kelihatan seperti anak SMP. Hanya dengan melihat penampilannya saja, kau mungkin akan menganggap kalau dia adalah adiknya Roxy.

Tapi, begitu ya, hm---.

[Cepat beritahu aku, dia pergi meninggalkan desa ini sejak 20 tahun yang lalu, dan kami belum menerima kabar sama sekali sejak saat itu!]

Sepertinya Roxy diam-diam pergi meninggalkan rumahnya. Aku tidak mendengar soal urusan ini dari dia. Sheesh. Penjelasan Shishou ku masih belum cukup mendetail.

Erm, dia bilang 20 tahun.

Huh? Berapa umur Roxy sekarang?

[Aku mohon, tolong jangan diam saja, cepat beritahu aku tentang sesuatu.]

Oh, maaf.

[Roxy sekarang....]

Aku baru sadar kalau saat ini kedua pundakku masih digenggam oleh Robin. Rasanya seperti aku sedang diancam olehnya. Sekalipun sebenarnya ini berbeda.

Tapi tetap saja rasanya kalau kamu itu berusaha untuk menundukkanku dengan menggunakan kekerasan, iya kan!

Kalau kau ingin aku menyerah dengan menggunakan kekerasan, paling tidak kau harus menghancurkan PC ku dengan menggunakan tongkat baseball, menghajarku dengan karate, dan mematahkan hatiku dengan kata-kata yang tidak senonoh!

Kalau aku tidak menunjukkan sikap yang tegas, aku akan membuat Eris merasa gelisah bukan?

[Sebelum itu, tolong jawab pertanyaanku. Berapa umur Roxy sekarang?]

[Umur? Anu, dibandingkan itu...]

[Ini adalah hal yang sangat penting! Dan tolong beritahu aku tentang rentang hidup ras Migurd!]

Ini adalah sesuatu yang harus aku dengar.

[Ah, ahh.... Kalau Roxy... Harusnya dia sekarang berusia 44 tahun. Rentang hidup untuk ras Migurd itu sekitar 200 tahun. Sekalipun ada diantara kami yang meninggal karena penyakit, tapi bila mereka mampu tumbuh hingga usia tua, kira-kira mereka akan hidup sampai 200 tahunan.]

Umurnya Roxy sama denganku. Aku sedikit merasa senang.

[Jadi begitu.... Ah, tolong berhenti menggenggam pundakku.]

Robin akhirnya melepaskan tangannya. Bagus sekali, baaagus sekali, kita akhirnya bisa bicara.

[Setengah tahun yang lalu, Roxy harusnya masih berada di Shirone. Sekalipun aku belum pernah bertatap muka dengannya, tapi aku berkomunikasi dengannya menggunakan surat.]

[Surat...? Anak itu bisa menulis dengan bahasa manusia?]

[Paling tidak 7 tahun yang lalu, dia bisa menulis menggunakan bahasa itu dengan sempurna.]

[B, begitu ya.... Jadi dia baik-baik saja?]

[Kalau dia tidak mengalami kecelakaan atau terserang penyakit, harusnya sih dia masih sangat sehat.]

Saat aku mengucapkan itu, Robin berlutut di tanah dengan tubuhnya gemetaran. Dia menunjukkan ekspresi lega sambil meneteskan air mata.

[Jadi begitu... Dia selamat... Dia selamat... Haha... Syukurlah.]

Syukurlah, ayah mertua.

Tapi dengan melihatnya, aku jadi mengingat ayahku, Paul. Kalau Paul tahu bahwa aku selamat dari bencana itu, dia mungkin juga akan menangis.

Aku jadi ingin mengirim surat ke Buina sesegera mungkin...

[Kalau begitu, maukah anda mengijinkan kami untuk memasuki desa?]

Aku melihat Robin yang menangis di pojok mataku, sambil berbicara dengan Chief Rocks.

[Tentu saja. Bagaimana mungkin kami bersikap dingin kepada seseorang yang membawa informasi tentang keselamatan Roxy?]

Efek dari kalungnya Roxy benar-benar luar biasa. Semisal aku tahu kalau ini bakal terjadi, aku akan menunjukkan kalung itu dari awal.

Ah, tidak, berdasarkan perkembangan dari percakapan kami, ada kemungkinan kalau mereka akan curiga bahwa aku telah membunuh Roxy dan mencuri kalungnya.

Ras Demon benar-benar memiliki umur yang panjang, dan pasti ada orang-orang yang memiliki penampilan berbeda dari usia mereka yang sesungguhnya.

Kalau usiaku yang sudah lebih dari 40 tahun ketahuan, tak peduli semirip apapun diriku dengan anak berusia 10 tahun, itu tetap akan mencurigakan bukan?

Aku harus lebih berhati-hati. Lakukan lebih banyak tindakan yang sesuai dengan yang biasa dilakukan anak-anak.

Dan dengan itu, kami memasuki desa ras Migurd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar