Rabu, 04 Februari 2015

Overlord Vol1 Chapter 2

"Dengarkan panggilanku, [Iblis Lemegeton]."

Sebuah golem yang terbuat dari mineral langka bergerak untuk mematuhi perintah Momonga.
Momonga pada akhirnya telah menerima fakta bahwa Dunia Virtual telah berubah menjadi dunia nyata.
Sekarang hal yang paling penting bagi dirinya adalah untuk melindungi dirinya sendiri.

Walaupun NPC yang dia temui sejauh ini menunjukkan sikap hormat kepadanya, bukan berarti bahwa pertemuannya dengan NPC yang lain akan berakhir sama. Lebih baik cari aman daripada nanti menyesal.

Momonga harus memastikan fungsionalitas dari Golem, item legendaris, dan sihir yang ia miliki di dalam Nazarick... Kelangsungan hidupnya sendiri akan dipertaruhkan dalam situasi ini.

"Akhirnya, dengan ini masalahku yang pertama telah terselesaikan."

Melihat pada Golem, pikiran Momonga menjadi sedikit tenang. Golem hanya akan mematuhi perintah yang diberikan oleh masternya, bahkan dalam situasi terburuk–– seperti pemberontakan NPC, misalnya– setidaknya sekarang Momonga telah memiliki asuransi jiwa.


Momonga melihat jari-jari tulangnya. Dia memakai total 9 cincin di kesepuluh jarinya, dengan hanya jari manis di tangan kiri yang kosong. Di Yggdrasil, biasanya, memakai cincin di jari lain selain jari manis kanan dan kiri itu adalah hal yang mustahil. Tapi karena Momonga menggunakan kemampuan khusus dari sebuah benda sihir, dia bisa memakai cincin pada seluruh tangannya, dan juga menggunakan semua kemampuan mereka. Tidak hanya dianggap spesial, dia juga dikenal sebagai salah satu pengguna kemampuan terbaik di seluruh server.
Salah satu cincin yang dipakai di jari Momonga adalah cincin dari Ainz Ooal Gown. Cincin itu membuatnya mampu berteleportasi dengan bebas di antara seluruh ruangan yang berada di dalam Nazarick. Setiap anggota Ainz Ooal Gown wajib memakai cincin ini.
Setelah mengaktifkannya, tubuhnya mulai berjalan melewati lorong yang gelap, hingga pada akhirnya dia mencapai cahaya putih di ujung lorong tersebut.

"Berhasil...."

Setelah teleportasi berhasil, Momonga melanjutkan perjalanannya di lorong beratap lebar. Suasana yang terasa di sekitar lantai ini mirip seperti aroma dari hutan. Momonga menjadi semakin percaya bahwa tempat ini benar-benar menjadi dunia nyata.

Sebuah pertanyaan melintas di dalam pikirannya saat dia berjalan. Karena seluruh tubuhnya terbuat dari tulang yang di dalamnya tidak memiliki paru-paru maupun batang tenggorokan, bagaimana caranya dia bisa bernapas? Beberapa keraguan yang parah melanda dirinya, tapi dia mulai merasa bodoh dan segera berhenti memikirkan itu.

Hampir mencapai ujung lorong, sebuah pintu otomatis terbuka untuk Momonga. Di sisi lain pintu itu adalah arena besar yang dikelilingi oleh auditorium yang memiliki beberapa lapis.

Ampiteater oval terbuka itu memiliki panjang 188 meter, lebar 156 meter dan tinggi 48 meter. Ampiteater ini meniru model Kolisium yang ada di Kekaisaran Roma.

Sebuah mantera yang bernama [Continuous Light] digunakan di seluruh bagian dari bangunan tersebut, dan oleh karenanya bagian dalam bangunan tersebut selalu cerah seperti di siang hari. Para penontonnya terdiri dari banyak Golem yang tidak menunjukan aktivitas apapun.

Tempat ini dinamakan Arena. Yang berperan sebagai gladiator adalah para penyusup yang memasuki Nazarick, dan penontonnya terdiri dari para Golem dan anggota dari Ainz Ooal Gown yang duduk di ruang VIP. Tidak peduli seberapa gigih atau banyaknya pemain yang menyusup, di tempat ini, mereka semua akan bertemu dengan kematian mereka.

Pada saat itu, langit berwarna hitam pekat bisa terlihat di atas arena, dan jika tidak ada sihir cahaya yang digunakan di dekatnya, kamu bahkan bisa melihat bintang yang berkelip-kelip di angkasa.
Lantai 6 dari Nazarick ditutupi oleh langit virtual. Tidak hanya perlahan-lahan berganti waktu, langit itu bahkan memiliki matahari terbit, lengkap dengan efek siang hari.

Orang bisa merasa tenang saat mereka berada dalam skenario fiksi ini, jadi bisa dibilang hasil yang di dapat setara dengan usaha yang telah dikeluarkan oleh para anggota guildnya. Walaupun suasana hati Momonga menjadi agak baikan saat dia berada di sini, namun situasi yang ia alami saat ini tidak mengijinkan dirinya untuk terus melakukan itu.

Momonga melihat ke sekelilingnya. Arena ini seharusnya dikelola oleh si kembar...
Lalu tiba-tiba.
"Hai yang disana!"


Sambil berteriak, tampak bayangan seseorang yang melompat dari ruang VIP. Ruangan tersebut terletak di lantai 6, dan orang tersebut melompat tanpa menggunakan sihir, hanya dengan kemampuan fisik. Kakinya yang ditekuk dengan lembut menghilangkan dampak benturan dari lompatannya, dan ia menunjukan ekspresi bangga sambil membentuk huruf "V" untuk Victory dengan jari tangannya.

Seorang anak dengan tampang genit dengan senyuman manis dan hangat di wajahnya. Rambut emasnya yang berayun-ayun di dekat bahunya memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya. Pupil mata dengan dua warna yang berbeda, biru dan hijau, membuat matanya bersinar seperti mata anak anjing. Telinganya panjang dan runcing, dan kulitnya yang berwarna gelap menunjukan bahwa dia adalah seorang Dark Elf, saudara dekat dari Forest Elf.

Dilengkapi dengan pakaian dari kulit sisik naga berwarna hitam kemerahan yang pas dan rompi bersulam putih dan emas dengan simbol Ainz Ooal Gown di bagian dadanya. Di bagian bawah, ia mengenakan sepasang celana panjang berwarna putih, dan di lehernya ada sebuah kalung berbentuk biji pohon ek yang memancarkan cahaya keemasan. Pinggangnya dililit dengan sebuah cambuk, dan punggungnya membawa busur berukuran besar, yang pegangannya dihiasi dengan ukiran eksotis.

"Ah, Aura."

Momonga berjalan mendekati Dark Elf tersebut sambil memanggil namanya. Anak perempuan itu merupakan Floor Guardian dari lantai 6 di Makam Besar Nazarick, Aura Bella Fiora.
Ia mampu mengendalikan magical beast, seorang beast tamer, dan ahli dalam perang gerilya.

Dengan langkah kecil, Aura mulai berlari ke arah Momonga. Langkahnya memang terlihat kecil, tapi sebenarnya kecepatan larinya lebih tinggi daripada kecepatan seekor hewan buas. Langkahnya tajam, dan ia mampu menutup jarak yang ada di antara dirinya dan Momonga dengan cepat.

Aura mengaktifkan rem darurat dengan kedua kakinya, dan karena pergesekan yang terjadi, sepatunya yang terbuat dari pelat logam campuran emas menghasilkan awan debu di belakangnya.

"Puh."

Walau jelas tidak berkeringat, Aura pura-pura menyeka dahinya dan menunjukan senyuman yang mirip seperti seekor anjing yang mencoba menyenangkan tuannya. Dengan suara bernada tinggi yang unik dan kekanakan, ia memberi salam kepada Momonga:

"Selamat datang, Momonga-sama. Selamat datang di lantai yang saya jaga!"

Salam yang ia berikan tidak se-elegan dan penuh hormat seperti yang diberikan oleh Albedo atau Sebastian, tapi itu terasa lebih akrab di telinganya. Bagi Momonga, dia tidak tahu apakah keakraban tersebut asli atau dibuat-buat, karena Momonga tidak memiliki pengalaman yang membuatnya bisa memahami hal-hal seperti itu, dan itu membuat kepalanya terasa sakit.
Dari ekspresi yang ditunjukkan Aura, wajahnya penuh dengan senyuman dan Momonga sama sekali tidak merasakan adanya rasa permusuhan dari Aura. Dia juga tidak mendapat respon dari skill "Enemy Scan".

Momonga melihat ke kiri dan kanan dengan matanya dan melemaskan pegangannya pada tongkat sihirnya.
Dalam keadaan darurat, dia bermaksud untuk menyerang dan kemudian segera mundur, tapi sekarang tampaknya hal seperti itu tidak lagi dibutuhkan.

"... Ah, apakah barusan aku mengganggumu?"

"Apa? Momonga-sama adalah pemilik Nazarick, penguasa tertinggi! Tidak peduli kapanpun anda datang berkunjung kemari, tidak mungkin itu bisa dianggap sebagai gangguan!"

"Jadi... Aura, dimana... ?"

Mendengar Momonga bertanya, tiba-tiba Aura membalikkan badannya dengan teratur dan melihat ke arah ruang VIP, dan berteriak dengan keras:

"Ada Momonga-sama disini! Jangan bersikap tidak sopan begitu, cepatlah!"

Di dalam bayangan ruang VIP, tampak ada siluet seseorang yang sedang gemetaran.

"Mare, kamu disana?"

"Ya, benar, Momonga-sama. Karena dia itu sangat pemalu... dia tidak mau melompat!"

Sebuah suara yang nyaris tidak terdengar menanggapi panggilan Aura. Karena ada jarak yang cukup jauh menuju ruang VIP, biasanya butuh sebuah keajaiban untuk mendengar suara yang muncul dari sana. Tapi karena Aura memakai kalung yang mengandung sihir di tubuhnya, hal tersebut tidak menimbulkan masalah baginya.

"Tidak, tidak... kakak..."

Aura mendesah dan menjelaskan:

"Itu, anu... Momonga, tuan, dia itu cuma sangat pemalu, dan tentu tidak bermaksud untuk bersikap tidak sopan kepada anda."

"Tentunya aku memahami itu Aura, dan aku tidak pernah meragukan kesetiaanmu."

Di dalam sebuah komunitas, kita harus memahami kapan waktu yang pas untuk berbicara dan makna yang ada dibalik setiap ucapan. Kadang-kadang mengucapkan kebohongan itu perlu agar lawan bicara bisa merasa senang. Momonga mengangguk dengan tegas.
Aura tampak sangat lega dan kembali memalingkan wajahnya ke arah ruang VIP:

"Penguasa tertinggi, Momonga-sama, telah datang ke lantai ini untuk bertemu dengan para Guardian. Sikapmu ini benar-benar tidak sopan, kamu seharusnya sangat memahami itu kan! Kalau kamu merasa terlalu takut untuk melompat, aku akan menendangmu sampai jatuh!"

"Um... Aku akan menuruni tangga..."

"Berapa lama kamu ingin membiarkan Momonga-sama menunggu?! Turunlah sekarang!"

"Aku tahu, aku tahu...!"

Dengan seluruh keberaniannya, tampak sesosok kecil melompat turun. Dark Wizard, itulah gelar yang dimiliki Dark Elf ini. Kakinya mendarat dengan sangat tidak stabil di atas tanah, tidak seperti Aura. Mungkin karena penggunaan kemampuan fisiknya yang salah, dampak dari lompatannya itu membuat tubuhnya menjadi tidak seimbang.

Setelah mendarat, anak itu mulai berlari menuju Aura dan Momonga dengan kecepatan penuh, tapi itu masih lebih lambat bila dibandingkan dengan Aura.

"Cepatlah!"

"Ya, ya..."

Seorang anak kecil dengan penampilan yang identik dengan Aura. Baik itu warna rambut, warna mata, atau penampilan wajah, dua anak kembar itu bagai pinang yang dibelah dua. Tapi jika Aura adalah matahari, maka dia adalah bulan. Yang satu gemetar ketakutan, sementara yang lain memarahinya. Momonga merasa sedikit terkejut melihat bagaimana mereka mengungkapkan ekspresi tersebut. Menurut pengetahuan yang dimiliki Momonga, kepribadian Mare tidak diprogram seperti itu. NPC hanya memiliki ekspresi dasar, dan bahkan sekalipun peran dari seorang NPC diperluas, mereka seharusnya tetap tidak dapat mengubah ekspresi mereka. Dua dark elf kecil yang berdiri di hadapan Momonga ini menunjukan perubahan ekspresi wajah yang sangat nyata.

"Maaf telah membuat anda menunggu, Momonga-sama...."

Anak kecil itu terlihat takut dan mengintip-intip ke arah Momonga. Dia mengenakan pakaian sisik naga berwarna biru jenuh dan jubah pendek berwarna hijau daun. Walaupun kostumnya memiliki warna dasar putih yang sama seperti Aura, kulit di bagian bawah tubuhnya tampak sedikit lebih terbuka, karena ia memakai rok. Sebuah kalung yang mirip seperti yang dipakai oleh Aura di sekitar lehernya, terbuat dari biji pohon ek yang memancarkan cahaya perak. Tangan kurusnya memakai sarung tangan sutera berwarna putih berkilauan sambil memegang tongkat kayu hitam yang berliku-liku.


Mare Bello Fiora.

Baik Mare dan Aura merupakan Guardian dari lantai 6 di Nazarick. Momonga menyipitkan matanya - sekalipun lubang matanya kosong, dia mengamati mereka berdua.
Aura berdiri dengan tegak, sementara Mare dengan malu-malu menerima tatapan Momonga.

Seperti di masa lalu, sepertinya mereka masih bersahabat.

"Kalian tampak bersemangat, bagus sekali."

"Oh- belakangan ini rasanya sedikit membosankan, misalkan ada penyusup yang sesekali datang kemari pasti rasanya akan menyenangkan.."

"Aku, aku tidak ingin melihat penyusup... Aku akan merasa takut..."

Mendengar cara bicara Mare, ekspresi wajah Aura berubah:

"... Oh. Momonga-sama, mohon ijinkan saya sebentar. Mare, ikuti aku."

"Ah, ah itu sakit. Kak, kakak, sakit, ah."

Setelah melihat Momonga mengangguk perlahan, Aura menjewer telinga Mare yang runcing. Setelah mereka berada agak jauhan dari Momonga, Aura berbisik ke dalam telinga Mare. Bahkan dari jauh pun kamu bisa dengar kalau Aura sedang mengomeli Mare.

"Ah, Penyusup. Sama sepertimu, Mare, aku juga tidak ingin melihat mereka..." Setidaknya aku ingin bertemu musuh setelah aku sudah siap, pikir Momonga setelah melihat guardian kembar itu dari jauh.

Setelah Mare pulih dari serangan verbal Aura, dia berlutut diatas tanah dengan wajah mewek dan mata berkaca-kaca. Sebuah pemandangan yang menjelaskan seperti apa hubungan yang dimiliki dua kakak beradik tersebut. Momonga yang melihat pemandangan itu tersenyum dan memikirkan sesuatu:

"He he, Mare jelas-jelas tidak cocok untuk membunuh musuh. Rasanya akan lebih cocok kalau dia membuat teh dan mendengarkan omelan kakaknya. Tapi kalau dipikir-pikir... Mare dan Aura pernah mati sekali... Bagaimana caranya mereka menghadapi kenyataan itu?"

Di masa lalu, ada 1500 orang yang bersama-sama menyerang makam ini, dan berhasil mencapai lantai 8. Pada saat itu, baik Aura dan Mare tewas dalam pertempuran. Mereka harusnya bisa mengingat itu kan?

Sekarang, seperti apa konsep kematian yang dimiliki oleh kedua orang ini? Dan pada akhirnya, apakah kematian itu juga memberikan dampak yang besar bagi mereka? Menurut pengaturan Yggdrasil, setiap kematian harus dibayar dengan 5 level dan item yang dipakai akan terjatuh. Jika seseorang masih memiliki level 5 atau dibawahnya, orang itu akan menghilang setelah mati. Tapi karena karakter milik pemain mempunyai perlindungan khusus, mereka tidak akan menghilang. Sebaliknya, level mereka akan kembali menjadi 1.

Keuntungan dari "lahir kembali" atau "bangkit dari kematian" dan sihir pembangkitan lain adalah, itu semua mampu mengurangi penurunan level. Tidak hanya itu, jika kamu menggunakan item yang tepat, kamu hanya perlu membayar sedikit EXP.

Dalam kasus NPC, itu lebih sederhana. Selama guild membayar biaya pembangkitan sesuai level yang dimiliki NPC, maka kematian mereka tidak akan mendapatkan efek buruk.

Kematian sering digunakan untuk melemahkan pemain yang dianggap kuat. Untuk menaikkan level, dibutuhkan banyak EXP, dan meskipun saat mati hanya ada 1 item yang menghilang, itu masih merupakan hukuman yang berat. Namun di Yggdrasil, hal seperti itu bukanlah hal yang mengerikan. Aku dengar kalau perusahaan yang memproduksi permainan ini berharap agar para pemain tidak merasa takut dengan penalti yang diberikan, dan berani menjelajahi wilayah-wilayah baru untuk melakukan petualangan. Para pemberani itu akan menemukan hal-hal yang baru dan belum diketahui di dalam dungeon. Dihadapkan dengan aturan soal kematian tersebut, mereka berdua pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba untuk membunuh mereka. Lalu apakah sekarang mereka adalah dua orang yang berbeda setelah mereka bangkit?

Sementara dia ingin memastikan teorinya, tapi dia tidak ingin menimbulkan kecurigaan. Mungkin serangan besar-besaran tersebut juga merupakan pengalaman yang mengerikan bagi Aura. Hanya karena rasa keingintahuan yang ia miliki, menanyakan hal tersebut kepada Aura bukanlah hal yang baik. Hal yang paling penting bagi anggota Ainz Ooal Gown adalah kecintaan mereka terhadap NPC yang mereka buat.

Konsep kematian di masa lalu dan sekarang kemungkinan telah berubah. Mati di dunia nyata, tentu itu artinya bahwa semuanya akan selesai. Tapi sekarang, mungkin tidak lagi. Walau menurutku aku harus menguji teori tersebut, namun sebelum aku memperoleh berbagai informasi, aku tidak bisa memutuskan tindakan yang harus aku lakukan selanjutnya. Jadi akan lebih bijak untuk mengesampingkan masalah tersebut terlebih dahulu, sampai nanti ada pertimbangan selanjutnya.

Sejauh ini, Momonga tahu bahwa Yggdrasil telah berubah sampai ke titik ini, tapi masih ada banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya.

Saat Momonga memikirkan hal-hal tersebut, Aura melanjutkan ceramahnya.
Momonga merasa kalau itu tampak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, di saat rekan atau saudaranya sedang berkelahi, Momonga hanya akan mengamati mereka dari samping. Tapi sekarang ini berbeda.

"Mari kita hentikan itu sampai di sini, oke?"

"Tapi Momonga-sama, sebagai seorang Guardian, Mare-!"

"- Jangan khawatir Aura, aku memahami perasaanmu sebagai seorang Floor Guardian. Tentu saja kamu akan merasa tidak senang ketika Mare mengatakan kata-kata pengecut seperti itu di hadapanku. Tapi aku juga percaya bahwa jika ada seseorang yang datang untuk menyerang Nazarick, kamu dan Mare akan berdiri dengan gagah dan bertempur sampai akhir. Selama dia mampu melakukan itu, maka kamu tidak perlu menyalahkan dia secara berlebihan."

Aura berjalan mendekati Mare dan menariknya, kemudian Momonga berkata kepadanya:

"Mare, melihatmu dalam keadaan seperti ini, kakakmu yang baik akan memaafkanmu. Kamu lebih baik berterimakasih lah kepadanya."

Mare menunjukan sedikit ekspresi terkejut, sambil melihat kakaknya.
Aura buru-buru berkata:

"Uh? Bukan, bukan, ini bukan seperti itu! Kamu lebih baik berterimakasih kepada Momonga-sama!"

"Aura, itu bukanlah masalah bagiku. Aku sangat memahami niat baikmu. Aku tidak meragukan kemampuan Mare sebagai seorang Guardian."

"Ah, ya, ya! Terima kasih, Momonga-sama."

"Terima, terima kasih."

Mereka memberi hormat dan Momonga mau tak mau merasa tidak nyaman. Khususnya karena tatapan kedua anak yang berbinar-binar itu menusuk Momonga. Tidak pernah diperlakukan dengan begitu hormat sebelumnya, Momonga mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya dan sedikit berpura-pura batuk:

"Uhm, ya, aku ingin bertanya kepadamu Aura, apa kamu merasa bosan karena tidak ada penyusup yang datang?"

"- Ah, tidak, anu, itu..."

Melihat ekspresi Aura yang ketakutan, Momonga merasa bahwa dia telah menanyakan pertanyaan yang salah:

"Aku tidak akan menyalahkanmu, jadi silahkan utarakan isi hatimu."

"...... Benar, sedikit bosan. Tidak ada lawan di sekitar sini yang bisa mengimbangi saya selama lebih dari 5 menit."

Sambil menjawab, ia menempelkan kedua jari telunjuknya dengan satu sama lain. Sebagai Floor Guardian di lantai ini, Aura telah mencapai level 100. Hanya ada beberapa orang yang mampu mengimbangi kekuatannya di Nazarick. Omong-omong soal NPC, termasuk Aura dan Mare, total ada 9 orang yang mampu melakukan itu, dengan pengecualian satu orang.

"Bagaimana jika kamu memilih Mare sebagai lawanmu?"

Tiba-tiba, tubuh Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya terus menerus dengan mata basah dan terlihat sangat takut. Aura menatap Mare yang ketakutan dan mendesah. Saat ia mendesah, ada aroma manis yang tersebar di sekelilingnya. Memikirkan kemampuan yang dimiliki oleh Aura, Momonga mundur untuk menjauhi aroma itu tersebut.

"Ah, maaf, Momonga-sama!"

Aura buru-buru menggerakan tangannya dan membuyarkan aroma itu.

[Skill Pasif]

Aura yang memiliki skill khusus Beast Trainer, juga mampu mengaktifkan semacam efek penguat dan pelemah dengan skill tersebut. Skill itu diaktifkan melalui nafas, dan efeknya mencapai beberapa meter. Jika dia menggunakan skill itu secara aktif, efeknya bisa diperpanjang hingga mencapai jarak yang luar biasa, dan kadang-kadang radius puluhan meter bisa dicapai.

Di Yggdrasil, untuk efek penguat dan efek pelemah, sebuah ikon akan muncul di hadapanmu untuk menunjukan apakah skill tersebut aktif atau tidak. Namun sekarang perubahan seperti itu tidak tampak lagi, jadi skill itu menjadi cukup rumit.

"Sudah tidak ada lagi, efeknya telah berhenti!"

"Ini, ah..."

"... Tapi Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak mempan terhadap anda bukan?"

Di Yggdrasil, itu memang benar. Undead tidak akan bisa dipengaruhi oleh efek apapun, entah itu baik atau buruk, itu semua sama.

"... Apakah aku sudah masuk ke dalam efek area skillmu?"

"Umm..."

Aura menciutkan lehernya, bahkan Mare yang berdiri di sebelahnya pun juga melakukan hal yang sama.

"... Aku tidak marah, Aura." Momonga mencoba bersikap seramah mungkin untuk menenangkan mereka.

"Aura... kamu tidak perlu merasa setakut itu. Apa kamu pikir skill biasa seperti itu bisa mempengaruhi aku? Aku hanya bertanya padamu, apakah aku sudah berada di dalam efek area skillmu?"

"Ya! Anda sudah memasuki jangkauan efek dari kemampuan saya."

Aura merasa lega mendengar jawaban Momonga. Momonga merasa ada tekanan di dalam pakaiannya dan perutnya mulai berdenyut. Jadi kalau dia menjadi lemah, apa yang harus dia lakukan? Setiap kali dia memikirkan itu, dia ingin membuang jauh-jauh pemikiran itu.

"Jadi apa efeknya?"

"Hasilnya... seharusnya [Takut]."

"Hmm, hmm......"

Dia tidak merasa takut. Di Yggdrasil, sesama anggota guild atau party tidak bisa menyerang satu sama lain. Walau peraturan itu seharusnya tidak lagi berlaku, tapi tetap saja, itu masih harus dipastikan terlebih dahulu.

"Aku ingat, kemampuan Aura tidak akan memberi efek negatif kepada kawan."

"Huh?"

Kedua mata Aura terbuka lebar. Mare yang ada di sebelahnya juga menunjukan ekspresi yang sama. Melihat ekspresi keduanya, Momonga mengerti kalau jawabannya bukan seperti apa yang ia pikirkan.

"Apa aku salah mengingatnya?"

"Ya, saya hanya bisa merubah jangkauan efek dengan bebas, mungkin anda keliru?"

Peraturan yang melarang sesama rekan untuk menyerang satu sama lain benar-benar tidak efektif. Mare yang berada di dekat Aura juga tidak tampak terpengaruh, mungkin dia dilengkapi dengan item yang mencegah efek ini.

Item Artifak yang Momonga pakai tidak mempunyai pertahanan terhadap efek ini, apa mungkin karena dia adalah Undead? Mengapa Momonga tidak merasa [Takut]?

Ada dua spekulasi. Entah dia bergantung kepada kemampuan dasar yang ia miliki untuk menangkis efek itu. Atau efek itu di blokir karena ia memiliki kemampuan khusus yang bisa mengatur roh orang mati.

Karena dia tidak tahu spekulasi mana yang benar, Momonga memiliki niat untuk melakukan percobaan selanjutnya:

"Bisakah kamu mencoba menggunakan efek skillmu kepada yang lain?"

Aura memiringkan kepalanya dan mengeluarkan pertanyaan yang terdengar aneh. Sekali lagi, itu mengingatkan Momonga dengan penampilan menggemaskan milik anak anjing, dan tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Aura.

Kepalanya terasa halus seperti sutera dan terasa cukup nyaman. Karena Aura tidak menunjukkan ekspresi yang tmapak tidak nyaman, Momonga tak bisa menahan dirinya untuk menyentuh wajahnya juga. Tapi kedua mata Mare yang menatapnya dari samping membuat Momonga berhenti. Apa yang dipikirkan Mare soal itu? Setelah sesaat merenung, Momonga melepas tongkat sihirnya dan mengelus-elus rambut Mare dengan tangannya yang lain. Rambut Mare tampaknya terasa lebih nyaman dan sementara Momonga tanpa sadar berpikir tentang hal-hal seperti itu, dia akhirnya ingat:

"Aku ingin sedikit merepotkan kalian. Aku punya beberapa percobaan yang sedang berlangsung.... Dan aku membutuhkan bantuan kalian."

Mereka masih sedikit terbawa suasana, tapi setelah Momonga menjauhkan tangannya dari kepala mereka, mereka menunjukkan ekspresi malu dan sedikit bangga.

Aura menjawab dengan senang hati:

"Ya, saya akan melakukannya! Momonga-sama, silahkan beri perintah apapun kepada saya."

"Pertama-tama, tunggu–"

Momonga mengambil tongkat yang mengapung di udara ke tangannya. Ada beberapa kemampuan yang tersimpan di dalam tongkat tersebut. Di antara banyaknya kemampuan yang tersedia, Momonga memilih salah satu batu permata hiasan yang ada di tongkat itu.

Satu item dengan kemampuan berkelas artifak "Moon Jade"
–– summon Moonlight Wolf.
Batu permata itu memanggil 3 hewan buas secara instan. Efek sihir pemanggil monster, baik disini maupun di Yggdrasil adalah sama, jadi Momonga tidak merasa terkejut.

Moonlight Wolf dan Serigala Siberian sangatlah mirip dengan satu sama lain, kecuali yang satu ini memancarkan cahaya berwarna perak dari tubuhnya. Di antara Momonga dan Moonlight Wolf itu, ada sebuah hubungan yang luar biasa. Dan hubungan itu dengan jelas menunjukan siapa yang berkuasa.

"Moonlight Wolf, huh?"

Suara Aura menyiratkan bahwa ia tidak bisa mengerti apa makna dari tindakan Momonga, yang memanggil monster lemah tersebut.

Moonlight Wolf adalah monster yang sangat lincah dan bisa digunakan untuk melancarkan serangan kejutan, tapi mereka hanya memiliki level di sekitar angka 20. Dari sudut pandang Momonga dan Aura, monster itu sangat lemah. Tapi untuk menguji apa yang ada di dalam pikiran Momonga, level monster ini sudah cukup. Tidak, malahan, lebih lemah lebih baik.

"Baik, saya akan memasukannya ke dalam jangkauan efek napas saya."

"Hm? Bisakah kamu melakukan itu?"

"Tidak masalah."

Momonga merasa ragu-ragu untuk memaksa Aura melakukannya dengan kasar. Sekarang sudah tidak sama lagi seperti saat ini semua masih berupa permainan, ada kemungkinan kalau Aura akan meloak untuk menuruti perintah Momonga. Ada pula kemungkinan bahwa kemampuan Aura tidak berjalan dengan lancar. Uuntuk menghindari situasi seperti itu, dia harus melibatkan pihak ketiga, dan karena itulah dia memanggil Moonlight Wolf.

Serigala itu tampak dipaksa untuk bernapas dengan terengah-engah, tapi Momonga sama sekali merasa kalau tidak ada yang salah dengan dirinya. Dia mencoba untuk bersantai, dan dia tetap tidak merasakan adanya sesuatu yang aneh dengan dirinya. Dia berada dalam jarak yang sama dengan para Moonlight Wolf yang dengan jelas tampak terpengaruh oleh skill milik Aura, jadi kini dia yakin bahwa skill milik Aura benar-benar aktif.

Dari percobaan ini, bisa dilihat kalau skill yang mempengaruhi fungsi suasana hati tampaknya tidak bisa memberikan efek kepada Momonga. Ini artinya––

Ras sub-manusia dan ras lainnya, selama kelas tersebut mampu mencapai hirarki rasial yang telah ditentukan, seorang pemain bisa memperoleh kemampuan khusus untuk ras tersebut. Dan juga untuk Lich seperti Momonga, dia juga mempunyai kemampuan khusus––

Setiap hari mampu memanggil 4 Undead tingkat tinggi, setiap hari mampu memanggil 12 Undead biasa, setiap hari mampu memanggi 20 Undead tingkat rendah, kontak negatif, Aura putus asa V [instant death], abaikan pertahanan lawan, jiwa kegelapan, cahaya kegelapan, berkah abadi, kemampuan untuk menilai kerusakan IV, pertahanan terhadap senjata menusuk V, pertahanan terhadap senjata menebas V, penangkis sihir tingkat tinggi III, pembatalan sihir lawan tingkat tinggi III, membatalkan serangan berproperti es/asam/listrik, penguatan penglihatan sihir / tembus pandang.

Juga kemampuan tambahan tingkat profesional–– penguatan sihir instant death, ahli ritual kegelapan, aura keabadian, menciptakan undead dan sebagainya.
Kemampuan dasar khusus yang dimiliki undead adalah, imunitas terhadap serangan fatal, serangan terhadap mental tidak efektif, makan/racun/sakit/tidur/insta-death/lumpuh semuanya tidak bisa dialami, sihir necromancer, resistensi terhadap serangan tangan kosong, tidak perlu oksigen, imunitas terhadap aura pelemah, tidak efektif dalam menyerap tenaga, menggunakan pemulihan tenaga negatif, penglihatan malam.

Tentu saja ada juga kelemahan di antara semua kemampuan positif itu: cahaya, rentan serangan suci, rentan serangan tumpul V, hukuman kerusakan suci II, dua kali damage api dan sebagainya.

–– Kemampuan dasar itu dipelajari sebagai Undead, dan kemampuan khusus diperoleh saat game mengalami upgrade. Bosa dono;amg. lemampuan Momonga sangatlah tinggi.

"Jadi, dengan hasil ini... Terima kasih. Aura, apa kamu punya pertanyaan?"

"Tidak, tidak juga."

"Ini sudah cukup - kembalilah sekarang."

Tiga Moonlight Wolf menghilang tanpa jejak.

"....Momonga-sama, apakah anda datang ke lantai kami hari ini untuk melakukan percobaan?"

Mare juga mengangguk.

"Huh? Ah, tidak juga. Aku datang untuk berlatih."

"Berlatih? Huh? Momonga-sama, anda berlatih?"

Kedua mata Aura dan Mare terbuka lebar, sampai isinya kelihatan nyaris jatuh. Ini adalah kejutan, aku yang merupakan pemimpin tertinggi dan juga penguasa Nazarick, tidak tahu apa-apa soal mantera sihir. Reaksi ini sudah diprediksi oleh Momonga, dan dia dengan cepat membalas:

"Ya."

Melihat balasan singkat Momonga, wajah Aura mulai kembali normal. Momonga merasa cukup puas karena ia mendapatkan reaksi yang sama dengan apa yang ia harapkan.

"Kalau boleh saya tanya, anu, seperti apakah tingkat senjata tertinggi yang bisa digunakan oleh Momonga-sama, senjata legendaris kah?"

Senjata legendaris? Momonga sedikit merasa bingung, tapi setelah melihat mata Mare yang berbinar-binar, dia menyadari bahwa pertanyaan itu murni tanpa ada sedikitpun pemikiran buruk.

"Ya, senjata ini... Semua anggota guild bekerja sama untuk membuat senjata ini. Senjata dengan tingkatan tertinggi, Staff of Ainz Ooal Gown."

Momonga mengangkat tongkat sihirnya, dan tongkat itu segera memancarkan cahaya yang indah. Namun pada waktu yang sama, di sekitar cahaya itu muncul bayangan-bayangan menakutkan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang berhati jahat.

Semakin banyak Momonga menjelaskan tentang tongkat itu, ia semakin merasa bangga, dan suaranya terdengar menjadi lebih riang gembira:

"Tongkat ini memiliki ukiran tujuh ular di permukaannya, dan ada permata dengan level artefak dan relik. Karena tongkat ini memiliki seluruh rangkaian item, setelah koleksinya lengkap, penggunanya bisa memperlihatkan kekuatannya yang sangat besar. Kami terus bersabar dan menghabiskanwaktu yang sangat lama untuk melengkapi seluruh koleksi ini. Nyatanya, ada satu anggota guild ingin menyerah selama periode pengumpulan materi berlangsung. Aku tidak tahu berapa banyak monster yang harus kami lawan untuk memperoleh harta karun... tidak hanya itu, tongkat ini mempunyai kemampuan untuk mengalahkan item dengan level artifak, dan bahkan bisa di bandingkan dengan item legendaris. Kemampuan yang paling kuat adalah, tongkat ini bisa betempur otomatis... Ahem."

.... Momonga terlalu terbawa dengan suasana. Meskipun di masa lalu dirinya dan rekan-rekannya membuat tongkat itu bersama-sama, tapi karena tongkat itu tidak pernah keluar dari Throne Room, tidak ada kesempatan bagi tongkat itu untuk menunjukan kemampuannya yang sebenarnya. Dan karena sekarang tongkat itu sudah berada di luar, Momonga ingin memperlihatkannya kepada orang lain. Momonga ingin terus memamerkannya, namun emosi yang ia rasakan berhasil menghentikan keinginannya.

Dia benar-benar merasa malu...

"... Itu saja."

"Wow, kuat sekali..."

"Anda yang paling kuat, Momonga-sama!"

Tatapan yang berbinar-binar dari kedua anak itu, nyaris membuat Momonga tertawa. Usahanya untuk menahan tawanya agar tidak keluar dari mulutnya hampir menghempaskan ekspresi yang ada di wajahnya – walau pada awalnya, tidak ada ekspresi yang bisa di tunjukkan di kepala tengkorak itu –– dia melanjutkan:

Jadi aku ingin melakukan percobaan dengan tongkat ini, dan aku harap kalian bisa membantuku dengannya."

"Ya! Kami akan segera mempersiapkannya. Lalu... apkaha kami boleh melihat kekuatan dari tongkat ini?"

"Ya, tentu saja. Aku akan mengijinkan kalian untuk merasakan senjata terkuat yang bisa aku gunakan."

"Luar biasa! - Aura berteriak gembira dan melompat-lompat dengan manisnya.

Mare mencoba untuk menyembunyikan kegembiraannya, tapi telinga panjangnya yang tidak bisa berhenti gemetaran membuat usahanya menjadi sia-sia.
Ini gawat, aku harus menunjukkan ekspresi serius, dan karenanya, aku tidak boleh bersikap santai. Momonga mengingatkan dirinya sendiri, sambil berusaha keras untuk mempertahankan kewibawaannya.

"... Ada satu hal lagi Aura. Aku telah memberi perintah kepada seluruh Floor Guardian untuk datang ke sini. Mereka semua akan berkumpul di sini dalam waktu kurang dari satu jam."

"Huh? Kalau begitu kita harus bersiap -"

"Tidak, itu tidak perlu, kita tunggu saja di sini sampai mereka datang."

"Ah, semua Floor Guardian -?? Kalau begitu, Shalltear juga akan datang?"

"Ya, semua Floor Guardian."

".... Oh."

Telinga panjang Aura tiba-tiba melemas dan menghadap ke bawah.

Namun tidak seperti Aura, Mare tampaknya begitu senang. Menurut bahasa tubuh mereka, sepertinya Aura dan Shalltear membenci satu sama lain, berbeda dengan Mare. Apa yang akan terjadi mulai dari sekarang? Momonga mendesah pelan.

*** 



Sebanyak 50 prajurit berkuda melintasi padang rumput. Masing-masing dari mereka yang tergabung dalam barisan memiliki tubuh yang berotot, penuh tenaga, dan terutama enak untuk dilihat. "Kuat" akan jadi kata yang sempurna untuk menggambarkan orang-orang ini. Walaupun mereka tengah mengenakan pelindung dada, kamu bisa melihat otot-otot tubuh mereka yang berada di bawahnya.

Seorang pria dengan usia sekitar 30 tahun, berwajah gelap akibat terjemur oleh sinar matahari dengan kerutan yang terlihat jelas, rambut hitam pendek dan mata berwarna hitam, dengan tatapan yang tajam seperti pedang, melihat ke arah pria yang ada di sampingnya.
"Kapten, kita sedang mendekati desa pertama pada patroli kita."

"Benar, Letnan."

Prajurit kebanggaan Kerajaan Re-Estize Georgiev Stolonov, belum melihat satupun desa.

Menekan keinginannya, Georgiev memecut kudanya untuk mempertahankan kecepatan larinya. Walau seharusnya kecepatannya saat ini tidak membuat kuda yang dia tunggangi terlalu lelah, namun kuda itu sudah dipaksa untuk berlari mulai dari Ibukota Kerajaan. Sedikit demi sedikit, kelelahan perlahan-lahan meresap ke dalam tubuhnya. Bahkan seekor kuda pun akan lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang seperti ini, dan oleh karena itu dia tidak bisa terus menambah beban kudanya.

"Aku harap tidak ada hal buruk yang terjadi."

Sedikit kecemasan tersembunyi dalam perkataan ini. Georgiev juga mempunyai perasaan yang sama. Raja yang mengeluarkan perintah, meminta Georgiev untuk menginvestigasi penampakan Ksatria Kekaisaran yang kabarnya telah muncul di dekat perbatasan. Jika memang laporan itu benar, maka Georgiev dan orang-orangnya harus segera menekan mereka.

Awalnya, karena lokasinya berada di pinggiran dari kota Re-Lantier, mengirim pasukan dari sana seharusnya akan lebih cepat. Namun, setelah mempertimbangkan bahwa musuh yang akan dihadapi Ksatria Kekaisaran yang terlatih dan bersenjata dengan baik, itu akan menjadi ide buruk.
Di kerajaan, satu-satunya orang yang mampu melawan Ksatria Kekaisaran, adalah prajurit yang berada di bawah perintah langsung Georgiev. Kini menahan serangan dari Kekaisaran menjadi tanggung jawab penuh bagi Georgiev, dan ini membuat kepalanya terasa sakit.

Sebelum Georgiev tiba di tujuan, seharusnya Kerajaan bisa mengerahkan prajurit lain untuk melindungi desa-desa. Itu akan cukup untuk menahan para musuh dan memberikan waktu yang berharga bagi Georgiev. Ada banyak kemungkinan lain yang tersedia untuk bertahan. Namun tidak ada yang dilakukan - bukan, tidak ada seorangpun yang di ijinkan untuk melakukan sesuatu.

Mengetahui alasannya, Georgiev tidak henti-hentinya merasa cemas. Dia mencoba untuk menenangkan diri, sementara tangannya menggengam tali kuda dengan erat. Menahan bara api yang ada di dalam hatinya itu sulit.
"Kapten, rasanya bodoh sekali mengingat bahwa tidak ada satu orang pun yang memulai penyelidikan sebelum kita tiba. Tidak hanya itu, mengapa mereka tidak mengerahkan orang lain untuk melakukan penyelidikan secara terpisah? Seperti merekrut petualang dengan komisi, misalnya. Mereka juga bisa mencari keberadaan Ksatria Kekaisaran. Mengapa tindakan tersebut tidak diambil?"

"... Hentikan Letnan, jika Ksatria Kekaisaran memang benar-benar muncul di wilayah Kerajaan di siang bolong, situasi kita akan menjadi lebih buruk."

"Kapten, tidak ada orang lain disekitar sini. Aku harap anda bisa mengatakan masalah yang sebenarnya kepadaku."

Senyum cibiran tampak di wajah sang Letnan, yang sama sekali tidak menunjukkan kebaikan dan berkata dengan jijik:

"Itu karena para bangsawan, kan?"

Georgiev tidak memberikan balasan, karena dia tahu kalau itu adalah benar.

"Para bangsawan terkutuk itu ternyata tega untuk menggunakan nyawa rakyat sebagai alat dalam perebutan kekuasaan mereka! Tidak hanya itu, karena wilayah ini berada di bawah kendali Raja secara langsung, mereka akan memanfaatkan situasi ini untuk menertawakan sang Raja."

"... Tidak semua bangsawan berpikir seperti itu."

"Mungkin Kapten benar, ada juga bangsawan yang hidup untuk kepentingan orang-orang, misalnya puteri emas. Namun hanya ada sedikit... Kalau saja kita bisa memusatkan kekuatan sang Raja sebagai Kaisar, maka kita akan bisa menentang para bangsawan terkutuk itu demi kepentingan rakyat, benar kan?"

"Tapi jika kamu terburu-buru, mungkin itu akan menyebabkan perang sipil, dan wilayah negeri kita akan terbagi. Sekarang, Kerajaan kita sedang menghadapi ambisi Kekaisaran tetangga yang berniat untuk meluaskan wilayahnya. Jika krisis seperti perang sipil terjadi, itu akan menjadi bencana nasional."

"Aku tahu, tapi...."

"Mari jangan bahas itu dahulu untuk sementara waktu..."

Tiba-tiba Georgiev terdiam dan matanya memandang lurus kedepan. Tampak ada asap yang keluar dari belakang bukit kecil yang berada di depan mereka. Semua orang yang melihatnya tahu apa arti dibalik tanda tersebut.

Georgiev mau tak mau mendecakkan lidahnya. Memacu kudanya, dia bergegas pergi menuju bukit kecil yang ada di depannya, dan kemudian tampak sebuah pemandangan yang sudah dia duga sebelumnya. Seluruh desa hangus terbakar. Beberapa atap rumah yang hancur dan terbakar tampak seperti batu-batu nisan yang berada di dalam reruntuhan itu.

Georgiev mengeluarkan perintah dengan suara tegas:

"Semuanya bersiap. Kita harus mengambil tindakan cepat."

Desa itu benar-benar hangus, dan reruntuhan dari rumah-rumah sama sekali tidak mirip dengan penampilan aslinya. Berjalan melewati reruntuhan, Georgiev mencium bau gosong yang tercampur dengan bau darah.

Wajah Georgiev tampak sangat tenang, dia merasa emosinya tidak bergejolak saat melihat pemdangan itu. Namun bila ekspresinya dilihat dari dekat, orang bisa dengan jelas melihat suasana hati yang ia rasakan. Berjalan di sampingnya, Letnan memiliki ekspresi yang sama.

Ada lebih dari seratus orang tinggal di desa ini, dan hanya 6 orang saja yang selamat. Selain itu, setiap orang di bunuh dengan kejam. Tidak peduli apakah itu perempuan, anak-anak, atau bahkan bayi, semuanya sama saja.

"Letnan, kirim beberapa orang untuk mengantar yang selamat kembali ke Re-Lantier."

"Tunggu sebentar, dengan ..."

"Kamu benar, dengan kondisi seperti ini, kita harus melindungi mereka."

Ya, Re-Lantier merupakan salah satu wilayah yang dimiliki oleh Raja. Dan sudah merupakan kewajiban bagi seorang Raja untuk melindungi desa-desa yang ada sekitarnya. Bila mereka yang selamat diabaikan disini, itu akan menyebabkan masalah yang besar bagi Raja. Bisa dibayangkan, faksi aristrokat akan sengaja menggunakan kesempatan ini untuk membesar-besarkan masalah dan memperlemah pengaruh yang dimiliki oleh Raja.
Yang lebih penting––––

"Mohon pikirkan itu kembali. Orang-orang yang selamat ini semuanya telah melihat Ksatria Kekaisaran dengan mata kepala mereka sendiri. Ini merupakan prioritas pertama dari tugas yang diberikan oleh Raja. Aku pikir kita harus mundur sementara ke Re-Lantier. Kita perlu mempersiapkan langkah selanjutnya dengan tepat.

"Tidak."

"Kapten! Tentu anda seharusnya sangat paham, bahwa ini jelas-jelas adalah sebuah perangkap. Desa ini di serang pada saat yang sama saat kita tengah melakukan perjalanan ke Re-Lantier, itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Tindakan brutal ini jelas-jelas untuk memancing kita, atau mereka tidak akan bersikap sekejam ini. Ini jelas-jelas merupakan sebuah perangkap.

"Penduduk yang selamat tidak lolos dari permusuhan para Ksatria dengan bersembunyi, namun itu karena musuh sengaja membiarkan mereka. Aku khawatir bahwa mereka telah merencanakan ini semua. Untuk melindungi para penduduk yang masih selamat, mereka ingin kita membagi pasukan."

"Kapten, anda tidak akan mengejar mereka setelah anda tahu bahwa ini adalah perangkap, bukan?"

"... ya."

"Apa anda serius mengenai hal itu?! Kapten, saya tahu anda itu sangat kuat. Meskipun menghadapi seratus ksatria, anda pasti bisa menang. Tapi Kekaisaran mempunyai penyihir terkenal. Jika si tua itu ikut bersama musuh, situasinya bisa menjadi cukup berbahaya, bahkan untuk anda. Meskipun Kapten menghadapi prajurit kebanggaan dari kekaisaran, 4 Paladin, mereka kemungkinan tetap akan kalah saat melawan anda. Jadi aku mohon pada anda, tolong mundur untuk sekarang. Demi kepentingan kerajaan, sekalipun ada beberapa desa yang harus dikorbankan, itu tidak bisa dibandingkan dengan kehilangan nyawa Kapten!"

Georgiev mendengarkan penjelasannya tanpa mengeluarkan sepatah kata, sementara Letnan melanjutkan dengan semangat:

"Jika anda memang tidak ingin mundur... Lalu bagaimana kalau kita mengabaikan penduduk yang selamat ini, dan kita semua mengejar mereka bersama anda."

"Itu mungkin adalah pilihan yang paling masuk akal... tapi dengan melakukan itu, sama saja dengan membiarkan mereka mati. Penduduk yang selamat di sini, apa kamu pikir mereka bisa bertahan hidup sendiri?"

Letnan menjadi terdiam, karena dia tahu bahwa hampir tidak ada kesempatan bagi para penduduk desa yang selamat untuk bertahan hidup. Jika mereka tidak mengirim orang untuk melindungi mereka dan membawa mereka ke tempat yang aman, mereka akan terbunuh dalam beberapa hari. Meskipun begitu, apa yang dikatakan Letnan tidak salah, - bukan, benar dan salah tidak artinya di sini.

"... Kapten, nyawa anda lebih berharga, itu tidak bisa dibandingkan dengan nyawa para penduduk."

Georgiev sangat memahami penderitaan yang dirasakan oleh Letnan-nya setelah harus membuat keputusan seperti itu, itu sebabnya dia membiarkan sang Letnan untuk mengatakan hal-hal tersebut. Tapi meskipun begitu, dia masih tidak bisa setuju dengan pendapatnya:

"Aku lahir sebagai rakyat biasa, dan kamu juga."

"Ya, tapi sebagian prajurit bergabung dengan pasukan kerajaan karena rasa kekaguman mereka terhadap Kapten."

"Kalau tidak salah, kamu juga lahir di sebuah desa?"

"Benar pak..."

"Kehidupan di desa itu tidak mudah, dan orang-orang sering mati dalam lingkungan mereka. Menderita dari serangan monster, itu adalah situasi yang sering terjadi, dan kerap menyebabkan banyak korban, benar bukan?"

"... Ya."

"Ketika menghadapi monster, bahkan seorang prajurit biasa tidak akan bisa menang sendirian. Jika tidak ada uang untuk mempekerjakan petualang khusus melawan monster-monster itu, para penduduk desa hanya bisa tunduk pada monster dan menunggu ajal mereka datang."

"... Ya."

"Jadi kamu tidak pernah berharap untuk menerima pertolongan? Ketika kamu membutuhkan bantuan, dan ketika para bangsawan sama sekali tidak melakukan apa-apa, siapa lagi yang memiliki kekuatan untuk melakukan itu?"

"... Mereka hanya akan menantikan kebohongan, karena kenyataannya tidak ada seorang pun yang akan memberikan bantuan kepada mereka. Aristrokat tidak akan pernah memberi uang kepada desa yang terkena dampak bencana."

"Karena itulah... Mari kita buktikan bahwa realita tidaklah seperti itu. Aku ingin membantu para penduduk desa."

Letnan menjadi terdiam setelah mengingat pengalamannya sendiri.

"Kawanku, mari kita tunjukan kepada para penduduk, apa itu artinya untuk menghadapi bahaya sambil rela mengorbankan hidup kita, membuat mereka tahu bahwa para pemberani akan datang untuk menyelamatkan mereka, dan bahwa memang benar bahwa mereka yang kuat akan membantu mereka yang lemah."

Tatapan Georgiev dan Letnan bertemu, dan mereka saling bertukar emosi yang tidak terhitung jumlahnya dengan satu sama lain. Letnan akhirnya menyerah dan menjawab dengan nada yang terdengar sedikit lelah, namun penuh dengan semangat:

"... Kalau begitu ijinkan aku untuk berangkat dan mengambil alih pimpinan. Ada banyak yang bisa menggantikan aku, tapi tak ada yang bisa mengganti Kapten."

"Jangan bodoh. Semenjak masa lalu, tingkat kelangsungan hidupku sangatlah tinggi. Kita tidak akan kesana untuk mati, tapi untuk menyelamatkan penduduk Kerajaan."

Letnan ingin membuka mulutnya beberapa kali, tapi akhirnya memilih untuk diam.

"Segera bawa sebagian prajurit untuk melindungi para penduduk dan pergi ke Re-Lantier bersama mereka."

Matahari tenggelam menyinari padang rumput yang tampak memiliki banyak siluet dengan cahaya merah. Jumlah bayangan itu tepatnya adalah 45 orang. Kelompok itu tiba-tiba muncul dari tempat kosong. Itu ada cara penyamaran cerdik yang dibuat dengan menggunakan sihir.

Kelompok orang-orang itu tidak terlihat seperti tentara bayaran biasa, pengembara, atau petualang. Lebih tepatnya, mereka semua mengenakan pakaian yang sama. Memakai perlengkapan yang di buat dari logam khusus untuk meningkatkan kemampuan bergerak dan bertahan.
Diperkuat dengan efek sihir, pakaian mereka mampu mengungguli setiap pertahanan konvensional. Sambil membawa tas kulit kecil, jika tidak ada tambahan tanda sihir diatas tas tersebut, maka tas itu akan terlihat seperti tas ransel pengembara. Pada pinggang mereka, tampak ikat pinggang yang membawa beberapa botol cairan, dan ada sebuah jubah di punggung mereka yang memancarkan aura magis.

Terlepas dari uang, waktu, dan usaha, untuk mengumpulkan begitu banyaknya benda sihir seperti itu tidaklah mudah. Kelompok yang mengenakan perlengkapan sihir seperti itu, membuktikan bahwa mereka mendapat dukungan pada tingkat nasional. Dengan melihat dari penampilan perlengkapan mereka, tidak ada tanda-tanda identitas atau afiliasi. Mereka adalah pasukan ilegal, yang harus menyembunyikan identitas mereka sendiri.

Mata orang-orang itu, menatap lurus ke arah desa yang hancur. Sambil melihat, bau darah dan hangus mengalir keluar dari desa. Dari tatapan mereka, orang bisa melihat bahwa biasanya mereka tidak suka melihat adegan yang keji dan berdarah dingin.

"... Melarikan diri huh."

Ucap sebuah suara tumpul yang terdengar sedikit kecewa.

"... Mau bagaimana lagi. Bersiap untuk menyerang desa selanjutnya untuk memancing agar dia mau keluar. Kita harus memancing hewan buas itu untuk masuk ke dalam perangkap kita."

Orang-orang tersebut menatap bayangan Georgiev yang tengah pergi ke arah yang sama dengan yang dituju oleh kelompok orang itu.
"Beritahu aku nama desa sasaran selanjutnya untuk umpan kita."

***



Di dalam arena, Momonga tengah menyiapkan jari-jarinya untuk mengeluarkan mantera ke arah orang-orangan sawah yang berada di pojokan. Selain damage sihir biasa, mantera yang Momonga pelajari memiliki keahlian khusus dalam status instant death dan damage over time yang lain. Jumlah mantera yang tidak mematikan yang dia miliki sangatlah sedikit.

Nyatanya, kapanpun dia memilih untuk hanya mengeluarkan sihir yang menyebabkan damage, karena kelas pilihan Momonga adalah Necromancer, otomatis kelas tersebut akan memperkuat damage sihir karena adanya "efek damage tambahan". Hasilnya, mantera dengan damage sederhana akan bisa memberikan lebih banyak damage dari beberapa mantera dari kelas yang memiliki keahlian khusus dalam hal bertarung.

Momonga menatap kesamping dan melihat bahwa dia tengah diamati oleh tatapan penasaran dari dua anak-anak. Hatinya terasa sedikit tertekan, karena dia tidak merasa yakin, apakah dirinya mampu memenuhi harapan mereka atau tidak.

Momonga diam-diam melihat ke arah dua monster besar yang ada di dekatnya. Ukuran mereka mencapai 3 meter tingginya. Tulang mereka adalah gabungan dari tulang manusia dan naga, otot mereka tampak sangat kuat dan terlatih, dan memiliki sisik yang lebih keras daripada baja yang melindungi otot-otot tersebut.

Mereka memiliki wajah seekor naga, ekor setebal pohon, dan tidak memiliki sayap. Mereka terlihat seperti naga yang berdiri dengan dua kaki. Lengan atas mereka tampak lebih tebal dari lengan manusia, dan memiliki panjang sekitar setengah dari tinggi tubuh mereka - menggenggam pedang tebal yang mirip seperti perisai.

Dua monster ini merupakan keturunan naga yang dipanggil oleh Aura. Sebagai seorang beast tamer, ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan mereka, dan ia memanfaatkan mereka untuk mengelola permainan yang ada di dalam arena.

Walaupun level mereka hanyalah 55, dan hampir tidak memiliki kemampuan khusus, mereka mampu menyerang dengan stamina yang tidak terbatas sambil menggunakan tangan-tangan mereka yang kuat. Itu sudah cukup untuk menandingi monster-monster dengan tingkat tinggi.

Momonga menghela napas dan kembali memalingkan pandangannya ke arah orang-orangan sawah.

Kedua matanya menatap ke arah orang-orangan sawah, dan jika kamu melihatnya dari dekat, kamu bisa melihat bahwa dia sebenarnya merasa sangat gugup. Tujuan yang ia miliki sekarang adalah untuk memastikan bahwa apakah dia masih bisa menggunakan sihir atau tidak.

Dengan mengijinkan Aura dan Mare untuk melihat "percobaan sihir" ini, tujuan utamanya adalah untuk menunjukan kekuatan yang ia miliki, dan membuat mereka tahu bahwa memusuhi dirinya adalah hal yang bodoh untuk dilakukan. Dia harus melakukan ini sebelum Guardian yang lain tiba.

Dua anak itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda untuk melakukan pengkhianatan, dan Momonga sendiri tidak berpikir kalau mereka akan mengkhianati dirinya. Namun, jika dia kehilangan kemampuan untuk menggunakan sihir, Momonga tidak yakin bahwa mereka akan menjaga kesetiaan mereka.

Sikap Aura terhadap Momonga terasa seperti dirinya mengenal Momonga untuk waktu yang lama. Namun bagi Momonga sendiri, itu terasa seperti pertemuan pertama mereka.

Itu bisa terlihat dari pengaturan peran dari kedua anak tersebut, yang semuanya di buat dengan cermat. Mereka adalah hasil dari pemikiran dari para anggota guildnya. Namun, reaksi emosional dan pola kebiasaan sampai berbagai kondisi yang ada di dalam pengaturan tersebut tidaklah sempurna, dan memiliki beberapa kekurangan. Tapi sekarang, mereka menjadi makhluk yang cerdas dengan memiliki pemikiran sendiri, dan entah bagaimana, kekurangan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkah lalu mereka.

Jika itu tidak melemahkan kesetiaan mereka, lalu apa yang telah berubah? Sebagai catatan, jumlah kesetiaan yang mereka miliki tidak pernah dicatat dengan jelas dalam program mereka. Jadi apakah mereka mau menaati perintah atau tidak, bisa juga bervariasi. Jika mereka hanya tidak mau menaati perintah Momonga, itu masih bisa diatasi. Namun apa yang harus ia lakukan jika mereka mengkhianati dirinya, segera setelah mereka megetahui bahwa dirinya tidak mempunyai kekuatan yang cukup......?

Meskipun menjadi terlalu paranoid itu buruk, rasanya tidak bijak kalau Momonga mempercayai mereka sepenuhnya. Singkatnya, pada saat ini ide terbaik bagi Momonga adalah untuk bersikap dengan hati-hati. Alasan lain untuk percobaan ini adalah, jika dia tidak bisa menggunakan sihir, dia bisa mendiskusikannya dengan Aura dan Mare. Dua anak ini percaya bahwa percobaan ini adalah untuk memastikan kekuatan yang dimiliki oleh Staff of Ainz Ooal Gown, jadi kekuatan sihir yang muncul akan tergantung pada item itu sendiri. Jika ada masalah dengan sihirnya, Momonga bisa dengan mudah menggunakan tongkat yang ia pakai sebagai alasannya. Rencana yang sempurna.

Momonga mau tak mau memuji dirinya sendiri. Di masa silam, apakah pikirannya selalu tenang dan fleksibel seperti ini? Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Momonga yang satu ini.

Keraguan yang ada di dalam otaknya dibuang, dan dia mulai berpikir tentang sihir yang digunakan di Yggdrasil. Di dalam permainan, kekuatan mantera sihir dibagi dalam ranking 1 sampai 10, dan jumlah semua mantera sihir yang ada di dalam game dengan mudah mampu melebihi angka 6.000. Mantera-mantera ini dipisahkan berdasarkan perbedaan jenis sistem. Ada 700 mantera dari 18 sistem berbeda yang bisa digunakan oleh Momonga. Secara umum, pemain dengan level 100 biasanya hanya bisa menggunakan 300 jenis mantera, jadi jumlah mantera yang bisa digunakan oleh Momonga bisa dibilang luar biasa.

Hampir semua mantera ini tersimpan di dalam otak Momonga, dan dia sedang mencari mantera yang paling tepat untuk digunakan saat ini.

Karena larangan salah tembak sudah tidak berlaku, dia harus tahu jarak dan luas efek yang dimiliki suatu mantera secara tepat. Karena itulah, ia perlu memilih mantera sihir yang tidak perlu memilih jumlah perorangan sebagai target, namun sihir yang memiliki jangkauan efek luas. Tujuan selanjutnya adalah memperhitungkan orang-orangan sawah itu, jadi ––

Di Yggdrasil, hanya memencet ikon akan mengaktifkan mantera sihir. Namun, karena sudah tidak adanya konsol antarmuka, kita harus menggunakan metode lain.

Meskipun dia merasa sedikit tidak yakin, dia memiliki sedikit pemahaman tentang cara untuk memulainya. Dia merasakan kekuatan tersembunyi yang berada di dalam tubuhnya. Rasanya seperti hubungan antara dirinya dan kekuatan itu tidak terhubung dengan benar. Momonga berkonsentrasi.
Dia membayangkan kekuatan itu tengah mengambang di udara ––
Momonga tersenyum dengan gembira.

Dia sudah tahu perkiraan jangkauan efek dan berapa lama delay yang dibutuhkan untuk meluncurkan mantera berikutnya. Hal-hal seperti itu sudah ia kuasai secara menyeluruh di masa silam. Setelah memastikan kemampuan yang ia miliki, semacam kegembiraan melanda dirinya. Dia merasa puas karena dia tahu bahwa saat ini, sihir adalah bagian dari kekuatannya sendiri, yang tidak dia alami di Yggdrasil.

Munculnya kebahagiaan - walau perasaan itu dengan cepat ditekan, dia mampu merasakan kegembiraannya - pada jari-jari tangannya, dia mengumpulkan tenaganya, dan kemudian dengan mengucapkan kata:

"Fireball."

Dia menunjukkan jarinya ke arah orang-orangan sawah, dan bola api yang ukurannya membesar terbang ke arah yang dia tunjuk. Seperti yang diperkirakan, bola api mengenai sebagian dari tubuh orang-orangan sawah. Sebuah bola api yang terbuat dari bara api yang panas melayang dan mengenai orang-orangan sawah. Setelah kena, muncul ledakan api dari dalam orang-orangan sawah, yang menjadikan tanah disekitar orang-orangan sawah itu menjadi lautan api.

Itu semua terjadi hanya dalam sekejap mata. Selain dari orang-orangan sawah yang hangus, tak ada apapun lagi yang tersisa.

"Ohhhh...."

Aura dan Mare melihat dengan tatapan bingung dan tidak bisa menahan tawa kecil mereka kepada Momonga.

"- Aura, siapkan orang-orangan sawah yang baru."

"Ah, baik, akan segera disiapkan! Cepat persiapkan itu!"

Seekor naga datang memegang orang-orangan sawah lain, menempatkannya di samping orang-orangan sawah gosong yang tadi. Momonga berjalan kesamping orang-orangan sawah tersebut dan menghadapnya dan meluncurkan sebuah mantera:

"Razing Flame."

Tiba-tiba muncul kepulan api yang mengelilingi orang-orangan sawah. Momonga terus meluncurkan mantera ke arah orang-orangan sawah yang hancur itu:

"Fireball."

Orang-orangan sawah dihantam oleh bola api dan berubah menjadi abu.
Jarak antara casting dari tipe sihir yang berbeda tetap sama seperti di Yggdrasil. Bukan, bahkan mungkin sebenarnya proses casting itu menjadi lebih cepat, dari awal sampai peluncuran. Di dalam permainan, kamu harus terlebih dahulu memilih jangkauan lemparan, lalu menggerakannya dengan kursor untuk menunjukan area yang dituju.

"Sempurna."

Karena hasil percobaan itu sangat memuaskan, Momonga menyuarakan kepuasannya.

"Momonga-sama, apakah anda ingin saya menyiapkan beberapa orang-orangan sawah lagi?"

Aura masih tampak bingung. Ia tahu kalau Momonga adalah penyihir yang kuat, jadi ia tidak merasa kalau penampilan seperti ini adalah sesuatu yang spesial. Tapi Momonga ingin memberikan kesan kepada dua bersaudara itu, bahwa dirinya memang masih memiliki kekuatan yang tinggi. Dan tujuan tersebut telah berhasil dicapai.
"... Tidak, aku ingin membuat percobaan lain."

Setelah menolak usulan Aura, Momonga melanjutkan dengan tes berikutnya.

"Message."

Kontak utama untuk menghubungi GM. Ketika kamu menggunakan sihir "message" di dalam Yggdrasil, selama ada orang lain di dalam permainan, kamu bisa mendengar bunyi dering telepon. Jika tidak ada suara, maka kontak akan segera diputus.

Sekarang, dia merasa seperti tengah mendengarkan suara yang berada di tengah-tengah pikirannya. Rasanya seperti ada benang yang memanjang tanpa henti yang bertugas untuk mencari orang yang hendak dihubungi. Bagi Momonga, ini adalah pertama kalinya dirinya mengalami perasaan seperti ini, dan itu sangat sulit untuk dijelaskan.

Perasaan seperti itu berakhir setelah beberapa saat berlalu, tapi jika akhirnya tidak ada tanda-tanda terhubung, efek "message" akan berakhir. Rasa kekecewaan yang kuat bangkit di dalam hatinya. Momonga terus menggunakan sihir yang sama tersebut berulang-ulang. Orang yang dipilih bukanlah GM, tapi rekan-rekannya di masa lalu - Anggota guild Ainz Ooal Gown.

Setelah 99 percobaan yang tidak memberikan hasil, dia menyerah. Dia menggunakan fitur "mengirim pesan ke semua" kepada selurh 40 anggota guildnya, tapi tidak ada satupun yang terhubung. Setelah mengkonfirmasi ini, Momonga perlahan menggelengkan kepalanya.

Meskipun dia tahu bahwa dirinya sudah lama ditinggalkan, setelah fakta tersebut tampak dengan jelas di hadapannya, dia masih merasa sangat kecewa.

Akhirnya, dia menggunakan sihir untuk menghubungi Sebastian.
–– terhubung.
Dengan ini, dia bisa memastikan bahwa sihir "message" masih bisa digunakan, dan itu tidak terbatas pada orang-orang yang ada di dunia ini.

"Momonga-sama."

Suara yang terdengar penuh dengan rasa hormat masuk ke dalam pikirannya. Momonga berpikir bahwa mungkin di sisi lain, Sebastian tengah membungkuk dengan hormat, sama seperti dengan apa yang akan ia lakukan di dunia nyata. Sambil memikirkan tentang hal-hal konyol tersebut dan terdiam, Sebastian merasa agak aneh, dan dia berbicara lagi:

"... Boleh saya bertanya, apa yang anda butuhkan?"

"Ah, ah, maaf, aku melamun sebentar. Ya, bagaimana keadaan di sekitar?"

"Ya, di sekililing Nazarick adalah padang rumput, dan saya tidak menemukan sedikit pun tanda-tanda kehidupan."

"Padang rumput... bukan rawa?"

Seharusnya, yang mengelilingi Makam Besar Nazarick adalah rawa berukuran besar. Rawa itu adalah rumah bagi monster seperti katak yang bernama Zwick. Kabut tebal menyelimuti daerah sekeliling, dengan banyaknya rawa beracun.

"Ya, di sekitar kita adalah padang rumput."

Momonga tersenyum lemah. Keadaan ini terasa agak kelewatan...

"Makam Besar Nazarick menyeberang ke suatu tempat yang sama sekali tidak aku ketahui? ..... Sebastian, apa ada sesuatu yang melayang di langit, atau apakah ada mantera sihir yang muncul?"

"Tidak, saya tidak melihat sesuatu seperti itu. Ada langit yang membentang tanpa batas seperti di lantai 6."

"Apa! Kamu bilang langit? ..... Tanpa dikelilingi oleh sesuatu yang aneh?"

"Tidak.... Tidak ada tanda-tanda keanehan yang bisa ditemukan dimana-mana. Selain dari Nazarick, tidak ada bangunan lain yang bisa saya di luar sini."

"Begitu.... Jadi begitu...."

Apa yang bisa dia katakan? Tampaknya pemikiran Momonga benar-benar tidak bisa mempercayai itu. Namun hatinya tahu bahwa hal ini mungkin benar.

Sebastian terdiam sambil menunggu perintahnya. Momonga melihat jam hologram yang ada di pergelangan tangan kirinya. Dalam sekitar 20 menit lagi, Floor Guardian yang lain akan tiba. Jika memang hasilnya seperti itu, maka hanya ada satu perintah yang bisa ia keluarkan.

"Kembalilah dalam waktu 20 menit. Kembali ke Nazarick dan pergi ke arena yang akan didatangi oleh semua Guardian. Ceritakan masalah dan hal-hal yang kamu lihat kepada kita semua."

"Baik, tuan."

"Jadi kumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum kamu kembali."

Setelah mendengar persetujuan dari lawan bicaranya, Momonga menghentikan efek "message" untuk memutus kontak. Sementara Momonga berpikir bahwa hal itu telah berakhir dan hampir menghela napas, dia tiba-tiba mengingat bahwa dirinya tengah diamati oleh tatapan dari si kembar.

Kini setelah kamu menunjukan kekuatan tongkat ini kepada mereka, kamu harus memberikan tugas kepada mereka. Sambil memegang tongkatnya, Momonga merasa ragu, karena ia tidak tahu sihir mana yang sebaiknya ia tampilkan.

Tersembunyi di dalam Staff of Ainz Ooal Gown adalah pasukan monster yang tidak terhitung  jumlahnya, dan jika Momonga menginginkan itu, dia bisa menggunakan [Quick Summon] untuk memanggil mereka. Ini adalah trik kecil yang sangat indah-

[Summon Primal Fire Elemental]

Momonga memikirkan itu dan memilih batu permata api dan mengaktifkan satu mantera yang tersembunyi di dalam batu permata tersebut, [Summon Primal Fire Elemental].
Menuruti pemikiran Momonga, batu berkilau yang berada di dalam mulut ular mulai bergetar dan memancarkan tenaga yang kuat dari dalamnya. Momonga mengangkats Staff of Ainz Ooal Gown dan sebuah bola cahaya besar mulai bersinar di hadapannya. Bola cahaya itu menghasilkan bola cahaya yang lebih besar lainnya, dengan dikelilingi oleh pusaran api. Pusaran api itu berputar semakin cepat, dan akhirnya berubah menjadi tornado api yang memiliki diameter lebar 4 meter dan tinggi 6 meter.

Uap yang sangat panas tersebar ke sekelilingnya. Di pojok penglihatannya, Momonga melihat dua tubuh besar monster keturunan naga membentuk barisan di depan Aura dan Mare. Udara panas berhembus ke arah jubah Momonga sambil membuat suara retakan. Tidak akan mengejutkan rasanya bila hawa panas yang luar biasa ini mampu menyebabkan kebakaran. Tapi Momonga memiliki resistansi api absolut untuk mengatasi kelemahan yang aslinya dimiliki Undead, jadi hawa panas itu tidak memberikan dampak sama sekali kepada dirinya.

Tak lama setelahnya, tornado api besar yang sudah cukup kuat untuk melelehkan besi dan mulai diliputi oleh cahaya yang menyilaukan itu, terus-terusan mengalami goncangan dan bentuknya berubah menjadi bentuk manusia.

Primal Fire Elemental - bisa dianggap sebagai monster dengan tingkat tertinggi diantara monster-monster elemen yang lain, dan memiliki level 85 keatas. Sama seperti Moonlight Wolf, Momonga juga merasa ada suatu hubungan khusus antara dirinya dan elemental api tersebut.


"Wow...."

Aura terdengar menghembuskan napas panjang, sambil menonton dengan semangat. Benar-benar tidak mampu memanggil Elemental tingkat tertinggi dengan mantera yang dia miliki sendiri, di wajah Aura, muncul ekspresi bahagia seperti anak kecil yang menerima kado natal.

"... Apa kamu ingin berduel dengannya?"

"Huh?"

"Huh, Huh?"

Sedikit tertegun untuk sesaat, Aura memperlihatkan senyuman kekanak-anakan yang polos. Untuk ukuran senyuman anak-anak, senyuman Aura tampak sedikit...- bukan, itu terlalu ganas. Segera setelah ia menyentuh Mare yang ada di sampingnya, senyumannya kembali berubah menjadi kekanak-anakan.

"Sungguh?"

"Sekalipun kamu menghancurkannya juga tidak masalah."

Momonga mengangkat bahunya, sambil mengatakan bahwa itu tidak masalah. Dengan kekuatan tongkatnya, dia bisa memanggil satu Primal Fire Elemental perharinya. Dengan kata lain, bila keesokan hari tiba, dia akan bisa memanggil satu monster yang lainnya. Jadi meskipun monster itu dihancurkan, dia tidak akan mengalami kerugian besar.

"Ah, aku tiba-tiba ingat bahwa ada urusan penting lain yang harus aku urus dengan cepat..."

"Mare."

Salah satu tangan Aura menggengam kuat tangan Mare, dan tidak ingin membiarkan kembarannya itu kabur. Senyuman Aura membuat tubuh Mare membeku. Bagi Momonga, itu adalah senyuman gadis kecil yang manis, tapi jika kamu melihatnya dari sudut pandang saudaranya, itu benar-benar sangat berlawanan dengan senyuman. Melihat itu, wajah Mare hanya bisa membeku.

Mare diseret ke hadapan Primal Fire Elemental. Matanya terus-menerus melihat ke sekeliling, terutama menuju Momonga untuk meminta bantuan. Mare menunjukkan ekspresi seperti bunga yang sedang bermekaran kepada Momonga, tapi hanya memperoleh balasan dalam bentuk doa dari Momonga. Bunga itu langsung layu ditempat.

"Yah, kalian berdua bermain-mainlah dengan itu. Tapi jika kalian terluka, jangan salahkan aku."

"Baik-"

Aura menjawab dengan penuh semangat, tapi orang bisa mendengar balasan frustasi yang agak kesulitan untuk didengar dari Mare. Momonga merasa bahwa Mare tidak akan menyimpan dendam terhadap dirinya untuk masalah yang dia sebabkan ini. Oleh karenanya, dia ingin menguji hubungan yang ia miliki dengan Elementalnya, dan mengeluarkan perintah kepada si kembar untuk menyerang Primal Fire Elemental.

Berhadapan dengan api yang dengan ganas terpancar dari Fire Elemental, Aura dan Mare menghadapi musuh mereka dalam pertarungan dua lawan satu.

Aura menyerang Elemental Api dengan tangannya yang memegang cambuk di udara, sementara Mare menggunakan sihir untuk memberikan kerusakan pada monster itu.

"Tampaknya mereka akan bisa menangani situasi ini dengan mudah."

Sementara pandangan Momonga meninggalkan adu kekuatan tersebut, dia mulai berpikir tentang bagaimana cara yang seharusnya dia gunakan untuk melanjutkan investigasi soal masalah ini. Sihir dan pengaktifan item sudah dikonfirmasi. Kalau begitu yang selanjutnya perlu ia uji adalah perlengkapan yang ia miliki. Diantaranya, yang paling penting adalah gulungan kertas sihir, tongkat sihir, tongkat pendek, dan perlengkapan lainnya. Item sihir seperti gulungan kertas sihir akan hancur setelah digunakan, sementara tongkat sihir dan tongkat pendek perlu diisi dengan sihir sebelum mereka bisa digunakan.

Momonga memiliki banyak item sihir. Dengan kepribadian yang ada pada dirinya, pada dasarnya Momonga lebih suka untuk menyimpan item-itemnya daripada menggunakannya. Momonga merasa menyesal bila dirinya harus menggunakannya, jadi dia tidak menggunakan item sekali pakai. Bahkan ketika dia menghadapi monster sekelas bos, dia tidak ingin menggunakan item pemulihan yang paling tinggi. Salah kalau ada orang yang menyebut dirinya memiliki kepribadian berhati-hati, karena aslinya dia itu hanya memiliki sifat pelit. Perlahan-lahan, item seperti itu mulai menumpuk.

Saat dia bermain di Yggdrasil, Momonga menyimpan item-item tersebut di dalam sebuah kotak. Di mana perginya kotak itu sekarang?

Momonga membayangkan adegan membuka kotak berisi item di dalam kepala, dan tangannya mulai mencari-cari di udara. Lalu, sebagian tangannya yang ia julurkan ke depan tiba-tiba menghilang.

Seolah-olah ada sebuah jendela yang terbuka, dan tangan Momonga melintasinya. Di tempat yang awalnya kosong, muncul sebuah lubang dengan beberapa tongkat sihir yang indah di dalamnya. Lubang ini mirip dengan kotak item di Yggdrasil.

Saat menggerakan tangannya, item-item yang ada di dalam ruang itu berganti-ganti. Gulungan kertas, tongkat pendek, senjata, armor, ornamen, batu berharga, dan juga obat-obatan plus item sihir sekali pakai yang lain, semuanya ada di dalam sana.... dan jumlahnya sangat mengejutkan.

Momonga mau tak mau merasa senang dan tersenyum. Dengan ini, meskipun semua orang di dalam Nazarick menjadi musuhnya, item-item tersebut sudah cukup untuk menjamin keselamatan Momonga sendiri.

Menatap kosong pertarungan Aura dan Mare, Momonga mulai membuat kesimpulan dari berbagai informasi yang dia peroleh sejauh ini.
NPC yang telah dia temui sejauh ini, apakah mereka hanya program?
Tidak, mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, dan tidak ada perbedaan dalam hal tersebut. Sebuah program pasti tidak akan bisa menunjukan emosi sebaik itu. Harus diasumsikan bahwa karena suatu alasan tertentu, mereka berubah menjadi seperti manusia.


Dan apa yang sebenarnya terjadi di dunia ini?
Momonga tidak tahu. Karena sihir dari Yggdrasil bisa digunakan disini, maka akan lebih tepat untuk menganggap bahwa dunia ini adalah permainan yang mirip seperti Yggdrasil. Tapi menurut penilaiannya sendiri, hal itu diragukan. Dunia ini sama sekali tidak mirip dengan dunia yang ada di dalam permainan. Dan terakhir, apakah dirinya masih berada di dalam permainan, atau apakah ini adalah dunia lain? Seharusnya, ada satu jawaban yang benar diantara kesimpulan itu. Walau sedikit aneh rasanya untuk menanyakan pertanyaan itu.

Apa yang harus dia lakukan untuk menghadap masa depan?
Dia harus mencari tahu, seluas apakah pengaruh dari Yggdrasil di dalam dunia ini. Jika seluruh monster-monster dan NPC yang tinggal di dalam Nazarick didasarkan kepada data elektromagnetik dari Yggdrasil, maka seharusnya dia tidak memiliki musuh disini.

Masalahnya adalah, jika ada suatu data lain yang bukan berasal dari data elektromagnetik Yggdrasil terlibat di dalam pemrograman para NPC. Maka dia harus mengambil tindakan yang berbeda untuk menghadapi mereka. Singkatnya, untuk sementara waktu, dia memiliki posisi tertinggi di dalam Nazarick, dan dia juga perlu menunjukkan sikap yang penuh dengan keanggungan - jika memang harus dilakukan - dia harus bertindak dengan lebih tepat.

Jenis tindakan seperti apa yang harus diambil di masa depan?
Dia harus mencoba untuk mengumpulkan petunjuk-petunjuk, walaupun cara kerja dunia ini masih belum jelas, pada saat ini Momonga hanya seperti pengembara yang tidak tahu apa-apa. Dia harus berjalan dengan hati-hati, dan dengan cermat mengumpulkan informasi.

Jika ini adalah dunia yang berbeda, haruskah dia berusaha untuk mencari cara untuk kembali ke dunia aslinya?
Dia merasa ragu. Jika kamu punya teman di duniamu yang dulu, maka kamu harus melakukannya. Mungkin jika orang tuamu masih hidup, akan baik jadinya untuk memikirkan cara agar bisa pulang. Jika ada keluarga yang harus diberi makan, atau pacar...
Tapi tidak ada orang seperti itu yang menunggu Momonga disana.

Hidupnya hanyalah kerja berulang-ulang untuk perusahaannya, kemudian pulang. Setelah pulang dari bekerja, login ke Yggdrasil dan menunggu rekan-rekannya untuk login. Aku takut hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa depan. Lalu apa pentingnya untuk kembali pulang?

Tapi kalau memang ada kemungkinan untuk bisa kembali, maka dia harus mencoba untuk mencari caranya. Akan selalu lebih baik bila dia memiliki pilihan lain, karena mungkin di luar sana adalah neraka.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang...."

Ucapan rindu Momonga bergema di udara.

***

Primal Fire Elemental yang berukuran besar perlahan-lahan meleleh dan hilang tertiup angin. Hawa panas yang telah tersebar di udara juga perlahan-lahan mulai menghilang.
Dengan menghilangnya Primal Fire Elemental, Momonga merasa bahwa dominasi miliknya atas monster itu juga menghilang. Walaupun Primal Fire Elemental memiliki kekuatan penghancur dan daya tahan luar biasa, damage api mereka yang luar biasa bisa jadi sangat tidak efektif. Bagi seseorang dengan tingkat kelincahan yang tinggi seperti Aura, Primal Fire Elemental hanya akan menjadi sasaran besar.

 

2 komentar:

  1. bro lanjutan LMS mana??? mnding itu LMS d lnjutin,,, please

    BalasHapus
  2. ^_^ lanjutannya dong,... Overlord dan LMS nya, klu boleh req Re:Monster

    BalasHapus