Kamis, 07 Mei 2015

Stellar Transformation Vol 1 Chapter 3

Diskusi Malam Hari

“Siapa itu?” tanya seorang prajurit berbaju zirah hitam di pintu masuk Vila Berkabut dengan suara dingin. Prajurit berbaju zirah hitam lainnya juga mengamati siluet yang mendekat dari kejauhan. Baru setelah beberapa waktu berlalu, kedua prajurit itu bisa melihat dengan jelas bahwa orang yang datang tersebut adalah Pangeran Ketiga Qin Yu. Mereka pun merasa tekejut, namun mereka tetap berlutut seperti biasa dan berkata dengan penuh hormat: “Pangeran Ketiga!”

Karena Qin Yu telah berlari dari puncak gunung, ada butiran-butiran keringat yang mengalir di dahinya, namun kedua matanya tampak bersinar dan penuh dengan semangat. Seluruh wajahnya memerah. Ia berkata: “Kalian berdua, tolong berdirilah,” dan bahkan tersenyum kepada 2 prajurit berbaju zirah hitam tersebut. Setelah itu, ia buru-buru masuk ke dalam Vila Berkabut.

Kedua prajurit tersebut menatap punggung kecil Qin Yu dengan bingung.

“Saat Pangeran Ketiga pergi untuk mengamati bintang di puncak gunung, beliau biasanya menunggu sampai matahari terbit di hari esoknya. Kali ini, mengapa beliau kembali lebih awal?” ucap prajurit berbaju zirah hitam yang ada di sisi kiri dengan ragu.

Prajurit yang ada di sisi kanan juga menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bingung. Jelas, dia tidak mengetahui alasannya.

…................

Lian Yan adalah orang yang dipanggil sebagai “Kakek Lian” oleh Qin Yu. Dia adalah seorang tetua di dalam Klan Qin. Pangeran Penguasa Timur saat ini, Qin De, dibesarkan olehnya, jadi pengaruh yang ia miliki di dalam Klan Qin masih bisa dianggap sangat besar. 2 tahun yang lalu, Qin De menyuruhnya pergi ke Vila Berkabut untuk merawat Qin Yu.

Layaknya hembusan angin, Qin Yu berlari dengan cepat hingga sampai di depan kamar Lian Yan. Kemudian, menggunakan kepalan tangannya yang kecil, ia segera mengetuk pintunya dengan sekuat tenaga.

Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! …

“Kakek Lian, cepat buka pintunya. Ini aku, Xiao Yu. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan kakek. Cepat buka pintunya,” teriak Qin Yu dengan cepat. Setelah beberapa saat, cahaya lampu muncul dari dalam ruangan. “Xiao Yu, kakekmu ini barusan tidur sesaat yang lalu, tapi sekarang kamu sudah membangunkannya,” ucap suara yang terdengar ramah. Kemudian pintu kamar pun terbuka.

Seorang pria tua berusia 60 tahunan yang tampak ramah, yang tubuhnya diselimuti oleh mantel, muncul di hadapan Qin Yu.

“Ah, Xiao Yu, ada apa? Lihat, kepalamu mengeluarkan banyak keringat,” Lian Yan merasa terkejut saat ia melihat kondisi Qin Yu. Qin Yu ingin mengucapkan sesuatu, namun karena ia baru saja berlari dengan sekuat tenaga, ia hanya bisa menarik nafas. Lian Yan buru-buru berkata: “Ayo, masuklah ke dalam kamar terlebih dahulu, bicaranya nanti saja.” Sambil mengatakan itu, ia mengajak Qin Yu masuk ke dalam kamar.

Keduanya duduk di meja yang ada di dalam ruangan.

“Tenanglah, tidak perlu buru-buru. Mari kita bicarakan itu setelah nafasmu kembali normal,” ucap Lian Yan dengan cepat, saat ia melihat bahwa Qin Yu ingin mengucapkan sesuatu. Qin Yu mengambil nafas dalam-dalam, kemudian menatap Lian Yan dan berkata dengan teguh: “Kakek Lian, aku ingin mempelajari seni bela diri.”

“Mempelajari seni bela diri?” Lian Yan agak merasa terkejut mendengarnya. Setelah itu, ia tertawa sambil bertanya: “Xiao Yu, mengapa kamu ingin mempelajari seni bela diri?”

Mendengar tawa Lian Yan, Qin Yu agak tersentak. Namun kemudian ia tertawa gembira sambil berkata: “Tidak ada apa-apa. Hanya saja, semua paman-paman yang ada di Vila Berkabut sangatlah kuat, jadi aku juga ingin menjadi seperti mereka. Kakek Lian, bisakah aku mempelajari seni bela diri?”

Keinginan Qin Yu untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya ia kubur jauh-jauh di dalam hatinya. Ia hanya berpikir bahwa bila keinginannya terkubur di dalam hatinya, maka itu nanti akan menjadi sebuah tujuan yang bisa ia kejar tanpa henti.

“Xiao Yu, apa kamu tahu tentang apa yang namanya seni bela diri itu?” bukannya menjawab, Lian Yan malah balik bertanya.

Qin Yu menggelengkan kepalanya dan berkata: “Aku hanya tahu kalau praktisi seni bela diri adalah orang yang sangat kuat. Soal hal lainnya, aku tidak begitu mengerti. Dan tampaknya ada juga sesuatu yang bernama energi internal.” Sebagai anak berusia 8 tahun, walaupun Qin Yu sudah membaca cukup banyak buku, masih ada terlalu banyak hal yang tidak ia ketahui.

“Kalau begitu, pertama-tama aku akan memberikan pengenalan yang mendetil terlebih dahulu,” ucap Lian Yan sambil tersenyum.

Kedua mata Qin Yu langsung tampak bersinar. Ia menatap Lian Yan dan mulai memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan penjelasan Lian Yan.

“Pertama-tama, aku akan bicara tentang para pendekar yang ada di dunia ini. Mereka dibagi ke dalam pendekar Houtian dan pendekar Xiantian... Berdiri di atas pendekar Xiantan, adalah Shangxian,” ucap Lian Yan sambil tertawa, “Di Benua Qian Long, jumlah pendekar Houtian bisa dibilang ada sama banyaknya dengan jumlah ikan yang mengalir di sungai. Mustahil bagi kita untuk menghitung jumlah mereka semua. Namun untuk pendekar Xiantian, di seluruh Kerajaan Chu ini, jumlah mereka tidak lebih dari 100 orang.”

“100 orang?” ucap Qin Yu dengan terkejut, “Bukannya penduduk dari Kerajaan Chu ini jumlahnya mencapai angka 4 milyar? Bagaimana mungkin jumlah pendekar Xiantian bisa sedikit itu, dan hanya ada satu dari puluhan juta orang?”

Lian Yan menghela nafas dan berkata: “Untuk menjadi pendekar Houtian, seseorang hanya membutuhkan suatu metode latihan yang cocok bagi mereka. Namun untuk bisa menjadi pendekar Xiantian, itu sangatlah sulit. Ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi pendekar Xiantian: Pertama, kamu harus memaksimalkan level Houtian mu. Dan kedua, kamu harus mendapat suatu pencerahan intuitif dalam hukum langit.”

Tanpa menunggu, Qin Yu segera bertanya: “Apa itu yang namanya hukum langit?”

Lian Yan langsung tertawa terbahak-bahak: “Hukum langit itu bukanlah suatu objek, namun sejenis konsep yang hanya bisa kamu pahami sendiri, dan sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Ada beberapa orang yang sudah mencapai puncak dari level Houtian selama lebih dari 10 tahun, namun karena mereka masih belum mendapatkan pencerahan intuitif, mereka pun tidak bisa menyelesaikan langkah terakhir yang harus mereka ambil. Sebagai hasilnya, mereka tidak mampu menjadi pendekar Xiantan dalam seumur hidup mereka. Namun bila mereka berhasil menjadi pendekar Xiantian, jangka hidup mereka akan meningkat menjadi 500 tahun.”

“500 tahun!” Mulut Qin Yu menganga mendengarnya.

Melihat ekspresi Qin Yu yang menggemaskan, Lian Yan tertawa: “Untuk menjadi pendekar Xiantian sangatlah sulit. Namun bila kamu bisa mencapainya, akan ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapat. Energi Xiantian yang ada di dalam tubuh pendekar Xiantian, pada dasarnya berbeda dari energi yang dimiliki oleh pendekar Houtian. Keduanya berada dalam tingkat yang jauh berbeda antara satu sama lain.”

…...............

“Ah, Kakek Lian, di atas pendekar Xiantian masih ada Shangxian, benar? Seberapa kuatnya mereka?” tanya Qin Yu dengan mata berbinar-binar.

Bila pendekar Xiantian saja sudah sekuat itu, lalu sehebat apakah Shangxian itu?

“Bagaimana mungkin orang bisa semudah itu menjadi Shangxian?” Lian Yan menghela nafas: “Saat menemui mereka, bahkan seorang kaisar juga harus memberi penghormatan dan menyebut 'Shangxian' dengan suara lantang dan penuh dengan hormat. Para kaisar ini merasa takut untuk dibunuh oleh Shangxian, karena Shangxian mampu terbang ke langit kesembilan dengan pedang terbang mereka. Pada dasarnya, mereka tidak lagi dianggap sebagai makhluk hidup!”

“Terbang ke langit kesembilan?”

Sebuah gambaran secara spontan muncul di dalam pikiran Qin Yu, dimana ia sendiri berdiri di atas pedang terbang sambil terbang menuju langit kesembilan. Hati si kecil Qin Yu merasa tergoda dengan kenikmatan dan kebebasan semacam itu. Tanpa ia sadari, keinginan untuk menjadi seorang Shangxian sudah tertanam di dalam pikirannya.

“Kerajaan Chu secara menyeluruh memiliki pendekar Xiantian dengan jumlah yang hampir mencapai 100 orang, namun... dalam 100 tahun terakhir, belum ada seorang pun Xiantan baru yang muncul di kerajaan ini. Ditambah lagi, di seluruh Kerajaan Chu, hanya ada 3 Shangxian. 2 diantaranya sudah menjadi Shangxian sejak lebih dari 300 tahun yang lalu. Selama 300 tahun terakhir, hanya Paman Feng mu sendiri yang mampu menjadi seorang Shangxian.”

“Paman Feng?” Qin Yu ingat dengan Paman Feng. Paman Feng yang berpakaian serba putih, dan sering mengendarai burung bangau putih itu ternyata adalah seorang Shangxian?

Lian Yan melanjutkan: “Namun, bila kamu ingin menjadi seorang Shangxian, maka lebih baik bila kamu pergi ke Kepulauan Immortal dan belajar dari ahlinya disana. Tapi siapa lagi yang mengetahui lokasi dari Kepulauan Immortal, selain dari Shangxian dari masing-masing kerajaan? Bila ada orang biasa yang mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan seorang Shangxian, apakah mereka layak untuk menanyakan lokasi dari Kepulauan Immortal kepada Shangxian tersebut?”

“Dan sekalipun lokasi tersebut berhasil diketahui, Kepulauan Immortal itu tetap saja terlalu jauh jaraknya dari Benua Qian Long. Setiap tahun, ada lebih dari 10,000 orang dari Benua Qian Long yang pergi untuk mencari Kepulauan Immortal dan mempelajari seni bela diri disana. Mereka semua adalah orang-orang yang luar biasa, namun ada terlalu banyak bahaya yang tersembunyi di lautan sana, jadi hanya ada 1 dari 1,000 orang yang akan bisa sampai di Kepulauan Immortal hidup-hudup,” ucap Lian Yan dengan emosional.

Kedua mata Qin Yu langsung tampak bersinar. Ia bertanya: “Kakek Lian, bila ada 10 orang yang berhasil mencapai Kepulauan Immortal setiap tahunnya, lalu mengapa jumlah Shangxian yang ada di Benua Qian Long sangat sedikit?”

Menurut pemahaman Qin Yu, bila setiap tahun ada 10 Shangxian baru, maka bukannya akan ada terlalu banyak jumlah mereka di dalam Benua Qian Long?

Namun jumlah Shangxian yang ada di seluruh Benua Qian Long ini terlalu sedikit. Dalam seribu tahun terakhir, total jumlah Shangxian yang muncul tidaklah lebih dari 10 orang.

“Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi Shangxian hanya dengan mencapai Kepulauan Immortal?” ucap Lian Yan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, “Shangxian itu sangatlah spesial. Bagaimana mungkin semua orang bisa menjadi Shangxian? Sekalipun metode yang digunakan untuk mencapai level Shangxian diketahui oleh semua orang, hanya ada 1 dari 1000 orang yang akan memiliki bakat yang dibutuhkan untuk mempelajarinya.”

“Ah, bukannya itu berarti akan dibutuhkan waktu selama hampir 100 tahun sebelum ada seseorang yang tiba di Kepulauan Immortal berhasil menjadi Shangxian, karena hanya ada 10 dari mereka yang datang setiap tahunnya?” Qin Yu langsung merasakan, betapa sulitnya bagi seseorang untuk menjadi seorang Shangxian.

Lian Yan tiba-tiba berdiri dan melihat ke luar jendela.

“Shangxian? Itu adalah sebutan yang sangat mempesona. Tak terhitung berapa jumlah pendekar di seluruh Benua Qian Long yang menjadi gila karenanya. Semua pendekar ingin menjadi seorang Shangxian. Untuk bisa memenggal kepala orang dari jarak seribu li, sesaat setelah pedang terbangnya dihunuskan, coba bayangkan, kekuatan sihir macam apa itu?” Ada sedikit tanda keinginan di dalam tatapan Lian Yan. Kemudian ia berkata dengan emosional: “Bahkan ayahmu juga terus-terusan membutuhkan bantuan dari seorang Shangxian. Bila ada satu lagi Shangxian yang bersedia untuk membantu ayahmu, mungkin tujuannya akan bisa tercapai.”

Jantung Qin Yu mendadak berdegup lebih kencang.

“Tujuan ayah?”

Pada waktu yang sama, aliran yang hangat mengalir di seluruh tubuhnya. Qin Yu langsung merasa bahwa seluruh tubuhnya dipenuhi dengan energi. “Kalau aku mempelajari seni bela diri dan menjadi seorang Shangxian, ayah akan merasa sangat bahagia. Saat waktunya tiba, aku juga akan bisa membantu ayah.”

Membayangkan dirinya sendiri menjadi seorang Shangxian, mampu membantu ayahnya, dan bisa mendapat pujian dan rasa hormat dari ayahnya, hati Qin Yu, yang selama ini merasa kesepian dan rindu akan kasih sayang dari ayahnya, mulai memanas.

'Untuk ayah, aku pasti akan menjadi seorang Shangxian,' pikir Qin Yu, sambil menggigit bibirnya. Tatapannya menunjukkan resolusi yang tidak tergoyahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar