Sabtu, 03 Januari 2015

Mushoku Tensei 23

[Web Novel 23] Alasan Untuk Percaya

Kalau kau hendak mendeskripsikan desa Migurd ini dengan singkat, kalimat yang cocok adalah “luar biasa miskin”.

Ada belasan rumah di dalamnya. Sulit untuk menjelaskan penampilan rumah-rumah tersebut.

Rasanya seperti mereka hanya menggali tanah, dan kemudian menutupinya dengan cangkang kura-kura.

Arsitektur di kerajaan Asura jauh lebih maju bila dibandingkan dengan tempat ini.

Meski begitu, sekaliun ada seorang arsitek dari kerajaan Asura yang datang kemari, tidak akan ada cara bagi mereka untuk mengumpulkan kayu-kayu yang dibutuhkan, dan mereka juga harus menyerah untuk membangun di tanah ini.

Bahkan sawah yang terletak di luar desa ini hanya ditanami tumbuh-tumbuhan yang layu.

Aku penasaran, apakah normal bagi tumbuh-tumbuhan itu untuk tampak layu?

Tidak ada penjelasan khusus soal sektor pertanian dalam kamusnya Roxy. Disana hanya tertulis “sayuran disana rasanya pahit dan sama sekali tidak terasa enak.”
Kebetulan, disamping sawah, ada bunga-bunga yang memiliki mulut dan gigi seperti bunga pakkun* yang tertanam disana. (*bunga di super Mario yg kluar dari dlm pipa)

Aku tidak yakin apakah bunga itu dianggap sebagai tanaman atau binatang, karena gigi-gigi mereka yang tidak rata itu terus mengeluarkan bunyi gemeletuk. Mereka pasti digunakan untuk menghalau makhluk-makhluk yang datang untuk merusak sawah.

Di ujung desa, ada beberapa gadis yang mirip seperti siswi SMP yang sedang mengelilingi api unggun dan memanggang sesuatu.

Pemandangan itu mirip seperti acara perkemahan yang biasa diadakan di luar sekolah.

Gadis-gadis itu sedang mempersiapkan makanan, dan setelah mereka selesai membuatnya, mereka akan membagikannya kepada semua orang.

Hampir tidak ada yang namanya orang dewasa disini, dan yang terlihat hanyalah anak-anak kecil yang bermain-main.

Selain itu, ada juga Robin yang menjaga gerbang dan Chief Rocks.

Kalau aku tidak salah, maka peran penduduk disini adalah seperti ini: Para pria akan pergi keluar untuk berburu, dan para wanita akan tinggal di rumah masing-masing untuk mengawasi desa.

Posisi di komunitas Migurd harusnya mirip seperti itu.

Jadi itu artinya, saat ini para pria sedang keluar untuk berburu.

[Apa ada yang bisa diburu di sekitar sini?]

[Magical Creature.]

Sekalipun jawaban itu memang mampu menjawab pertanyaanku, tapi jawabannya agak terlalu singkat.

Rasanya mirip dengan menanyakan apa yang kau tangkap kepada seorang nelayan, dan jawabannya adalah, aku menangkap seafood.

Yah, aku akan lanjut bertanya-tanya.

[Hmm. Apakah benda yang menutupi atap itu juga berasal dari Magical Creature?]

[Itu berasal dari Grand Tortoise*. Cangkangnya sangat keras, dan dagingnya lezat. Kau bahkan bisa membuat tali busur dari urat mereka.] (*kura2 raksasa)

Daging mereka lezat?

Tapi aku tidak bisa membayangkan ukuran kura-kura itu. Rumah terbesar di desa ini ditutupi oleh cangkang yang lebarnya lebih dari 20 meter.

Saat aku memikirkan itu, Ruijerd dan Rocks memasuki rumah terbesar itu.

Rumah terbesar = rumah Chief, sepertinya dunia ini juga memiliki aturan yang sama.

[Permisi.]

[T, terima kasih telah mengundang kami…]

Eris dan aku mengucapkan salam saat kami memasuki rumah.

Bagian dalamnya tampak lebih lebar daripada saat kami lihat dari luar. Lantai rumah dilapisi dengan bulu-bulu hewan, dan ada hiasan berwarna-warni yang digantung di tembok.

Ada sesuatu yang mirip seperti perapian di bagian tengah rumah yang bertugas untuk menerangi rumah.

Ruangan yang ada di dalam rumah tidak dipisah oleh tembok, dan untuk tidur, kau hanya perlu untuk menyelimuti dirimu dengan menggunakan bulu binatang dan berbaring di lantai.

Di satu sisi rumah, ada sebilah pedang dan sebuah busur, dan tampaknya ras ini adalah ras yang gemar memburu.

Kedua gadis yang tadinya mengikuti Chief tidak ikut masuk ke dalam rumah. Lalu kenapa tadi mereka mengikuti Chief sampai ke depan pintu masuk rumah?

Hmm, terserah lah.

[Kalau begitu, mari kita dengar ceritamu.]

Rocks duduk di dekat perapian dan mengucapkan itu.

Ruijerd duduk di hadapannya, dan aku duduk sambil menyilangkan kakiku di samping Ruijerd.

Aku melihat Eris yang masih berdiri dan tidak tahu dimana dia harus duduk.

[Apa di dalam rumah kita juga harus duduk di lantai?]

[Bukannya kamu juga duduk di lantai saat latihan ilmu pedang?]

[B, benar juga.]

Eris bukanlah tipe orang yang merasa ragu untuk duduk di lantai.

Mungkin dia heran melihat perbedaan antara aturan yang ada di sini dengan yang dia pelajari di kelas tata krama.

Eris akan mengikuti aturan tata krama di hadapan orang lain, tapi situasi yang dia alami saat ini sangat berbeda dari apa yang dia pelajari, jadi dia merasa bingung.

Aku benar-benar berharap agar pengaruh buruk ini tidak ikut terbawa saat kami pulang nantinya...

***

Sebelum aku mulai menjelaskan tujuan kami di masa depan, aku terlebih dahulu menyatakan nama, umur, profesi, dan lokasi rumah kami.

Aku juga menjelaskan hubungan yang aku miliki dengan Eris, status sosial yang dimiliki Eris, dan bagaimana kami bisa secara misterius muncul di Demon Continent kepada Chief Rocks.

Aku tidak mengucapkan hal apapun yang berhubungan dengan Human God. Aku masih belum yakin, posisi seperti apa yang dimiliki oleh Human God dalam komunitas ras demon. Kalau dia dianggap sebagai dewa yang jahat, mungkin kami malah akan dicurigai oleh mereka.

[...Dan itulah yang terjadi kepada kami.]

[Hm...]

Rocks menopang dagunya dengan tangannya, sambil merenungkan hal-hal yang aku ucapkan.

Ekspresi wajahnya mirip seperti anak SMP yang kesulitan saat menghadapi soal ujian.

[…...Jadi begitu.]

Eris sudah mulai merasa ngantuk saat kami menunggu jawaban dari Rocks.

Sekalipun kelihatannya dia masih penuh dengan energi, nyatanya dia sudah menghabiskan cukup banyak tenaga, karena dia tidak terbiasa dalam melakukan perjalanan panjang.

Sama seperti kemarin malam, dan kelihatannya dia masih belum tidur sama sekali semenjak dia bertemu dengan Ruijerd.

Sudah kuduga, dia sudah hampir mencapai batasnya.

[Aku yang akan mendengarkan diskusinya, kalau mau, kamu boleh tidur.]

[...Apa maksudmu dengan tidur, bagaimana caranya aku tidur disini?]

[Mungkin kamu bisa menggunakan bulu binatang sebagai selimut.]

[Tapi tidak ada bantalnya...]

[Tentu saja kamu bisa menggunakan pangkuanku.]

Aku mengucapkan itu sambil menepuk pahaku, sampai mengeluarkan bunyi pak~pak.

[A, apa maksudmu dengan pangkuan...?]

[Maksudku, kamu bisa menggunakan pahaku sebagai bantal.]

[…..Benarkah? T, terima kasih.]

Kalau itu adalah Eris yang biasanya, dia pasti akan mengatakan ini dan itu.


Tapi sepertinya status mengantuk yang dia miliki sudah MAX, karena dia langsung membaringkan kepalanya di atas pahaku tanpa merasa ragu.

Dia menunjukkan ekspresi tegang dan mengepalkan kedua tangannya erat-erat, sambil menutup kedua matanya. Tidak butuh waktu lama sebelum dia tertidur pulas.

Dugaanku benar, dia benar-benar kelelahan. Aku menghelai rambut merah Eris dengan lembut, dan dia memutar tubuhnya, seperti sedang merasa gatal.

Fuahaha.

Tiba-tiba, aku merasakan tatapan seseorang.

[…. Ada apa?]

Rocks yang sedang menatapku sambil tersenyum lebar membuatku sedikit merasa malu.

[Hubungan kalian benar-benar baik ya.]

[Ya.]

Tapi aku dilarang menyentuhnya.

Ojou-sama yang satu ini memiliki nilai moral yang tinggi.

Jadi aku juga akan menghormati keinginannya.

[Kalau begitu, bagaimana rencanamu untuk kembali ke Asura?]

[Kami akan mencari uang dan pulang dengan berjalan kaki.]

[Kalian berdua akan mencari uang?]

[Tidak, hanya aku yang akan mencari uang.]

Tidak mungkin kan kalau aku akan membiarkan Eris yang tidak tahu cara kerja dunia untuk mencari uang?

Yah, sebenarnya aku juga hampir sama dalam hal itu.

[Tidak hanya mereka berdua, aku juga akan pergi bersama mereka.]

Ruijerd ikut bergabung dalam percakapan kami.

Dia benar-benar seorang rekan yang bisa diandalkan.

Sekalipun aku benar-benar ingin untuk mempercayai Ruijerd, tapi gara-gara insiden dengan Human God, aku percaya akan lebih baik kalau kami berpisah disini, untuk mencegah munculnya masalah di masa depan nantinya.

Meski begitu, bagaimana caranya aku bisa menolak Ruijerd?

[Ruijerd, kenapa kamu ingin pergi bersama dengan mereka?]

Rocks tampak gelisah dan menunjukkan ketidaksetujuannya.

Dan Ruijerd tampak tersinggung.

[Tidak ada alasan tertentu. Aku hanya akan melindungi dan mengantar mereka sampai ke rumah mereka dengan selamat.]

Rasanya percakapan antara mereka berdua tidak berjalan dengan mulus.

Rocks menghela nafas.

[Kalau begitu, kamu akan pergi memasuki kota?]

[Hmm...]

“Hmm”?

Memang kamu tidak mau masuk ke dalam kota?

[Coba pikirkan, apa yang akan terjadi kalau orang-orang melihat dirimu membawa anak-anak mendekati sebuah kota? Bukannya 100 tahun yang lalu kamu diusir oleh para prajurit yang ada di kota? Bahkan mereka sampai membentuk kelompok khusus untuk memburumu?]

100 tahun yang lalu?

[Itu... Tapi... Kalau aku menunggu mereka di luar kota...]

[Kalau begitu, kamu tidak akan bertanggung jawab dengan hal-hal yang terjadi di dalam kota?]

Rocks menatap Ruijerd dengan ekspresi heran.

Ruijerd menggertakkan giginya dengan kuat.

Ras Supard adalah ras yang dibenci oleh semua orang. Bahkan di Demon Continent, fakta tersebut tetap tidak mengalami perubahan. Tapi sampai membentuk kelompok untuk memburu Ruijerd itu rasanya sudah kelewatan. Apa mereka menganggap ras Supard sebagai Magical Creature?

[Kalau ada sesuatu yang terjadi di dalam kota...]

[Apa yang akan kamu lakukan kalau ada sesuatu yang terjadi?]

[Sekalipun aku harus membunuh semua orang yang ada di dalam kota, aku akan menyelamatkan mereka berdua.]

Tatapannya serius.

Mengerikan.

Ini benar-benar terlalu mengerikan.

Pria ini memiliki resolusi untuk melakukan apapun demi mencapai tujuannya.

[Kamu sama sekali tidak pandang buluh kalau masalahnya menyangkut anak-anak.... Kalau dipikir-pikir, kamu diterima oleh para penduduk desa ini juga karena kamu telah menyelamatkan anak-anak dari serangan Magical Creature.]

[Ya.]

[5 tahun sudah berlalu sejak saat itu, waktu benar-benar mengalir dengan cepat.]

Rocks menghembuskan nafas dengan gaya yang dilebih-lebihkan.

Sekalipun aku merasa kasihan karena Rocks harus menjadi kawan kami dalam hal menolak Ruijerd, tapi sikap yang ia tunnjukkan itu lumayan menyebalkan.

Dia kelihatan seperti murid SMP bersifat angkuh yang mengejek orang dewasa hanya karena mereka berbuat bodoh.

[Tapi Ruijerd. Kalau kamu melakukan hal seperti itu, apa bisa kamu mencapai tujuanmu?]

[Mu.....]

Ruijerd mengernyitkan dahinya.

Tujuan.

Sepertinya pria ini memiliki tujuan tertentu dalam pikirannya.

[Apa tujuanmu?]

Aku memotong pembicaraan mereka.

[Itu adalah tujuan yang sederhana. Aku ingin menghilangkan keburukan yang dimiliki ras Supard, hanya itu.]

Aku benar-benar ingin berkata bahwa itu adalah tujuan yang mustahil untuk dicapai.

Masalah tentang diskriminasi sebuah ras tidak akan bisa diselesaikan hanya dengan usaha satu orang.

Bahkan masalah sekecil korban bully dalam sebuah kelas di sekolah juga tidak bisa diselesaikan oleh satu orang.

Apalagi kalau masalah itu sudah tertanam erat-erat di dalam hati semua makhluk di seluruh penjuru dunia.

Eris yang bertemu dengan Ruijerd, itu mirip seperti Vegeta yang bertemu dengan Broly.

Ruijerd sudah dianggap sebagai orang yang jahat semenjak dia masih kecil, jadi bagaimana bisa dia berubah menjadi orang yang baik?

[Tapi bukannya benar kalau ras kalian meluncurkan serangan kepada lawan dan kawan saat peperangan masih berlangsung?]

[Itu!]

[Tidak peduli seburuk apa reputasi yang kamu miliki, tapi memang benar kalau ras Supard itu mengerikan...]

[Tidak! Itu tidak benar!]

Ruijerd meraih kerah bajuku.

Dia menatapku dengan ekspresi yang luar biasa mengerikan.

Ini gawat, tubuhku gemetaran.

Awawawa....

[Itu adalah rencana jahat Laplace! Ras Supard bukanlah ras yang mengerikan!]

 
A, a, apa?

Tolong hentikan, kamu membuatku takut.

Tubuhku tidak bisa berhenti gemetaran.

Eh, apa barusan dia bilang rencana jahat? Ini hasil dari rencana jahat?

Laplace itu adalah seseorang yang berasal dari 400 tahun yang lalu kan?

[A, apa yang kamu bilang soal Laplace?]

[Si brengsek itu mengkhianati kesetiaan kami!]

Kekuatan yang ia gunakan untuk menggenggam kerah bajuku melemah. Aku berulang kali menepuk pergelangan tangan Ruijerd, dan akhirnya dia mau melepaskan kerah bajuku.

Tapi kedua tangannya masih gemetaran.

[Si brengsek itu.... Si brengsek itu...!]

Ucap Ruijerd sambil menggertakkan giginya.

[Bisakah kamu menceritakan insiden tersebut secara mendetail?]

[Itu adalah cerita yang panjang.]

[Tidak masalah.]

Ruijerd mulai menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam sejarah.

Laplace.

Dia adalah pahlawan yang berhasil merebut kembali kekuasaan dari ras manusia, dan menyatukan ras demon.

Sejak awal, ras Supard telah menjadi bawahan dari Laplace.

Kelompok prajurit Supard. Mereka memiliki ketangkasan yang tinggi dan kemampuan mengerikan untuk mendeteksi musuh yang tidak terlihat.

Kelompok yang memiliki kecakapan bertempur yang luar biasa tingginya itu dipilih menjadi pasukan elit Laplace.

Keahlian khusus mereka adalah serangan mendadak dan serbuan di malam hari.

Mata yang ada di dahi mereka berfungsi sebagai radar yang mampu melihat area yang ada di sekeliling mereka. Mereka tidak akan pernah bisa disergap oleh lawan, dan pasti akan berhasil dalam melakukan serangan mendadak dan serbuan di malam hari.

Sederhananya, mereka adalah elitnya elit.

Di masa lalu, nama ras Supard ditakuti oleh lawan dan dihormati oleh kawan.

Di tengah-tengah periode peperangan Laplace, di saat mereka baru mulai menyerbu Central Continent, Laplace mengunjungi kelompok prajurit Supard sambil membawa tombak-tombak buatannya sendiri.

Tombak Iblis.

Ruijerd tidak menyebutkan nama resmi dari tombak tersebut, dan hanya menyebut mereka sebagai Tombak Iblis.

Laplace memberikan tombak-tombak tersebut kepada ras Supard. Tombak tersebut mirip dengan tombak yang dimiliki ras Supard, hanya saja seluruh bagian tombak itu memiliki warna hitam pekat, dan hanya dengan sekilas melihatnya, orang bisa tahu kalau tombak itu adalah Magical Item.

Tentu saja, ada banyak prajurit yang menolak untuk menerima tombak tersebut, karena tombak yang mereka miliki adalah representasi dari jiwa seorang Supard. Mereka tidak sanggup untuk membuang tombak mereka sendiri.

Namun tombak-tombak itu adalah senjata yang secara pribadi dipersiapkan oleh Laplace sebagai tuan mereka.

Pada akhirnya, Ruijerd sebagai pemimpin mereka, memaksa semua orang yang tergabung dalam kelompok prajurit itu untuk menggunakan tombak itu sebagai tanda kesetiaan mereka kepada Laplace.

[Hmm? Pemimpin?]

[Ya, dulu aku adalah pemimpin dari kelompok prajurit ras Supard yang aku sebutkan.]

[… Berapa umurmu sekarang?]

[Aku berhenti menghitung setelah usiaku mencapai 500 tahun.]

[Ah, begitu...]

Apa Roxy menulis soal umur panjang ras Supard dalam kamusnya?

Hmm, biarin saja lah.

Kelompok prajurit Supard menyingkirkan tombak mereka dan melanjutkan peperangan dengan menggunakan Tombak Iblis.

Tombak Iblis itu memiliki kekuatan yang luar biasa, mampu memperkuat tubuh penggunanya hingga beberapa kali lipat, dan mampu membuat sihir ras manusia menjadi tidak berguna, dan bahkan mampu membuat indra mereka menjadi lebih tajam.

Kemanapun mereka pergi, mereka tidak akan terkalahkan.

Tak lama kemudian, penampilan para pengguna tombak itu mulai berubah menjadi iblis yang jahat. Makin banyak darah yang diserap oleh pengguna Tombak Iblis, makin gelap pula jiwa mereka.

Tidak ada yang merasa curiga, karena jiwa mereka semua dilahap oleh Tombak Iblis tersebut pada waktu yang sama.

Dan akhirnya, tragedi itu terjadi.

Kelompok prajurit Supard mulai menyerang semuanya tanpa pandang buluh, entah itu kawan atau lawan.

Tidak peduli apakah mereka pria atau wanita, tua atau masih bayi. Tidak ada rasa ampun. Tanpa membeda-bedakan, mereka menyerang semua yang ada di hadapan mereka.

Ruijerd bilang kalau dia masih bisa mengingat tragedi itu dengan jelas.

Sebelum ada yang menyadarinya, ras demon mulai menyebut bahwa [Ras Supard telah mengkhianati ras demon], dan ras manusia juga mulai menyebut bahwa [Ras Supard adalah iblis yang tidak punya hati].

Pada saat itu, Ruijerd dan yang lain mendengarkan laporan tersebut dengan penuh suka cita, mereka menganggap sebutan itu adalah sebuah kehormatan bagi mereka.

Di tengah medan pertempuran dimana musuh ada di segala sisi, ras Supard yang membawa Tombak Iblis adalah eksistensi yang luar biasa kuatnya. Tidak ada satupun orang yang mampu mengalahkan prajurit Supard, dimana satu dari mereka mampu mengatasi seribu prajurit lain dengan mudah.

Mereka menjadi pasukan yang paling ditakuti di dunia ini.

Tapi tidak ada yang namanya pasukan yang tidak bisa kelelahan dalam peperangan yang berkepenjangan.

Dihadapkan dengan situasi dimana mereka harus berhadapan melawan ras manusia dan ras demon, bertempur di siang dan malam hari, jumlah prajurit yang tergabung dalam pasukan itu mulai berkurang.

Mereka tidak pernah mencurigai apapun. Untuk mati dalam pertempuran adalah kehormatan tertinggi bagi mereka, dan mereka hanya bisa mabuk dan tenggelam dalam pemikiran itu.

Di antara rumor yang mereka terima, mereka mendengar bahwa ada permukiman ras Supard yang sedang diserang oleh lawan.

Permukiman itu adalah kampung halaman Ruijerd.

Sekalipun sudah jelas kalau itu adalah jebakan untuk memancing ras Supard, namun sudah tidak ada satupun diantara mereka yang mampu berpikir dengan jelas.

Kelompok prajurit Supard yang sudah lama tidak pulang ke kampung halaman mereka., meluncurkan.................. sebuah penyerangan.

Mereka berpikir, karena masih ada orang yang ada di sana, mereka harus membunuh semuanya.

Ruijerd membunuh orang tuanya, istrinya, dan saudari-saudarinya.

Pada akhirnya, dia membunuh anaknya sendiri dengan menusukkan Tombak Iblis ke tubuhnya.

Sekalipun anaknya masih belum dewasa, namun dia terus berlatih untuk menjadi seorang prajurit Supard. Walaupun bagi Ruijerd pertempuran itu tidak sampai membuatnya bertarung mati-matian, namun anaknya berhasil menghancurkan Tombak Iblis di saat-saat terakhir.

Di saat itu, mimpi indah yang dia alami segera berakhir, dan pada waktu yang sama, mimpi buruk datang menghantuinya.

Pada saat itu, ada sesuatu yang mengeluarkan bunyi gemeletuk di dalam mulutnya, dan setelah Ruijerd menyadari bahwa itu adalah jari-jari anaknya, dia segera memuntahkannya.

Ruijerd langsung memiliki niat untuk bunuh diri, namun dia segera membatalkan niatnya.

Masih ada sesuatu yang harus dia lakukan sebelum dia mati.

Sebagai contoh, dia harus menghancurkan musuh-musuhnya yang masih hidup di dunia ini.

Pada saat itu, permukiman ras Supard tersebut telah dikelilingi oleh pasukan lawan.

Hanya ada 10 orang yang tersisa dalam kelompok prajurit Supard.

Dahulu, di saat mereka menerima Tombak Iblis, ada 200an orang dalam kelompok mereka, dan kini hanya ada 10 dari para prajurit pemberani itu yang tersisa.

Ada yang kehilangan satu mata mereka, dan ada yang kehilangan satu tangan mereka, dan ada pula mereka yang kehilangan batu sihir yang ada di dahi mereka.

Mereka adalah prajurit yang terus bertarung hingga kondisi mereka menjadi seperti itu.

Dan sekalipun tubuh mereka penuh dengan luka, mereka masih menatap ke arah pasukan lawan yang jumlahnya lebih dari seribu prajurit dengan agresif.

Ruijerd sadar, mereka akan mati sia-sia.

Hal pertama yang dilakukan Ruijerd adalah menghancurkan Tombak Iblis yang dibawa oleh rekan-rekannya.

Satu demi satu, secara perlahan mereka mulai kembali normal.

Diantara mereka, ada yang mengerang dengan penuh kesedihan karena telah menyerang keluarga mereka sendiri, dan ada pula mereka yang menangis dengan penuh penderitaan.

Namun tidak ada satupun diantara mereka yang berkata bahwa mereka masih ingin melanjutkan mimpi indah yang mereka alami sebelumnya.

Tidak ada seorangpun yang lemah diantara mereka.

Semuanya bersumpah untuk membalaskan dendam mereka kepada Laplace, dan tidak ada satupun yang menyalahkan Ruijerd atas kesalahannya.

Kini mereka bukan lagi seorang iblis, namun mereka juga bukan lagi seorang prajurit yang memiliki harga diri.

Mereka hanyalah jiwa yang telah dinodai yang menginginkan balas dendam.

Ruijerd tidak tahu dengan apa yang terjadi kepada 10 orang tersebut. Dia mengatakan bahwa kemungkinan besar mereka semua sudah mati.

Setelah ras Supard membuang Tombak Iblis, mereka hanyalah prajurit yang sedikit lebih kuat dari prajurit biasa.

Mereka bahkan tidak membawa tombak yang biasa mereka gunakan. Dengan menggunakan tombak milik orang lain untuk bertarung, harusnya mustahil bagi mereka untuk bisa bertahan hidup.

Namun Ruijerd berhasil menerobos keluar dan melarikan diri dari kepungan musuh, dalam kondisi sekarat. Setelah itu dia berada dalam kondisi kritis selama 3 hari dan 3 malam.

Tombak yang dibawa Ruijerd adalah tombak milik anaknya.

Anaknya berhasil menghancurkan Tombak Iblis, dan menggunakan nyawanya sendiri untuk melindungi Ruijerd.

Setelah insiden tersebut, Ruijerd akhirnya berhasil membalaskan dendamnya setelah bersembunyi selama beberapa tahun.

Dia turut campur dalam pertempuran antara Laplace dan 3 pahlawan, dan berhasil mengalahkan Laplace.

Tapi sekalipun Laplace berhasil dikalahkan, tidak ada cara bagi dirinya untuk mengubah hal yang sudah terlanjur terjadi.

Seluruh ras Supard harus merasakan penganiayaan dan diskriminasi, dan permukiman mereka yang lain, selain yang dihancurkan oleh Ruijerd dan pasukannya, tercecer ke berbagai tempat gara-gara penganiayaan tersebut.

Untuk membantu mereka melarikan diri, Ruijerd harus terus membunuh ras demon.

Kini Ruijerd bahkan tidak tahu apakah ras Supard sudah benar-benar punah atau mampu bertahan hidup dan membangun desa yang baru.

Dia bilang kalau dia belum pernah melihat Supard lain selama 300 tahun dia tinggal di Demon Continent.

Penganiayaan yang diterima oleh ras Supard benar-benar mengerikan.

Serangan balasan Ruijerd juga mirip seperti api membara yang melahap segalanya.

Tersangka yang menyebabkan semua itu adalah Laplace.

[Tapi aku juga bertanggung jawab atas reputasi buruk yang dimiliki ras Supard. Sekalipun hanya tinggal aku yang sanggup bertahan hidup hingga saat ini, aku ingin menghapus noda dalam sejarah kami.]

Dan dengan itu, Ruijerd mengakhiri ceritanya.

***

Cara dia menggambarkan peristiwa itu tidak terlalu jelas, dan dia juga tidak menggunakan kata-kata yang mampu mengutarakan perasaannya.

Namun penyesalan, kemarahan, kesedihan, dan berbagai emosi lain yang dirasakan Ruijerd berhasil disampaikan kepada kami.

Kalau semua itu adalah kisah yang dibuat-buat, atau nada bicaranya saat bercerita itu hanyalah akting, aku mungkin akan menghormati Ruijerd dalam bidang yang lain.

[Itu benar-benar kisah yang mengerikan.]

Pendek kata, salah kalau kita berpikir bahwa ras Supard adalah ras yang jahat.

Masih belum jelas alasan apa yang dimiliki Laplace saat dia memberikan tombak-tombak tersebut kepada mereka.

Mengingat akibat yang dihasilkan oleh peperangan tersebut, mungkin ras Supard telah diperlakukan sebagai kambing hitam.

Kalau memang itu benar, maka Laplace adalah makhluk yang paling rendah. Kepada para prajurit Supard yang begitu setia, paling tidak kau harusnya mengucapkan sesuatu. Sekalipun kau ingin mengorbankan mereka, kan tidak perlu sampai menggunakan metode seperti itu untuk menghancurkan mereka, yang pada akhirnya juga kau abaikan.

[Aku mengerti. Sebisa mungkin aku akan membantumu.]

Di suatu tempat di dalam hatiku, diriku yang lain berbicara.

(Dimana kau akan menemukan waktu untuk membantu dia?)

(Apa kau punya ruang yang bisa kau gunakan untuk peduli terhadap situasi orang lain?)

(Kau bahkan tidak mengerahkan seluruh tenagamu dalam hal-hal yang kau lakukan, benar?)

(Perjalanan ini jauh lebih sulit daripada apa yang kau bayangkan.)

Tapi aku tidak berhenti bicara.

[Sekalipun aku tidak memiliki ide-ide yang bagus, tapi aku pikir sebagai anak-anak dari ras manusia, aku bisa membantumu, dan mungkin nanti akan ada beberapa perubahan positif.]

Tapi sikapku ini bukan hanya berdasar dari kebaikan hati atau rasa simpati, aku juga punya rencana dalam pikiranku. Kalau hal-hal yang ia ucapkan itu benar, maka Ruijerd harusnya adalah figur yang sangat kuat, yang memiliki kekuatan yang setara dengan para pahlawan manusia.

Kami dilindungi oleh orang yang kuat seperti dia. Setidak-tidaknya, situasi dimana kami diserang dan terbunuh oleh Magical Creature tidak akan terjadi.

Kalau Ruijerd menemani kami, kami akan bisa merasa tenang dalam perjalanan kami di luar kota, namun pada waktu yang sama, kami akan mendapatkan resiko saat sedang berada di dalam kota.

Namun, kalau kami berhasil menghilangkan resiko tersebut, maka dia akan menjadi kekuatan tempur terkuat yang kami miliki.

Bagaimanapun juga, dia sudah sesumbar kalau dirinya adalah seorang prajurit yang tidak akan bisa disergap atau diserbu di malam hari.

Kemungkinan bahwa kami akan ditarget oleh pencuri dan bandit juga akan turun drastis.

Selain itu, sekalipun ini bukanlah sesuatu yang penting dan tidak ada buktinya, aku percaya bahwa Ruijerd adalah orang yang tidak bisa berbohong, dan bisa dipercaya,

[Aku berjanji padamu, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk membantumu.]

[A, ahh.]

Ruijerd tampak terkejut mendengar ucapanku, namun itu mungkin karena tatapanku sudah tidak mengandung kecurigaan.

Sebenarnya itu tidak terlalu aku permasalahkan. Yang penting, aku sudah memutuskan kalau aku akan mempercayai Ruijerd.

Kepercayaanku berhasil dia dapatkan dengan mudah.

Diriku yang dulu akan mendengus dan tertawa sekalipun aku mendengarkan kisah yang menyayat hati seperti itu, namun kali ini, aku dengan mudah memutuskan untuk mempercayainya.

Ada suara yang terus bergema di dalam hatiku.

(Sekalipun aku ditipu juga tidak apa-apa, benar kan?)

[Tapi, ras Supard itu benar-benar....]

[Tidak apa-apa, Rocks-san. Pasti ada jalan yang bisa kami tempuh.]

Ruijerd akan melindungi kami di luar kota, dan kami akan memikirkan cara untuk melindungi Ruijerd di dalam kota.

Itu adalah solusi yang saling menguntungkan.

[Ruijerd-san. Aku harap kita bisa bekerja sama mulai dari besok dan seterusnya.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar